Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur Jawa Timur
5_Paduan Nama Yang Baik
- 18 Mei 2018

Konon, ada seorang anak laki-laki bernama Lasmudin. Ia ingin beristri seorang wanita yang bernama Mukdima. Sebelumnya, ia menanyakan paduan nama mereka baik atau tidak. Dari salah seorang ia memperoleh keterangan bahwa paduan nama antara Lasmudin dan Mukdima itu baik. Mereka akan mendapat kese nangan kelak. Terjadilah perkawinan antara Lasmudin dengan Mukdima putra dari pak Mukdima.

Pekerjaan Lasmudin setiap harinya hanya membuat boneka dari kain dan digantung di atas tempat tidurnya, lalu digerak gerakkan. Setelah boneka itu bergerak lalu ditertawakan. Pak Mukdima (mertuanya) selalu marah kepada Lasmudin, karena tak pernah membantu orang tuanya menyabit rumput atau menyiangi tanaman. Tiap hari Lasmudin selalu tidur dan bermain-main de ngan bonekanya. Pak Mukdima berkata kepada anaknya : ”Aduh nak, suamimu itu mencelakakan dan membuat aku marah saja. Ia tidak mau membantu dan tidak bau bekerja. Ia hanya main bonekanya, hanya makan saja. Biasanya nasi habis tiga piring, setelah Lasmudin ada habis empat piring.”

Mukdima berkata kepada suaminya : ”Mas, saya harap agar kau dapat membantu ayah. Ayah sekarang selalu marah-marah !” Lasmudin menjawab : "Wah, sudah dik. Tak usah ! Kata orang paduan namaku dengan namamu baik. Jadi tak usah bekerja, cukup bermain boneka ini saja. Hanya makan sepiring tak seberapa banyaknya.”

Makin lama mertuanya makin marah, sehingga ia berkata : ”Mudah-mudahan ada gempa bumi yang hebat, dan Lasmudin dijatuhi reruntuhan rumahnya sampai mati !”

Tersebutlah, ada seorang raja mempunyai seorang putri yang sedang sakit keras. Sang Putri bermimpi melihat boneka dari kain yang dipakai oleh orang dewasa. Sang Putri minta kepada raja untuk mencarikannya.

Sang Raja menyuruh semua patih dan pegawainya untuk mencari boneka itu. Tetapi tak seorangpun yang mendapatkannya. Pada suatu ketika ada seorang tukang sapu berkata : ”Wahai gusti, boneka itu ada. Saya pernah melihatnya. Tempatnya tidak jauh dari sini !” Sang Raja bersabda : ”Bawa kemari boneka itu !” Disuruhlah para patih mengambil boneka itu. Para patih berangkat menuju ke rumah pak Mukdima bersama si tukang sapu. Para patih menanyakan siapakah yang mempunyai boneka da ri kain. Pak Mukdima menjawab : ”Itulah gusti, orangnya malas.

Bawalah, bawalah dan hukum dia jangan disuruh pulang !” Akhir nya Lasmudin dibawa ke keraton. Bonekanya dibawa juga. Setelah sampai, boneka itu diberikan kepada Sang Putri yang sedang sakit. Sang Putri tertawa dan terus sembuh. Raja memberikan hadiah kepada Lasmudin 50 gram mas, sekantong uang, sekarung beras dan dua karung jagung disuruh antarkan dengan kereta ke rumah Lasmudin. Lasmudin lalu pulang, Sampai di rumahnya berkatalah ia kepada istrinya : ”Dik, beritahukan ayahmu dan katakan bahwa saya mendapat hadiah uang, mas, beras dan jagung dari raja, karena saya main boneka. Hadiah itu sedang diangkut kereta !”

Istrinya lari memberitahukan hal itu kepada ayahnya. Ayah nya berkata : ”Ada apa nak ?” Ayahnya terus mendapatkan Lasmudin, katanya : ”Apa, Din ?” ”Engkau dapat uang. Kau pemalas, tidak akan mendapat hadiah !”

”Wah, mengapa ayah tidak percaya, cobalah tunggu dan turunkan nanti !” Kemudian datanglah kereta yang membawa hadiah tersebut. ”Bagaimana itu, ayolah turunkan semua !”

Maka senanglah mertuanya. Begitu pula Lasmudin sekeluar ga. Walaupun pada mulanya ia dibenci oleh mertuanya, tetapi akhirnya ia disayangi oleh mertuanya. Memang demikianlah dan memang benar. Jika paduan nama antara laki-laki dan perempuan baik, mereka akan mendapat keuntungan, kata orang Madura pada waktu itu.

Sumber: https://play.google.com/books/reader?id=gJkACwAAQBAJ&pg=GBS.PA60

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU