|
|
|
|
Bahasa Pamona Bare'e Tanggal 24 Jun 2015 oleh Shabrina Putri. |
Suku Pamona yang mendiami daerah Poso Sulawesi Tengah ini menggunakan Bahasa Pamona dalam komunikasinya. Bahasa ini merupakan rumpun dari bahasa Malayo-Polinesia dan turun ke bahasa Kaili-Pamona. Bahasa Pamona hanya memiliki ragam lisan saja, tidak memiliki ragam tulisan atau aksara. Tahun 1912 bahasa Pamona pernah diteliti, dan bahasa ini kemudian disebut dengan bahasa Bare'e. dari hasil penelitian tersebut, bahasa Pamona sekelompok dengan bahasa Napu, Besoa, dan Ledoni. Penuturan Bahasa Pamona dipakai oleh sebagian besar suku yang mendiami daerah Poso.
Selain itu dituturkan pula oleh masyarakat Wotu, Mangkutana dan Masamba di Sulawesi Selatan. Masyarakat Wotu, Mangkutana dan Masamba menggunakan Bahasa Pamona karena sejarahnya kala itu kerajaan Pamona pernah kalah perang melawan kerajaan Luwu Palopo. Suku Pamona kemudian banyak diperintahkan ke Luwu, sehingga sebagian ada yang menetap di Wotu, Maungkutana dan Masamba. Bahasa Pamona bisa dikatakan bahasa yang dituturkan terbanyak di Sulawesi Tengah setelah bahasa Kaili.
Bahasa Pamona memiliki berbagai dialek, di antaranya dialek Onda'e di Taripa dan sekitarnya, dialek Puumboto di Pendolo, Mayoa, Wotu, Mangkutana dan Masamba. Lalu ada dialek Pebato di kasiguncu, Tangkura, dan Sulewana. Ada lagi dialek Lage di wilayah Kecamatan Lage, dan dialek Taa serta Ampana di sekitar wilayah Ampana.
Masing-masing dialek bahasa Pamona mempunyai sedikit perbedaan baik dalam intonasi maupun kata-kata tertentu yang tidak dipunyai oleh subsuku yang lain. Bahasa Pamona juga mengenal strata dalam penuturan dengan tingkat kesopanan tertentu. Namun secara umum, masing-masing subsuku dapat mengerti satu sama lain ketika bercakap-cakap.
Struktur Bahasa Pamona cukup unik, setidaknya jika ditinjau dari ragam asal suku kata. Suatu kata asal tersebut dapat mempunyai banyak arti tatkala kata itu sendiri ditambahkan awalan, akhiran, sisipan ataupun imbuhan.
Contoh asal suku kata yang berubah arti setelah ditambah awalan, akhiran atau imbuhan dan membentuk beragam arti contoh: asal kata (dasar) ja'a = jahat;maja'a = rusak, jahat; kaja'a = kejahatan ; ja'andaya = kemarahan; kakaja'ati = sayang (untuk barang yang rusak)ja'anya =kerugiannya, sayangnya; ja'asa = alangkah jahatnya; ja'ati=di rusaki ja'a-ja'a=buruk; contoh lain : monco = benar; kamonconya=sesungguhnya, sebenarnya; monco-monco=sungguh-sungguh; moncoro = bersiaga; moncou= terayun;... dan banyak lagi.
Kemudian beberapa kata dasar yang jika digolongkan menjadi kata-jadian (seperti di atas, sebagian kata jadian tetapi sebagian tidak dapat digolongkan sebagai kata jadian) yang hanya bertokar tempat huruf, lantas membentuk lain arti contoh : soe = ayun; soa = kosong; sue = mencontoh, sia = sobek; sou/sau=turunkan (dari gendongan yang memakai tali/kain) sua=masuk sai= kais (ayam)seo (sobek2 karena lapuk)
Bahasa Pamona yang unik tersebut beberapa frasa suku katanya seperti hanya dipelintir, dan timbullah arti kata yang berbeda. Contoh : mekaju (mencari kayu bakar) mokuja (sedang berbuat apa?) makuja (bertanya mengenai gender bayi yang baru lahir)mokijo (bunyi teriakan riuh sebangsa monyet) mokeju (bersanggama).
Contoh lain: koyo (usung) kuya (jahe) kayu (usungan yang terbuat dari pelepah rumbia)koyu (simpul tali berkali-kali pada suatu rentang tali). contoh lainnya : Lio (wajah) lou (ayun badan kebawah) lau (ada dengan pengertian tempat dimaksud berada di tempat yang lebih rendah) lua (muntah) loe (jinjing) liu (lewat) dan sebagainya.
Dalam hal intonasi, kalimat pertanyaan tidak berbeda susunan kalimatnya dengan kalimat pernyataan. Hanya saja, dalam penulisan kedua kalimat tersebut dilukiskan melalui angka-angka untuk menggambarkan intonasi. Angka 4 adalah extra high Angka 3 adalah high Angka 2 adalah mid Angka 1 adalah low
Kalimat pernyataan dilukiskan dengan angka 2.3.1. Sedangkan kalimat pertanyaan dilukiskan dengan angka 3.2.1.
Karena penutur bahasa Pamona terbanyak di Sulawesi Tengah, maka masyarakat Poso khususnya Pamona sedari kecil harus dibiasakan menggunakan bahasa Pamona. Bahasa Pamona akan semakin berkurang penuturnya bila orang tua tak menurunkan bahasa Pamona kepada anak-anaknya.
Sumber : http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1287/bahasa-pamona-bare-e
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |