Pamijahan adalah nama tempat wisata bagi peziarah yang berada di desa pamijahan kecamatan Bantarkalong kabupaten Tasikmalaya. Sejarah Pamijahan mengacu kepada dua situs yang menarik peziarah untuk mendatangi kawasan asri ini yaitu Goa Safarwadi dan Makam Waliyullah Syeh Abdul Muhyi, kehadiran orang orang ke pamijahan banyak terpusat di kedua area ini saat melakukan ziarah terutama dibulan bulan tertentu, sehingga apabila memasuki bulan tersebut wisata ziarah pamijahan sangatlah padat karena aktivitas para peziarah yang datang berkunjung dari berbagai wilayah tanah air.
Bahasan tentang Gua Safarwadi dan Makam Waliyullah Syeh Abdul Muhyi akan dilanjut pada posting selanjutnya, Insya Allah
Pamijahan terkenal keberadaannya sebagai kawasan yang masih terjaga dan sering dikunjungi orang-orang dari berbagai pelosok tanah air bahkan manca negara dan merupakan salah satu peninggalan bersejarah awal mula tersebarnya agama Islam diberbagai kawasan.
Pamijahan terletak di sebuah kampung dipinggir sungai dan merupakan pusat dari kedusunan setempat yang masih terlihat asri dan alami karena penduduk lokal menjaga dan mentaati nasihat dari para tokoh sepuh dan ulama dalam menjaga alam secara lestari, adapun kini banyak perubahan terjadi terutama di area terminal dan sekitarnya karena tuntutan akan perlunya daya tampung lebih besar untuk fasilitas transportasi terutama bus-bus besar antar propinsi yang mengantarkan peziarah ke pamijahan sering datang dan terparkir di kawasan terminal sehingga area pusat kedatangan peziarah ini terus dikembangkan untuk mencukupi kebutuhan tersebut.
Bagi para peziarah yang pernah mengunjungi pamijahan antara 10 atau 20 tahun yang lalu pasti merasakan perbedaan mencolok tentang adanya pembangunan dan pelebaran area terminal sebelum memasuki “Kaca kaca” atau gerbang sebelum memasuki wilayah ziarah.
Asal Usul Nama Pamijahan
Kampung ini dinamakan pamijahan karena tempat tersebut sering dikunjungi banyak orang yang hendak berziarah ke makam Waliyullah Syeh Abdul Muhyi. Seiring dengan bertambahnya kedatangan peziarah yang datang tanpa kenal waktu dan bergantian mengunjungi area tersebut menjadikan keadaan dan suasana setempat seperti layaknya “ikan yang akan bertelur”
Pamijahan berasal dari kata Mijah, dalam bahasa sunda yang berarti tempat ikan bertelur, ini mengandung filosofi menarik karena pada kenyataanya ikan yang bertelur dan menetas dapat menghadirkan generasi baru yang diharapkan mampu meneruskan dan mewarisi sifat sifat induk atau leluhurnya guna melanjutkan cita cita pada awal mulanya. Jadi jelas bahwa asal muasal nama dan Sejarah Pamijahan mengandung arti yang baik dan bermakna, sangat berbeda jauh dengan menerjemahkannya secara serampangan dan tanpa ilmu yang menyebutnya sebagai tempat pemujaan, Naudzubillahi mindzalik…
Sumber: http://pamijahan.com/sejarah-dan-asal-usul-pamijahan/
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.