|
|
|
|
Adat Urang Kanekes Dalam Tanggal 06 Aug 2018 oleh OSKM18_16718065_Christabel Angela Cetta Dewani. |
Suku Badui tak jarang kita temui di wilayah Banten. Biasanya mereka berpakaian hitam dan berjalan tanpa menggunakan alas kaki. Mereka menyebut diri mereka Urang Kanekes atau Orang Kanekes yang mengacu pada nama wilayah mereka “Kanekes”.
Bermukim di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Rangkasbitung, Banten, populasi Urang Kanekes berjumlah sebesar 26.000 jiwa. Mereka hidup dengan mengisolasi diri dari pengaruh dunia luar dan menjaga cara hidup tradisional mereka. Suku yang termasuk dari etnis Sunda ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Badui Luar dan Badui Dalam. Suku Badui Luar lebih membuka dirinya terhadap pengaruh dari luar. Mereka sudah mengenal teknologi berupa barang elektronik, berpakaian lebih modern, dan beberapa sudah memeluk agama Islam. Masyarakat Badui Luar berciri khas mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam.
Sementara itu, Orang Kanekes Dalam adalah mereka yang masih sangat memegang adat istiadat dari nenek moyang mereka. Ciri khas Orang Kanekes Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua (warna tarum) serta memakai ikat kepala putih.
Urang Kanekes mengenal adalanya prinsip masyarakat dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Prinsip ini dikenal sebagau Pikukuh Badui. Dalam Pikukuh Badui, terkandung aturan boleh tidaknya melakukan sesuatu, termasuk aturan penanggalan dan aturan untuk menyelenggarakan perkawinan. Sebagian peraturan yang dianut oleh suku Kanekes Dalam antara lain:
Adat dalam masyarakat Baduy yang berisi larangan merupakan pedoman dan pandangan hidup yang harus dijalankan secara benar. Pengunjung yang ingin mengunjungi desa Kanekes diharuskan untuk menaati adat istiadat yang harus dipatuhi selama dalam wilayah Kanekes Dalam, Kanekes Luar, maupun perbatasannya. Khusus untuk di Baduy Dalam, wisatawan asing atau mancanegara dilarang memasuki wilayah, sehingga wisatawan mancanegara hanya bisa berkunjung ke kampung-kampung di kawasan Badui Luar. Beberapa larangan untuk para pengunjung yang datang antara lain:
#OSKMITB2018
sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pikukuh_Baduy
https://travel.kompas.com/read/2018/02/19/163100827/mau-berkunjung-ke-baduy-taati-peraturannya
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |