Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Maluku Maluku
5_Kisah Nenek Luhu, Putri Raja Soya Di Ambon
- 19 Mei 2018

CERITERA tentang Nenek Luhu di Pulau Ambon sangat terkenal dan selalu dituturkan dari orang tua kepada anak-anak. Nenek Luhu dianggap sebagai tokoh perempuan yang pada waktu-waktu tertentu muncul di tengah-tengah keramaian kota dengan membuat hal-hal gaib (sering menculik atau menyembunyikan seseorang) sehingga bagi orang yang telah tahu kisah Nenek Luhu menjadi takut. Adapun kisah hidupnya diceriterakan dengan berbagai versi dan salah satu di antaranya dituturkan sebagai berikut. Pada mulanya Nenek Luhu adalah putri raja Soya di Ambon. Soya adalah sebuah kerajaan besar yang terletak di daerah pegunungan. Ketika Belanda sedang berkuasa di Ambon, Soya sebagai sebuah kerajaan besar memiliki pengaruh yang kuat sehingga turut diperhitungkan oleh Belanda.


Oleh karena itu maka Belanda menjalin hubungan yang baik dengan kerajaan Soya ini. Dalam mengambil suatu keputusan yang menyangkut kepentingan penduduk misalnya, Belanda harus minta pertimbangan dari Raja Negeri Soya.
 
Raja Soya memiliki seorang putri cantik yaitu Ta Ina Luhu (nama aslinya tidak diketahui hingga kini). Ia sangat disayangi oleh orang tuanya bahkan seisi rumahnya. Putri mempunyai kesenangan menyulam pakaian. Hampir setiap hari ia menghabiskan waktunya dengan menyulam. Pada suatu hari (hari minggu) sementara menyulam tiba-tiba terdengar bunyi lonceng gereja tanda seluruh jemaat diminta hadir di gereja untuk mengikuti ibadah. Putri seolah-olah tidak mendengar bunyi lonceng itu dan terus menyulam.
 
Raja dan istrinya mengingatkan putri mereka agar segera menghentikan kegiatannya dan bersiap-siap ke gereja. Peringatan itu tidak dihiraukan oleh putri. Tidak lama kemudian lonceng gereja berbunyi kembali (yang kedua kali) namun putri tetap saja menyulam dengan asyiknya. Ia tidak mengindahkan peringatan dari kedua orang tuanya. Pada waktu bunyi lonceng yang ketiga semua warga negeri telah berada di gereja sehingga putri berada seorang diri di rumah sambil terus menyulam.
 
Tiba-tiba benang sulamnya jatuh ke lantai, ketika putri hendak mengambilnya (gloss) atau gelondongan benang tersebut terguling terus menuju sebuah lubang kecil pada sudut dinding rumahnya. Putri raja lalu segerja mengejar gelondongan benangnya. Tiba-tiba saja ia jatuh dalam lubang tadi dan sejak itu Putri Raja Soya tidak pernah muncul lagi. Ia hilang secara misterius dan menjadi makhluk halus yang pada waktu-waktu tertentu muncul di tengah-tengah kota Ambon.
 
Di waktu dahulu bila sedang panas terik dan tiba-tiba turun hujan seketika (hujan panas) maka penduduk di kota Ambon lalu menandai bahwa saat itu nenek Luhu sedang berjalan-jalan. Nenek Luhu biasanya ditandai dengan kaki sebelah manusia dan sebelahnya lagi kaki kuda. Orang-orang yang berada di tempat-tempat yang sepi misalnya di tepi hutan atau sungai lalu memetik beberapa helai daun rutu-rutu (sejenis azalea) dan disiapkan di atas kepala. Dengan menyisipkan helai-helai rutu-rutu ini mereka yakin bahwa nenek Luhu langsung mengenal bahwa mereka itu adalah keturunannya sehingga ia tidak akan menculik atau menyembunyikan mereka.
 

Ketika Gubernur jenderal Limburg hilang di kota Ambon dalam tahun 1919 masyarakat kota Ambon memahami bahwa itu adalah pekerjaan putri raja Soya (Nenek Luhu) yang sering berganti-ganti wajah mirip manusia biasa.

Sumber: http://www.tihulale.com/2015/06/Kisah-Nenek-Luhu-Putri-Raja-Soya.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU