Aksara Jawa dalam tinjauan filosofi masyarakat Jawa
Orang Jawa itu suka "othak-athik gathuk", menghubung-hubungkan atau mencari-cari sesuatu makna atau pelajaran tersembunyi dari apa yang tampak. Hal ini diberlakukan juga terhadap aksara Jawa. Aksara jawa adalah turunan aksara Kawi, dann pada aksara Kawi sepi dengan fislosofi, aksara ya aksara, makna muncul setelah terbentuk kata dan atau kalimat. Tetapi ditangan orang Jawa, aksara Jawa mulai dimaknai secara filosofi.
Contohnya:
1. Untuk memudahkan menghapal aksara jawa dimunculkankan cerita mitos Ajisaka hingga tercipta aksara Jawa yang sarat dengan makna filosofi. Hana caraka data sawala, padha jayanya, maga bathanga.
2. Aksara Jawa ditulis bersambung antar kata tanpa spasi. Aksara indunya, aksara Kawi juga ditulis tanpa spasi. Tetapi ketiadaan spasi ini dimaknai bahwa orang Jawa itu selalu bersatu satu sama lain tak terpisahkan, selalu mengedepankan rukun agawe santosa, mangan ora mangan sing penting kumpul (makan tidak makan asal tetap bersatu) dan lain sebagainya yang semakna dengan itu.
Suatu saat ketika hubungan internal orang Jawa sudah tidak lagi solid (hubungan sudah mulai renggang) maka tidak mustahil aksara Jawa juga akan ditulis dengan spasi sesuai tuntutan jaman yang menghendaki tulisan itu jelas dan mudah terbaca, atau tuntutan teknologi informasi agar aksara jawa itu dengan spasi untuk memudahkan indeks oleh mesin pencari google.
3. Aksara Jawa jika dipangku mati, dimaknai bahwa orang Jawa itu kalau sudah dipuji-puji maka akan tunduk.
Itu hanya beberapa contoh dan masih banyak lagi jika ingin digali lebih dalam.
Salam aksara Jawa,
Ilustrasi: terjemah Surat Yaasin dengan aksara Jawa yang tanpa spasi, untuk memudahkan pembacaan diberi warna, tapi ini tidak praktis dalam penulisan.
 
            Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
 
                     
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
 
                     
            Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
 
                     
            aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
 
                     
            Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang
