Naskah Kuno dan Prasasti
Naskah Kuno dan Prasasti
naskah kuno Daerah Istimewa Yogyakarta jogjakarta
Babad Nitik - Yogyakarta
- 18 April 2016
Naskah asli Babad Nitik tersimpan di Perpustakaan (Widyabudaya) keraton Yogyakarta. Babad ini ditulis di atas kertas berukuran folio, dengan tinda hitam, berhuruf Jawa dengan bahasa Jawa Bercampur Kawi, digubah dalam bentuk tembang macapat. Penulisnya tidak diketahui, tetapi diterangkan bahwa ditulis atas perintah Sultan Hamengku Buwono VII. Waktu penulisannya disebutkan dengan Sengkalan “Resi nembah ngesthi tunggal” (1867 Jw/1936 M).
 
Babad Nitik (Sultan Agung) yang seluruhnya terdiri dari tiga puluh lima pupuh tembang itu berisikan pengalaman Sultan Agung sejak masih menjadi putera mahkota, pelantikannya sebagai Sultan dan masa pemerintahannya yang berpusat di keraton Kerto. Diceritakan bahwa sewaktu masih menjadi putera mahkota, beliau mengadakan perjalanan ke seluruh Jawa, Asia Tenggara, Timur Tengah, bahkan ke dasar laut dan alam kedewataan. Semua perjalanan itu dilaksanakan secara gaib.
 
Seperti kita ketahui pada zaman dahulu keyakinan yang hidup dalam masyarakat kita bahwa raja itu bukan manusia biasa, melainkan manusia dewa yang memiliki kelebihan-kelebihan dari manusia biasa. Pada zaman Sultan Agung berkuasa, agama Islam sedang berkembang pesat di atas dasar budaya Jawa sebelum itu. Seorang raja yang berwibawa dan berpredikat “Gung Binathara” adalah raja yang berkualitas manusia-dewa sekaligus Khalifatullah. Dalam babad tersebut diceritakan bahwa Sultan Agung pergi ke Mekkah untuk minta pengakuan sebagai Khalifatullah. Perjalanan putera mahkota Mataram (sebelum dinobatkan) ke seluruh Nusantara dan Asia Tenggara dalam rangka “nitik” atau menjajagi keadaan daerah yang dikunjungi tersebut, dalam upaya pengembangan kekuasaan kelak jika telah memegang tampuk pemerintahan. Rupanya dengan alasan itulah maka babad ini dinamakan Babad Nitik.
 
Sang putera mahkota Mataram yang bergelar Pangeran Adipati itu selalu mampu menundukkan negara-negara yang dikunjungi dengan kesaktiannya sendiri. Kemudian raja dan rakyat dari negara yang sudah tunduk itu bersedia masuk Islam. Cerita ini mirip dengan hikayat Amir Hamzah (di Jawa terkenal dengan nama Wong Agung Menak) dalam menyebar atau mengembangkan Islam. Hal ini untuk membuktikan atau menunjukkan bahwa Sultan Agung adalah Khalifatullah.
 
Di samping itu Babad Nitik juga berisi hal-hal yang berbau mistik, seperti: Sulatan Agung kawin dengan Dewi Ratu Kidul. Begitu juga Sultan dapat terbang ke Kadewataan (Surga) dan bertemu dengan tokoh-tokoh dari dunia pewayangan, yakni Pandawa yang dipandang sebagai leluhur. Pergi ke Mekkah hanya dalam beberapa menit dan sebagainya. Hal itu semuanya untuk menunjukkan bahwa beliau berkualitas Raja-Dewa-Khalifatullah. Biasanya Babad memang diwarnai oleh hal-hal yang berbau mistik seperti itu.
 
Babad Nitik juga sebenarnya banyak berisi informasi kebudayaan dan kesejarahan. Akan tetapi informasi kesejarahan yang terdapat dalam babad harus diuji betul-betul kebenarannya, dengan cara membandingkan dengan sumber-sumber lain sebab dalam babad banyak sekali hal-hal yang bersifat fiktif.
 
Beberapa informasi yang dapat dipertimbangkan untuk dikaji lebih jauh sebagai data sejarah dan kebudayaan, diantaranya:
  1. Tentang sifat seorang raja yang baik adalah: (a) pandai memikat para prajurit dengan penghasilan yang cukup, dan tidak menyakiti hatinya; (b) tidak membuat sakit hati rakyat; (c) bijaksana, hati-hati, cepat dalam mengambil keputusan; (d) pandai mendidik rakyat; (e) selalu waspada terhadap tingkah laku rakyatnya; (f) bertanggung jawab; (g) berbudi halus dan luhur; (h) taat beragama dan beribadah; (i) sabar berdasarkan kearifan huum; (k) teguh pendirian; (l) dapat mengelakkan segala godaan; dan (m) menyebarluaskan agama.
  2. Sebagai seorang seniman, beliau menciptakan: (a) tari serimpi; (b) menyempurnakan gamelan dengan menambah instrumen bedug dan saron ricikan; (c) menciptakan gending Andong-andong, Madubrata, Kodok Ngore dan Monggang; dan (d) menciptakan Wayang Gedhog dalam cerita siklus Panji.
  3. Sultan Agung naik tahta tahun 1617. Dalam catatan sejarah, Sultan Agung naik tahta pada tahun 1613, tetapi menurut Babad Nitik baru tahun 1617 karena pada waktu Prabu Hanyakrawati (Raja Mataram II) mangkat belitu tidak ada di tempat dan tidak diketahui sedang berada di mana. Oleh karena itu diangkatlah adiknya yang bernama Pangeran Martopuro. Baru pada tahun 1617 beliau muncul. Pangeran Martopuro turun tahta, lalu pergi ke Bagelen, tidak lama mangkat dan dimakamkan di bukit Sela Bagelen.
  4. Semasa pemerintahannya, beberapa kali ganti pejabat tinggi: (a) Patih: Tumenggung Mandaraka (1617-1623), Tumenggung Singaranu (1623-1645); (b) Pengulu: Wanatara (1617-1619), Pangeran Kepodang (1619-1620), Kyai Serang (1620-1622), Ahmad Kategan (1622-1645); (c) Jaksa: Juru Mayemditi (1617-1623), Kyai Mas Sutamarta (1623-1645).
  5. Sultan Agung memugar makam Tembayat. Pada tahun 1620 Sultan Agung memugar pemakaman Tembayat (Kabupaten Klaten) di mana terdapat makam Pangeran Pandanaran yang telah mengajar Ilmu Paramawidya kepada Sultan Agung dan menjadikan daerah Tembayat bebas pajak (perdikan).
  6. Membangun pemakaman Imagiri. Sultan Agung membangun pemakaman untuk dirinya di bukit Girilaya, sebelah utara-timur Imagiri. Sewaktu pembangunan makam belum selesai Pangeran Juminah (pamannya) meninggal di tempat itu dan dimakamkan di tempat itu juga. Kemudian Sultan Agung membangun pemakaman Imagiri seperti yang masih ada sampai sekarang.
  7. Sultan Agung tidak gagal menyerang Kumpeni. Hasil utamanya adalah semangat juang yang terus berkobar.
  8. Keraton Sultan Agung di Kerto menjadi model. Sultan Agung setelah naik tahta memindahkan keratonnya ke Kerta (sebelah selatan Yogyakarta), keraton itu bagus tetapi tidak berpagar benteng, melainkan hanya berpagar korden dari kain sutera karena Sultan merasa tidak perlu, tidak ada orang yang berani mengganggu keraton raja yang sakti itu.
Kiranya Keraton Kerto inilah yang menjadi model Keraton Surakarta dan Yogyakarta yang masih ada hingga sekarang ini, kecuali bentengnya.
 
 
 
 
Sumber:
Tim Koordinasi Siaran Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1991. Aneka Ragam Khasanah Budaya Nusantara II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
 
 
 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya