Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Dongeng Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan
Anak Pipit dan Kera
- 28 Oktober 2017
Alkisah, ada seekor kera yang hidup sendirian pada sebuah pohon dekat dengan tepian sungai. Dia ditinggalkan oleh kawan-kawannya karena memiliki sifat sombong, angkuh, dan lebih mementingkan diri sendiri ketimbang kepentingan kelompoknya. Saking angkuhnya, dia menganggap bahwa pohon beserta tepian sungai tempatnya tinggal adalah miliknya dan tidak akan membiarkan binatang lain (termasuk kawan-kawan sejenisnya) datang mendekat.
 
Suatu hari datanglah seekor itik yang ingin mencari makan dan mandi di tepian "milik" Si Kera. Awalnya, Sang Itik dibiarkan saja berada di tepian. Tetapi ketika melihat air tepian menjadi keruh, Si Kera segera turun dari pohon untuk menegurnya. Dengan nada kesal, Si Kera berkata, "Engkau memang tidak tahu malu, wahai Itik. Sebelum engkau mandi di tepianku, bercerminlah terlebih dahulu! Paruhmu seperti sudu, matamu sipit seperti pamkipit (kutu busuk), sayapmu laksana kajang sebidang (atap daun nipah), dan jari-jemarimu berselaput seperti ikan! Intinya, engkau sangat jelek sekali!"
 
Mendengar cemoohan Si Kera tadi membuat Sang Itik malu sekaligus sakit hati. Ingin rasanya dia memukul wajah Si Kera, namun apalah daya dirinya jauh lebih kecil dan memiliki sayap dan kaki yang lemah. Sang Itik hanya dapat menangis untuk menumpahkan rasa kejengkelan dan kekesalannya sambil berjalan meninggalkan tepian sungai.
 
Di tengah jalan dia berjumpa dengan seekor induk pipit yang sedang memberi makan anaknya. "Hai itik, mengapa engkau menangis?" tanya Sang Pipit.
 
"Waktu aku mandi dan membuat keruh air di tepian sungai, Si Kera yang tinggal di sana mencaci dan menghina habis-habisan hingga membuatku menjadi malu sekali," jawab Sang Itik sambil sesenggukan.
 
"Apa saja yang dikatakannya?" tanya Sang Pipit.
 
"Segala hal tentang keburukan bentuk tubuhku," jawab Sang Itik singkat.
 
"Tenang saja Itik. Aku akan menolongmu. Besok kembalilah ke sana dan mandilah engkau hingga puas," jawab Sang Pipit percaya diri.
 
"Nanti kalau dicaci-maki lagi, bagaimana?" tanya Sang Itik.
 
"Aku akan memberitahumu segala hal tentang keburukan Si Kera. Nanti, apabila dia memakimu, kau balas saja dengan menyebut segala keburukannya," jawab Sang Pipit sambil mendekat dan mulai membisikkan keburukan Si Kera.
 
Singkat cerita, keesokan harinya Sang Itik datang lagi ke tepian "milik" Si Kera. Seperti kemarin, dia langsung berenang mencari makan sekaligus membersihkan badan, sehingga air tepian menjadi kotor lagi.
 
Hal ini tentu saja membuat Si Kera berang dan langsung memaki, "Hei Itik! Apakah rupamu yang jelek itu sudah tidak punya rasa malu lagi?"
 
Sang Itik pura-pura tidak mendengar dan tetap melanjutkan mandinya hingga air tepian menjadi sangat keruh. Setelah puas, barulah dia keluar dari air untuk pulang ke rumah. Begitu juga hari berikutnya, Sang Itik datang dan mengotori air tepian lagi hingga Si Kera murka dan mencaci makinya seperti kemarin.
 
Setelah Kera habis perbendaharaan katanya, giliran Sang Itik angkat bicara, "Apakah engkau merasa tampan wahai Kera? Berkacalah juga engkau di air tepian itu! Seluruh tubuhmu ditumbuhi bulu-bulu kasar, kepalamu seperti dantui (sejenis kuini hutan) yang dilumu (dimasukkan ke mulut untuk diambil sarinya dan disisakan bijinya), telapak tanganmu hitam dan kotor, kuku-kuku kaki dan tanganmu..."
 
Belum selesai Itik berbicara, Si Kera langsung memotong, "Lancang sekali engkau Itik! Pasti ada yang telah memberitahumu tentang keburukanku!"
 
"Sang Pipit yang telah mengajariku," balas Sang Itik singkat.
 
"Kurang ajar sekali dia. Aku akan mendatangi sarangnya!" kata Si Kera marah.
 
Mendengar kata-kata itu Sang Itik langsung beranjak dari air dan pergi menuju sarang Sang Pipit. Sesampainya di sana, Sang Itik langsung melapor bahwa Kera marah dan akan datang menemuinya.
 
"Alangkah bodohnya engkau Itik. Seharusnya engkau tidak menyebutkan siapa yang telah mengajarimu. Sekarang aku dan anak-anakku terpaksa harus mengungsi untuk menghindari amukan Kera!" kata Sang Pipit kesal.
 
Namun, sebelum Sang Pipit sempat berkemas, tiba-tiba Kera sudah berada di depan sarang dan langsung menerkam. Untungnya terkaman itu dapat dihindari oleh Sang Pipit dengan terbang menghindar menuju pohon lain. Merasa kesal tidak dapat menerkam Pipit, Si Kera segera mendekati anak Pipit lalu menangkap dan memasukkan ke dalam mulutnya. Kemudian dia duduk menanti Induk Pipit menjemput anaknya.
 
Oleh karena berada di dalam mulut Kera yang gelap dan pengap, anak Pipit menjadi ketakutan. Dia lalu memanggil ibunya, "Apakah Ibu sudah datang?"
 
"Mmmm..." jawab Kera seenaknya.
 
"Apakah Ibu sudah mandi?"
 
"Mmmm..." kata Kera geli.
 
"Apakah Ibu telah tidur? Kok jawabnya cuma mmm..."
 
Mendengar ucapan itu Si Kera tidak dapat lagi menahan gelinya hingga tertawa terbahak-bahak dan membuat mulutnya terbuka lebar. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh anak Pipit. Dia langsung mengepakkan sayapnya yang agak basah oleh air liur untuk terbang keluar mencari induknya.
 
"Kurang ajar!" umpat Si Kera. Dia merasa tertipu oleh ulah anak Pipit. Apalagi anak itu telah meninggalkan kotoran di dalam mulutnya. Merasa kalah telak dengan ditinggalkannya kotoran di dalam mulut, Si Kera menjadi murka dan kalap. Dia lalu mencari bambu untuk dijadikan sembilu. Tujuannya, sebagai alat untuk mengais kotoran dari dalam mulutnya.
 
Tetapi karena sudah kalap, bukan kotoran yang dikaisnya melainkan lidahnya sendiri yang dipotong. Darah pun keluar dengan deras dan tidak terhenti hingga membuat Kera sekarat dan akhirnya mati.
 
 
 
Sumber: http://tempeopotahu.blogspot.co.id/2014/05/anak-pipit-dan-kera-cerita-rakyat.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline