×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Sumatera Utara

Asal Mula Pulut

Tanggal 16 Aug 2014 oleh Oase .

      Pada masa yang silam, terdapat sebuah negeri yang terbilang besar dan ramai  bernama negeri Sicike-cike, yang sekarang berada di kabupaten Dairi. Di kawasan itu, dahulu ada dikenal seorang datu (dukun) yang sakti. Kesaktiannya tersohor kemana-mana. Dia dikenal sampai ke Barus dan seluruh Tanah Batak. Negeri-negeri yang disebut itu telah dikunjungi dan dijelajahinya. Bukan bermaksud  bertanding atau  untuk menunjukkan keperkasaannya, tetapi semata-mata hanya untuk menambah ilmu serta memperbanyak pengalamannya. Tiada terselip di sanubarinya kesombongan dan tiada pula dikenalnya hasut dan dengki. Padahal, ilmunya cukup tinggi dan bermutu. Jangankan memancing ikan sehingga dalam belanga dengan waktu singkat dipenuhi ikan-ikan segar, bahkan orang meninggal pun dapat dihidupkan kembali. Seperti ilmu padi, makin lama makin merunduk, begitulah perilaku dukun tersebut.
      Konon, untuk mendirikan negeri Sicike-cike juga merupakan hasil usaha dukun sakti tersebut. Mula-mula ia pergi ke sebuah bukit datar yang di sekelilingnya banyak sumber air yang jernih dan bersih. Di tengah bukit itu tumbuh pula sebatang pohon Simarmanik yang besar dan rimbun. Di dekat pohon itu, pada umumnya dilakukan upacara memilih dan menentukan suatu perkampungan. Dukun itu lalu menyiapkan segala perlengkapan upacara sehingga mendung muncul di langit, dan spontan ia  berseru.
“Wahai pencipta bumi dan langit serta segala isinya, kami ingin mendirikan negeri di atas bukitmu yang agung ini. Berilah kami perkabaran suka, yang membuat kami bersukaria dan beranak pinak turun-temurun”. Kemudian terdengar suara genderang bertalu-talu, kokok ayam bersahut-sahutan, suara lembu dan kerbau melenguh dan menguak, serta suara sorak-sorai manusia tertawa riang. Selanjutnya, suara bergema penuh wibawa pun terdengar.
     “Wahai dukun sakti yang piawai, benarlah engkau guru besar bermoral tinggi. Ketahuilah bahwa negeri ini adalah suatu negeri yang paling ramai. Nantinya dikelilingi oleh desa-desa. Engkau telah mendengar tadi akan bayangan keramaian pada masa akan datang. Akan tetapi, ingatlah setelah sampai ke puncak kejayaan, mereka akan lupa daratan, lupa kacang pada kulitnya. Engkau sendiri yang mendirikan negeri ini akan dilupakan sama sekali, hanya sedikit orang yang masih berbudi mulia. Jika pohon-pohonan telah berumur dan batang-batang tua telah meranggas, orang-orang pun menjadi sombong. Benci kepada yang sakit dan lemah. Tak peduli pada anak yatim piatu serta semua orang melarat”.
      Sekembalinya ke rumah, dukun itu pun dikerubungi oleh penduduk desanya. Mereka menanyakan kabar apa yang dibawa sang dukun dari pohon Simarnaik. Sang dukun menyampaikan apa yang didengarnya. Orang-orang bersorak-sorai ketika mendengar kemakmuran akan datang di desa itu tanpa peduli dengan lanjutan kabar yang justru berisi peringatan pada manusia. Selanjutnya, penduduk mulai berpindah dari desa-desa sekitar itu. Ternyata, benar yang dikatakan suara dari Simarnaik bahwa penduduk menjadi makmur dan lupa diri, seperti kacang lupa akan kulitnya.
     Di negeri Sikice-kice yang bertambah ramai itu, terdapat sebuah keluarga yang baru sampai dari negeri lain. Mereka memiliki seorang anak laki-laki bernama Olih. Mereka tergolong orang yang kurang mampu, tetapi sang suami berwajah tampan sehingga memikat anak-anak gadis negeri itu. Lupa akan anak bini, lelaki itu lalu kawin untuk kedua kalinya dengan seorang gsdis anak orang kaya raya. Tidak berapa lama,  anak mereka lahir dan sang suami semakin tidak peduli lagi pada istri pertama dan anaknya.
Masa kejayaan ternyata ada batasnya. Negeri Sikice-kice mengalami berbagai kejadian aneh. Suatu hari, datang seorang tua pikun dengan rambut semraut, pakaian compang-camping, dan sekujur tubuhnya penuh koreng serta luka berdarah dan bernanah. Orang tua itu meminta sesuap nasi dan seteguk air kepada masyarakat, namun tidak ada yang mau memberikannya. Bahkan, mereka ingin mencelakakan orang tua itu. Tiba-tiba orang tua itu berubah wujud menjadi lelaki tampan, lalu hilang tanpa bekas. Tanpa diduga, lelaki itu muncul di perladangan, tempat ibu malang dan anaknya menyambung hidup.
      Beberapa waktu berlalu, bencana datang melanda negeri Sikice-kice. Negeri itu  ditimpa kelaparan selama dua tahun. Begitu pun, hati mereka tetap makin sombong meski kerja hanya meminjam ke sana ke mari. Suatu Sore, datang tujuh gadis ingin menginap di rumah penduduk, ternyata tidak ada penduduk yang mau menerimanya. Mereka takut memberi makan karena membayangkan akan mati kelaparan. Ketujuh gadis itu akhirnya sampai di sebuah perladangan, tempat tinggal perempuan malang  yang memiliki anak laki-laki itu. Mereka diterima dengan senang hati menginap di gubuk itu oleh pemiliknya.
      Si ibu menyediakan makanan yang sangat sederhana, umbi-umbian yang dicampur dengan beras. Mereka makan bersama-sama dengan penuh nikmat. Akhirnya, gadis-gadis itu memohon izin untuk tidur karena merasa capek dan mengantuk. Gadis-gadis itu juga memohon diberi selimut tikar besar yang lebar. Mereka berpesan kepada perempuan malang itu, “Janganlah selubung ini dibuka ketika kami dalam keadaan nyenyak”.
    Sampai hari ketujuh, gadis-gadis itu belum juga bangun. Si ibu memberanikan diri membuka selubung. Alangkah terkejutnya dia mendapati mereka telah tertimbun padi, mulai dari atas tempat tidur hingga memenuhi kolong. Hanya tinggal satu orang yang masih utuh kepala sampai leher. Gadis itu meminta dipercikkan air agar dapat kembali ke wujud semula. Ia pun menceritakan asal usul padi serta tentang dirinya.
    “Janganlah heran karena ini adalah bantuan dari Yang Mahakuasa. Sebab, ayahanda yang pernah ke mari itulah yang berkenan menyuruh kami ke sini. Saya sendiri sebagai penjelmaan kami bertujuh. Jika ibunda berkenan dan jika kakanda Olih menaruh cinta padaku, diriku rela menjadi istri kakanda Olih dan ibu menjadi ibu mertuaku”. Dengan rasa gembira, sang ibu merangkul gadis itu. Ia menyatakan bahwa ia sangat senang menerima kehadiran gadis itu.
     Pada perjalanan selanjutnya, terbina rumah tangga yang bahagia antara Olih dengan gadis keramat itu. Padi jelmaan gadis-gadis itu cukup gurih dan wangi. Karena lembek menyerupai pulut (getah), mereka menamai padi itu padi pulut. Konon, dari situlah asal usul padi pulut. Tersiar pula kabar bahwa mereka memiliki padi yang memenuhi kolong dan sampai ke halaman rumah, sehingga penduduk Sicike-cike datang meminta pertolongan pada mereka yang pernah diusir dari Sicike-cike.
      Berkatalah istri Olih kepada semua tamu itu, “Wahai semua penduduk negeri Sicike-cike, ubahlah budi pekertimu. Jangan anda merasa congkak dan sombong terhadap sesama. Ketahuiah, ayahandakulah yang anda aniaya dua tahun lalu ketika dulu kami  kesorean. Tak seorang pun sudi menolong kami. Jika anda mau mengubah sikap, kami akan membagikan padi ini secara cuma-cuma”.
      Mereka bersorak menyambut ucapan istri Olih. Mereka berjanji mengubah sikap masing-masing. Raja negeri itu sesungguhnya merasa malu atas sikap rakyatnya. Karena usia raja telah lanjut, maka secara ikhlas Olih diangkat sebagai wakil raja. Beberapa waktu kemudian, Olih dinobatkan menjadi raja. Negeri itu pun tampak semakin maju di bawah pemerintahan raja yang baru.

 

Sumber: http://balaibahasa-sumut.com/index.php/produk/ensiklopedia-sastra/cerita-rakyat.html

DISKUSI


TERBARU


Menjelajahi Kek...

Oleh Nikeisha | 22 May 2024.
Makanan Tradisional

Selamat menikmati perjalanan kuliner Anda di Pulau Dewata, dan mari kita terus mendukung dan mempromosikan kekayaan kuliner Indonesia di mata dunia.

Menjelajahi Kek...

Oleh Kelis | 22 May 2024.
Makanan Tradisional

Selamat menikmati perjalanan kuliner Anda di Pulau Dewata, dan mari kita terus mendukung dan mempromosikan kekayaan kuliner Indonesia di mata dunia.

Budaya adat bet...

Oleh Rizka Vivi Aurelia | 18 May 2024.
Seni pertunjukan dan Makanan khas betawi

Perkenalkan Saya Rizka Vivi Aurelia, Saat ini saya berusia 21 tahun, saya ingin mengikuti perlombaan dari budaya indonesia. semoga hasil dari editing...

Batik

Oleh Admin | 17 May 2024.
batik

....

Tarian Adat Bia...

Oleh Amon Kapisa | 17 May 2024.
Tarian Adat

Mengenal Makna hingga Pola Tari Yospan Khas Papua Salah satu seni tari yang cukup populer dari Indonesia timur adalah Tari Yospan . Pada materi ke...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...