Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Barat Indramayu
Asal Usul Desa Penganjang #DaftarSB19
- 16 Februari 2019

Asal-Usul Desa Penganjang Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu

DaftarSB19

Pada jaman dahulu ada seorang pemuda yang mempunyai keinginan untuk menjadi seorang pengembara. Pemuda itu bernama Jakatarub. Jakatarub adalah seorang pemuda yang bertubuh tegap, gagah dan cerdas. Demikianlah pengembaraan Jakatarub dari waktu ke waktu ditempuhnya denga penuh ketenangan dan ketabahan, meskipun banyak mengalami rintangan. Jakatarub berasal dari Solo. Ia sampai ke Indramayu sebelum Syarif Hidayatullah menyebarkan agama Islam di Cirebon. Karena takdir yang Maha Kuasa, maka Jakatarub akirnya sampai ke suatu tempat yang menjadi kisah tak terlupakan, terutama bagi orang-orang Indramayu.

Nama asli Jakatarub adalah Ki Gede Kirom, sedangkan nama julukannya yaitu Ki Gede Penganjang. Ki Gede Kirom mempunyai beberapa nama panggilan, diantaranya yaitu: 1. Ki Jakatarub 2. Ki Gede Penganjang 3. Ki Gede Laha, karena ia sebagai pembuat "laha" (perikanan).

Disebut Ki Jakatarub karena dapat melindungi masyarakat pada waktu itu. Sedangkan nama Ki Gede Penganjang karena mulai saat itulah ditinggalkannya anjang-anjang.

Di tempat pengembaraannya itu, Jakatarub menemui beberapa bidadari yang sedang bersuka ria sambil mandi di sebuah telaga yang bening airnya. Tempat itu bernama Sumur Krapyak. Melihat kejadian itu, Jakatarub berkeinginan untuk menyaksikan lebih dekat agar lebih jelas siapa bidadari-bidadari itu. Ia mulai mengintai dari balik pepohonan yang ada di sekitar sumur.

Setelah bidadari itu puas bermain, maka pulanglah mereka ke kahyangan (langit). Tetapi salah satu dari mereka itu tidak dapat terbang karena baju antrakusumanya hilang. Jakatarub senang melihat bidadari itu tidak dapat pergi. Ia sengaja menyembunyikannya dengan tujuan supaya bidadari itu mau dijadikan istri. Kemudian ia menegur dan membujuk bidadari itu agar mau dikawini. Setelah permintaan Jakatarub itu dipenuhi, maka sejak saat itu mereka menjadi sepasang suami-istri yang bahagia. Dari istrinya itu, Jakatarub dikaruniai seorang anak yang diberi nama Atasangin. Di Banten Jakatarub berputra seorang lagi bernama Ki Gede Bagong.

Pada suatu hari istrinya ingin pergi memandikan anaknya ke sungai. Pada waktu itu periuk (tempat menanak nasinya) masih diterpanggang di atas api. Sebelum pergi, bidadari Nawangwulan (istri Jakatarub) itu berpesan kepada suaminya agar sekali-kali tidak membuka tutup periuk itu. Tetapi sebaliknya, sang suami (Jakatarub) itu merasa penasaran akan rahasia di balik larangan tersebut dan ingin membuka tutup periuk itu. Setelah dibuka, terlihat di dalamnya ada padi yang masih bersatu dengan tangkainya.

Setelah sampai di rumah, istrinya tahu bahwa suaminya telah membuka tutup periuk itu. Ia berkata kepada suaminya dengan nada kesal, "Mas, mulai sekarang buatlah lesung (alat menumbuk padi) dengan alunya untuk menumbuk padi, karena padi itu tidak dapat ditanak denga kulit dan tangkainya sebab kau telah membuka tutup periuknya tadi." Demikianlah si istri tiap hari mengambil padi di lumbung untuk ditumbuk. Isi lumbung itupun makin lama makin sedikit hingga hampir habis.

Pada suatu hari si istri pergi mengambil padi lagi seperti biasa, tetapi dengan tak disangka-sangka ditemukannya baju antrakesumanya yang hilang. Mulai saat itulah Nawangwulan timbul keinginan utnuk kembali ke kahyangan. Jakatarub, sang suami, bertanya, "bagaimana dengan anak kita yang masih kecil dan masih menyusu ini? Apakah kau tega meninggalkannya?" "Ya apa boleh buat aku harus pergi," jawab Nawangwulan, istrinya. "Untuk itu Mas harus membuat anjang-anjang yang dirambati tanaman labu putih. Jadi kalau anak kita ingin menyusu, letakkanlah anak itu di atas anjang-anjang. Kemudian bakarlah merang ketan hitam. Kalau saya mencium asapnya, saya akan turun ke bumi untuk menyusuinya."

Demikianlah hal itu dilakukan oleh Jakatarub sampai anaknya besar dan tidak menyusu lagi. Itulah sebabnya sampai sekarang di Penganjang tidak boleh menanam labu putih dan menanam ketan hitam.

Sumber : Sejarah Indramayu dan Folklore Daerah Indramayu, hal: 313

http://alfaqihstory.blogspot.com/2012/01/asal-usul-desa-penganjang-sindang.html?m=1

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya