Walang kekek, menclok nang tenggok
Mabur maneh, menclok nang pari
Ojo ngenyek yo mas, karo wong wedho
Yen ditinggal lungo, setengah mati
E… ya ye…, ya ye… ya
E ya… yae yai, e yaiyo yaiyo
Manuk sriti kecemplung banyu
Bengi ngimpi awan ketemu
Walang abang menclok neng koro
Walang biru.. walange putih
Bujang maneh yo mas, ora ngluyuro
Sing wis duwe putu, ra tau mulih
E… ya ye…, ya ye… ya
E ya… yae yai, e yaiyo yaiyo
Biso nggambang yo mas, ora biso nyuling
Biso nyawang, ora biso nyanding
Walang ireng, mabur brenggenggeng
Walang ireng, dowo suthange
Yen podo seneng yo mas, ojo mung mandeng
Golek ono ngendi omahe
E… ya ye…, ya ye… ya
E ya… yae yai, e yaiyo yaiyo
Biso nggambang yo mas, ora biso ndemung
Biso nyawang, ora wani nembung
Walang kekek, walange kayu
Walang kayu, tibo neng lemah
Yen kepingin yo mas, arep melu aku
Yen mung trimo, tak kon jogo ngomah
E… ya ye…, ya ye… ya
E ya… yae yai, e yaiyo yaiyo
Andeng-andeng, ono pilingan
Ojo dipandeng, mundak kelingan
Walang kekek menclok neng tampah
Mabrur mrene, menclok wit pete
Sumengkemo mring Gusti Allah
Nindakake dawuh-dawuhe
E… ya ye…, ya ye… ya
E ya… yae yai, e yaiyo yaiyo
Walang kekek menclok neng tali
Limang wektu ojo nganti lali
E… ya ye…, ya ye… ya
E ya… yae yai, e yaiyo yaiyo
Walang kekek, walange kadung
Walang kekek sampun rampung
Jangkrik Genggong
Kendhal kaline wungu, ajar kenal karo aku
Lelene mati digepuk, gepuk nganggo walesane
Suwe ora pethuk, ati sida remuk, kepethuk mung suwarane
e ya e ya e..e yae yae yae yae
Jangkrik genggong, jangkrik genggong, luwih becik omong kosong
Semarang kaline banjir, ja sumelang ra dipikir
Jangkrik upa saba ning tonggok, malumpat ning tengah jogan
Wis watake priya, jare ngaku setya, tekan dalan selèwèngan
e ya e ya e..e yae yae yae yae
Jangkrik genggong, jangkrik genggong, wani nglirik sepi nguwong
Yèn ngetan bali ngulon, tiwas edan ora kelakon
Yèn ngrujak ngrujaka nanas, aja ditambahi kwèni
Kene tiwas nggagas, awak adhem panas, jebul ana sing nduwèni
e ya e ya e..e yae yae yae yae
Jangkrik genggong, jangkrik genggong, sampun cekap mangsa borong.
Sumber: http://www.lagu-daerah.com/2015/06/lirik-lagu-daerah-di-yogyakarta.html
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja