|
|
|
|
1_Aksara Kwadrat Kediri Tanggal 17 May 2018 oleh Sobat Budaya. |
Pada zaman kebudayaan klasik, Aksara merupakan unsur penting dalam berkomunikasi. Selain sebagai alat untuk berkomunikasi secara lisan, secara fungsional dapat kita lihat juga bahwa pada zaman sejarah kuno Aksara berfungsi sebagai media untuk menyampaikan dan mendokumentasikan berbagai informasi-informasi penting, diantaranya adalah silsilah raja-raja yang memerintah dalam satu wangsa, peristiwa-peristiwa besar yang terjadi, dan informasi waktu pembuatan sebuah situs besar baik itu tempat suci keagamaan maupun makam tokoh-tokoh besar pada waktu itu. Selain contoh-contoh di atas, tentu saja sebuah Aksara pun merupakan elemen penting dalam bidang kesusastraan kuno. Secara historikal, Aksara-Aksara yang dipakai di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara semuanya menginduk pada Aksara Brahmi. Aksara kuno ini kemudian berkembang menjadi Aksara Pallawa yang berkembang di India Selatan dan Aksara Pranagari serta Dewanagari yang berkembang di India Utara. Aksara Pallawa-lah yang kemudian menjadi induk dari berbagai Aksara-aksara yang dipakai di Indonesia, termasuk di dalamnya Aksara Kawi yang kemudian berkembang lagi menjadi Aksara Kwadrat Kediriyang diantaranya ditemukan pada situs kuno Candi Bentar Goa Gajah dan Candi Gunung Kawi di Bali.
Penemuan prasasti dengan jenis tulisan Kwadrat Kediri di situs-situs kuno Bali tersebut sebenarnya mengindikasikan sebuah kedekatan antara kerajaan Bali dengan kerajaan-kerajaan di Jawa. Asumsi tersebut muncul karena jenis Aksara Kwadrat Kediri tersebut hanya dipakai pada zaman kerajaan Kediri dan Singasari pada abad ke-11 M, sedangkan penelitian menyebutkan bahwa kedua situs kuno, Goa Gajah dan Gunung Kawi pun didirikan di abad yang sama.
Asumsi di atas sebenarnya memperkuat informasi lain yang menyebutkan bahwa Kerajaan Bali memiliki hubungan kekerabatan dengan kerajaan Kahuripan di Jawa Timur. Hubungan kekerabatan ini terlihat pada garis keturunan Airlangga, raja dari Wangsa Isyana pendiri kerajaan Kahuripan ini merupakan anak dari Raja Udayana yang berasal dari kerajaan Bedahulu di Bali dan Ratu Mahendradatta dari kerajaan Medang di jawa Timur. Dari ayahnya, Airlangga memiliki dua adik yaitu Marakata dan Anak Wungsu. Sepeninggal raja Udayana, Kerajaan Bedahulu dipimpin oleh Marakata dan kemudian dilanjutkan oleh Anak Wungsu. Pada masa pemerintahan putra-putra mendiang Udayana inilah kedua situs kuno Gunung Kawi dan Goa Gajah dibangun. Dengan adanya kedekatan secara genealogi, maka tidak heran bahwa jenis tulisan Kwadrat Kediri yang berkembang di pulau Jawa ditemukan pula pada situs-situs bersejarah di Bali.
Sumber: https://histori.id/aksara-kwadrat-kediri/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |