BeritaGresik.com – Danau Kastoba merupakan satu di antara sekian banyak wisata alam yang menjadi unggulan di Pulau Bawean. Danau ini memang memiliki daya tarik tersendiri, selain menawarkan kesejukan, di tempat ini terdapat pohon raksasa yang sudah berumur ratusan tahun.
Di balik keindahannya, Danau Kastoba ini menyimpan cerita yang sangat menarik terkait dengan asal-usulnya. Meskipun hanya sebatas legenda yang berkembang di masyarakat, namun cerita ini sangat menarik diikuti dan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat Bawean, pada zaman dahulu Pulau Bawean masih bernama Pulau Majeti. Di tengahnya terdapat pohon besar dan anggun, tetapi rindang sehingga jika seseorang berdiri di bawahnya bisa menjangkau sebagian daun pohon tersebut.
Kala itu Pulau Majeti diperintah oleh Ratu jin yang sangat berwibawa. Bahkan semua makhluk yang ada di daerah kekuasaanya pun tunduk kepadanya, baik makhluk halus (gaib) maupun makhluk yang berwujud.
Ratu jin di Pulau Majeti sangat termashur dan dikenal oleh ratu-ratu jin yang lain di nusantara ini, sebab di daerah kekuasaannya terdapat pohon sakti yang tidak dimiliki ratu jin lain di kepulauan nusantara ini. Pohon sakti itu sangat besar dan rindang, yang terletak di tengah Pulau Majeti.
Karena itu, Ratu Jin selalu mengubah kebijaksanaanya setiap waktu. Itu dilakukan tak lain demi menyelamatkan pohon tersebut. Ratu berupaya keras untuk melestarikan pohon kebanggaanya itu. Untuk itu, dipanggillah beberapa jin pengawal kerajaan.
“wahai pengawalku!”
“Ya Ratu!” jawab jin
“Coba kau jemput burung gagak jantan yang sedang berada di Pantai Ria, Desa Dekat Agung dan burung gagak betina yang ada di Pantai Mayangkara, Desa Ponggo!”
“Hamba laksanakan Ratu!.” Demikian jawab pengawal kerajaan sembari menundukkan tubuhnya, lalu mereka berangkat untuk memanggil ke dua burung gagak tersebut.
Tak lama kemudian, kedua burung gagak datang menghadap Ratu, setelah itu sang Sang Ratu Jin berkata “Hai, Gagak, kamu berdua akan mendapat tugas baru yang berat, tetapi sangat mulia, bersediakah engkau?”
“Dengan senang hati, Ratu” sembah kedua gagak itu.
“Bagus. Memang hanya engkaulah yang dapat melaksanakan amanat ini. Apalagi selama ini kalian telah mengerjakan tugas-tugas kerajaan dengan sangat baik dan berhasil”.
“Tugas gerangan apa itu Ratu?” tanya kedua gagak itu.
“Begini, kalian berdua sudah waktunya mengetahui keadaan ini, karena kalian telah menjadi pegawai kerajaan yang punya jabatan tinggi. Tapi, sebelumnya saya ingatkan jangan kalian bocorkan rahasia kerajaan ini,” titah Ratu penuh harap.
Kemudian Ratu melanjutkan, “kerajaan kita memiliki pohon istimewa yang terdapat ditengah-tengah pulau ini. Berkat pohon itulah kerajaan kita termashur dan disegani oleh kerajaan lainya. Segala bagian pohon itu amat berguna bagi kehidupan ini,”jelas Ratu. “oh ya?” sambung kedua gagak itu.
“Akarnya, batangnya, dan rantingnya sebagai tumbal bencana alam, dan bahaya lain. Sehelai daunnya saja, bisa menyembuhkan berbagai penyakit dan sangat ampuh daya sembuhnya. Bunganya juga berfungsi untuk kekebalan pemiliknya,” terang Ratu Jin.Â
“Hai, sakti amat!” ujar kedua burung Gagak.
“Nah, kewajibanmu sekarang adalah menjaga pohon itu serta bagiannya. Berjagalah dengan disiplin atas segala gangguan dan ancaman, baik dari luar atau dari dalam kerajaan. Waspadalah selalu ke udara, ke laut atau ke darat. Jika ada mahluk asing yang mencurigakan, segeralah hubungi dan lapor kepada penjaga istana!”
Kedua pohon gagak itu tidak menjawab, mereka hanya memperhatikan dengan seksama perintah Ratunya. Betapa berat tugas yang dipikulnya. Namun, mereka cukup bangga karena mendapat kepercayaan dan kehormatan dari Tuannya.
Hingga pada suatu hari, burung gagak menjumpai seorang pemuda buta (cerita lain menyebut seorang kakek tua) yang sedang tertatih-tatih dan berusaha mencari obat demi kesembuhan kedua matanya. Melihat pemuda itu, sang gagak merasa iba dan kasihan hingga melanggar janji mereka kepada Ratu Jin.
“Wahai pemuda buta, ambil daun pohon besar ini dan usapkan ke kedua matamu yang buta. Maka kau akan dapat melihat lagi,” kata gagak kepada pemuda buta tersebut. Akhirnya, pemuda itu menuruti perinah si gagak dan kedua matanya dapat melihat secara normal.
Mendengar berita itu, Ratu Jin sangat murka, lalu mencabut pohon besar dan sakti itu. Bekas dari cabutan pohon besar itulah kemudian menjadi sumber mata air dan membentuk sebuah danau. Hingga kini danau itu masih asri, rindang dan lekat dengan aura mistis. Danau itu disebut “Danau Kastoba”.
Sumber: http://beritagresik.com/lifestyle/wisata/28/11/2015/legenda-di-balik-keindahan-danau-kastoba-di-bawean.html
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...