Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan Herskovits memandang bahwa kebudayaan merupakan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain yang kemudian disebut sebagai superorganik. Dari kedua pernyataan 2 ahli diatas dapat disimpulkan bahwa adalah sesuatu hal yang dilakukan atau dipikirkan oleh sekelompok masyarakat yang memiliki sebuah persamaan dan dilakukan secara turun temurun. Di Indonesia terdapat sangat banyak budaya karena keanekaragaman suku ytang ada di Indonesia.
Masing-masing suku bangsa memiliki kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Suku bangsa ada yang asli dari Indonesia ada juga yang memiliki campuran dari luar. Menurut sensus BPS tahun 2010 Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok suku bangsa. Suku Jawa adalah kelompok terbesar di Indonesia mencapai 41%(95,2 juta) yang tersebar di seluruh Indonesia. Disusul dengan Suku Sunda dengan 15% (36.7 juta). Salah suku bangsa yang memiliki jumlah terkecil adalah Etnis Tionghoa dengan 1.2% (3 juta).
Etnis tionghoa memiliki ragam kebudayaan yang banyak dibawa dari negri China. Tidak sedikit budaya yang dibawa dan sampai hari ini masih dilakukan oleh kaum etnis tionghoa di Indonesia dari mulai upacara hingga makanan. Hal tersebut akhirnya hal-hal tersebut menjadi budaya di Indonesia. Kebudayaan-kebudayaan tersebut menjadi tradisi oleh kaum etnis tionghoa di Indonesia. Contoh kebudayaan etnis tionghoa seperti imlek, barongsai, kue bulan, angpau, dll. Salah satu budaya yang menarik adalah angpau.
Angpau adalah salah satu hal yang paling dinantikan oleh anak-anak atau remaja yang merayakan Imlek. Bagi masyarakat Tionghoa, angpau adalah bingkisan dalam amplop merah yang berisi sejumlah uang untuk menyambut tahun baru imlek atau perayaan-perayaan lainnya. Dalam kamus Bahasa Mandarin adalah "uang yang dibungkus dalam kemasan merah sebagai hadiah; bonus bayaran; uang bonus yang diberikan kepada pembeli oleh penjual karena telah membeli dibungkus produknya; sogokan".
Angpau biasanya muncul pada upacara pernikahan, ulang tahun, hingga saat Hari Imlek. Angpau melambangkan kegembiraan dan sukacita dan dipercayai dapat memberikan nasib baik dan mengusir hal-hal yang negatif. Maka sebenarnya angpau tidak boleh diberikan saat mengalami rasa sedih atau belasungkawa. Namun pada prakteknya angpau sering diberikan untuk keluarga yang anggotanya baru meninggal, dengan harapan bahwa angpau tersebut akan membantu keluarga tersebut.
Sumber :
www.wikipedia.co.id
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja