Pada zaman kebudayaan klasik, Aksara merupakan unsur penting dalam berkomunikasi. Selain sebagai alat untuk berkomunikasi secara lisan, secara fungsional dapat kita lihat juga bahwa pada zaman sejarah kuno Aksara berfungsi sebagai media untuk menyampaikan dan mendokumentasikan berbagai informasi-informasi penting, diantaranya adalah silsilah raja-raja yang memerintah dalam satu wangsa, peristiwa-peristiwa besar yang terjadi, dan informasi waktu pembuatan sebuah situs besar baik itu tempat suci keagamaan maupun makam tokoh-tokoh besar pada waktu itu. Selain contoh-contoh di atas, tentu saja sebuah Aksara pun merupakan elemen penting dalam bidang kesusastraan kuno. Secara historikal, Aksara-Aksara yang dipakai di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara semuanya menginduk pada Aksara Brahmi. Aksara kuno ini kemudian berkembang menjadi Aksara Pallawa yang berkembang di India Selatan dan Aksara Pranagari serta Dewanagari yang berkembang di India Utara. Aksara Pallawa-lah yang kemudian menjadi induk dari berbagai Aksara-aksara yang dipakai di Indonesia, termasuk di dalamnya Aksara Kawi yang kemudian berkembang lagi menjadi Aksara Kwadrat Kediriyang diantaranya ditemukan pada situs kuno Candi Bentar Goa Gajah dan Candi Gunung Kawi di Bali.
Penemuan prasasti dengan jenis tulisan Kwadrat Kediri di situs-situs kuno Bali tersebut sebenarnya mengindikasikan sebuah kedekatan antara kerajaan Bali dengan kerajaan-kerajaan di Jawa. Asumsi tersebut muncul karena jenis Aksara Kwadrat Kediri tersebut hanya dipakai pada zaman kerajaan Kediri dan Singasari pada abad ke-11 M, sedangkan penelitian menyebutkan bahwa kedua situs kuno, Goa Gajah dan Gunung Kawi pun didirikan di abad yang sama.
Asumsi di atas sebenarnya memperkuat informasi lain yang menyebutkan bahwa Kerajaan Bali memiliki hubungan kekerabatan dengan kerajaan Kahuripan di Jawa Timur. Hubungan kekerabatan ini terlihat pada garis keturunan Airlangga, raja dari Wangsa Isyana pendiri kerajaan Kahuripan ini merupakan anak dari Raja Udayana yang berasal dari kerajaan Bedahulu di Bali dan Ratu Mahendradatta dari kerajaan Medang di jawa Timur. Dari ayahnya, Airlangga memiliki dua adik yaitu Marakata dan Anak Wungsu. Sepeninggal raja Udayana, Kerajaan Bedahulu dipimpin oleh Marakata dan kemudian dilanjutkan oleh Anak Wungsu. Pada masa pemerintahan putra-putra mendiang Udayana inilah kedua situs kuno Gunung Kawi dan Goa Gajah dibangun. Dengan adanya kedekatan secara genealogi, maka tidak heran bahwa jenis tulisan Kwadrat Kediri yang berkembang di pulau Jawa ditemukan pula pada situs-situs bersejarah di Bali.
Sumber: https://histori.id/aksara-kwadrat-kediri/
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang