|
|
|
|
Bersih Desa Kandangan Tanggal 06 Aug 2018 oleh OSKM18_16918220_Muhammad Febrilian Syah. |
Bersih Desa Kandangan
Bersih Desa merupakan slametan atau upacara adat Jawa untuk memberikan sesaji kepada danyang desa. Bersih desa dilakukan oleh masyarakat dusun untuk membersihkan desa dari roh-roh jahat yang mengganggu. Bersih desa, sebagai upacara adat, memiliki makna spiritual di baliknya.Pertama-tama bersih desa bertujuan untuk mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang didapat.Selanjutnya, upacara bersih desa bertujuan untuk memohon perlindungan kepada danyang sebagai penjaga sebuah desa.Terakhir, tujuan bersih desa adalah untuk memohon berkat agar hasil panen berikutnya melimpah. Selain itu, bersih desa juga memuat tujuan solidaritas di dalamnya. Makanan yang menjadi santapan bersama adalah hasil sumbangan warga sendiri.
Kandangan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.Kecamatan Kandangan merupakan perbatasan antara Kabupaten Kediri dengan Kabupaten Malang. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai pedagang dan petani. Kecamatan ini terdiri dari beberapa desa. Salah satu desa yang melaksanakan ritual Bersih Desa adalah Desa Kandangan yang berada di Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur.
Bersih desa Kandangan biasa diadakan dalam rangka menyambut 1 Muharram. Bersih Desa yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kandangan bisa dibilang cukup unik. Prosesinya dimulai dengan doa bersama di pendopo desa dan dilanjutkan dengan kirab adat. Puncak dari prosesi bersih desa di Desa Kandangan adalah prosesi mbeleh atau menyembelih bayi laki-laki dan perempuan dan menguburnya. Bayi disini adalah bayi-bayian yang terbuat dari tepung terigu dan diisi dengan gula merah sebagai darahnya. Penguburan bayi dilakukan di dua tempat berbeda di sekitar Desa Kandangan. Bayi pertama dikuburkan di perempatan pasar raya Kandangan sedangkan bayi yang kedua dikuburkan di Jalan Imam Fakhih.
Menurut para sesepuh, dahulunya Desa Kandangan adalah sebuah wana wingit atau hutan yang angker hingga akhirnya sing mbabat alas membuka hutan dan mendirikan pemukiman disana. Penunggu hutan marah besar dan sering mengganggu penduduk dan sering terjadi pertarungan sengit antara sing mbabat alas dengan penunggu hutan. Untuk menghindari pertarungan yang lebih sengit, akhirnya sing mbabat alas membuat kesepakatan dengan penunggu hutan. Penunggu hutan menginginkan persembahan berupa bayi laki-laki dan bayi perempuan setiap tahunnya dan sing mbabat alas menyanggupi syarat tersebut. Ketika masa pemberian persembahan tiba, sing mbabat alas tidak membawa bayi asli melainkan bayi tiruan karena penunggu hutan tidak menyebutkan bayi apa yang harus dipersembahkan.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |