Pakaian Tradisional
Pakaian Tradisional
Busana Prajurit Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta
Busana Prajurit Kraton Yogyakarta
- 17 September 2012

Terdepat beberapa bagian/sektor prajurit dalam Kekratonan Yogyakarta. Secara umumnya, jenis busana ini cukup dikenali sebagai busana tradisional Jawa. Busana yang biasa digunakan antara lain:

Sabukwala Padintenan
Hiasan kepala: tlesepan (tusuk konde kanan).
Perlengkapan: kain batik tulis, kebaya, lonthong, kamus.
Perhiasan: subang, kalung, gelang.
Busana ini untuk para putri sehari-hari.

Kencongan
Hiasan kepala: sisir melengkung.
Perlengkapan: kain batik, surjan dari bahan sutera, lonthong, kamus.
Perhiasan: sangsangan tanggalan.
Busana ini untuk kakung

Ubet-Ubet
Hiasan kepala: ukel tekuk.
Perlengkapan: kain batik untuk nyamping, semekan batik, embong, kamus, gesper kupu dan samir.
Perhiasan: subang, cincin.
Busana ini untuk para bedaya.

Semekan Tritik
Ukel: tekuk, ceplok-jenthit.
Perlengkapan: kain batik tulis, seredan, semekan tritik, kacu, dan bros.
Perhiasan: subang.
Busana ini untuk seorang putri yang telah menikah dalam menghadiri upacara sederhana, misalnya tedhak siti, tingalan Dalem.
Semekanan Rasukan Blak-blakan

Ukel: tekuk, tusuk kondhe dari emas permata.
Perlengkapan: kain batik tulis, semekan batik, kebaya pendek.
Perhiasan: subang, cincin.
Busana ini untuk seorang putri dewasa,belum menikah, dikenakan dalam upacara sederhana, misalnya tedhak siti, tingalan Dalem.
Penganthi Putri

Ukel: tekuk, sisir, ceplok-jebehan.
Perlengkapan: kain cindhe, kain lerek untuk dodot, blenggen, udhet cindhe, slepe.
Perhiasan: subang, bros (sebuah).
Busana ini ntu penganthi pengantin putri.

Penganthi kakung
Ukel: tekuk dengan sisir, kuluk kanigara.
Perlengkapan: celana cindhe, sikepan, kampuh tanpa tengahan.
Busana ini untuk penganth kakung.Keparak

Ukel: tekuk.
Perlengkapan: kain batik latar putih, kain bajtik latar hitam, udhet warna merah, wedhung.
Perhiasan: subang.
Busana ini untuk para abdi Dalem Keparak.



Kelengkapan atau spesifikasi khusus jenis prajurit dalam Kraton Yogyakarta:

Busana prajurit Manggala Yudha
Prajurit Manggala Yudha mengenakan seperangkat pakaian yang terdiri atas celana hitam tanggung, kain model sapit urang motif parang, sepatu pantopel hitam dari kulit, kaos kaki panjang putih, boro motif cindhe yang ujungnya dihias dengan rumbai-rumbai benang emas, mengenakan tutup kepala iket blangkon gaya mataraman yang selanjutnya ditutup dengan topi songkok hitam dan di belakang memakai tutup, mengenakan keris model branggah gaya Mataraman.

Busana prajurit Dhaeng
Panji-panji/bendera/klebet/dwaja prajurit Dhaeng adalah Bahningsari, berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar putih, di tengahnya adalah bintang segi delapan berwarna merah. Bahningsari berasal dari kata bahasa Sansekerta bahning berarti 'api' dan sari berarti 'indah / inti'. Secara filosofis bermakna pasukan yang keberaniannya tidak pernah menyerah seperti semangat inti api yang tidak pernah kunjung padam.Panji-panji/bendera/klebet/dwaja prajurit Dhaeng adalah Bahningsari, berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar putih, di tengahnya adalah bintang segi delapan berwarna merah. Bahningsari berasal dari kata bahasa Sansekerta bahning berarti 'api' dan sari berarti 'indah / inti'. Secara filosofis bermakna pasukan yang keberaniannya tidak pernah menyerah seperti semangat inti api yang tidak pernah kunjung padam.

Busana Prajurit Patangpuluh
Prajurit Patangpuluh mengenakan pakaian yang terdiri atas celana panjang warna rutih dan celana pender warna merah, lonthong cindhe dan kamus beludru hitam, baju dalam berwarna merah lengan panjang dan di bagian luar baju lurik sikepan lurik patang puluh. Sepatu model bengkop kulit berwarna hitam dan kaos kaki panjang. Serempang ending beludru melintang di baju sikepan, topi songkok hitam.
Panji-panji/bendera/klebet/dwaja prajurit Patangpuluh adalah Cakragora, berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar hitam, di tengahnya adalah bintang segi enam berwarna merah. Cakragora berasal dari kata bahasa Sansekerta "cakra" 'senjata berbentuk roda bergerigi' dan "gora", juga dari bahasa Sansekerta berarti 'dahsyat, menakutkan'. Secara filosofis bermakna pasukan yang mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa, sehingga segala musuh seperti apa pun akan bisa terkalahkan,

Busana prajurit Jagakarya
Prajurit Jagakarya mengenakan seperangkat pakaian yang terdiri dari celana lerik tiga perempat (ugal agil), baju dalam berwarna orange, sepatu model pantofel dari kulit, baju sikepan bahan dari lurik model Jagakarya, iket hitam model celeng mogok ditumpangi topi model songkok hitam bersayap, mengenakan serempang pada baju luar (beskap), mengenakan keris model Mataraman.
Panji-panji/bendera/klebet/dwaja prajurit Jagakarya adalah Papasan, berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar merah, di tengahnya adalah lingkaran dengan warna hijau. Papasan berasal dari kata nama tumbuhan atau burung papasan. Pendapat lain Papasan berasal dari kata dasar 'papas' menjadi 'amapas" yang berarti 'menghancurkan' (Wojowasito, 1977:190). Secara filosofis papasan bermakna pasukan pemberani yang dapat menghancurkan musuh dengan semangat yang teguh.

Busana prajurit Prawiratama
Panji-panji/bendera/klebet/dwaja prajurit Prawiratama adalah Geniroga, berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar hitam, di tengahnya adalah lingkaran dengan warna merah. Geniroga berasal dari kata 'gent berarti 'api', dan kata Sansekerta 'roga' berarti 'sakit'. Secara filosofis bermakna pasukan yang diharapkan dapat selalu mengalahkan musuh dengan mudah.

Busana Nyutra
Panji-panji/bendera/klebet/dwaja prajurit Nyutra adalah Podhang ngingsep sari dan Padma-sri-kresna. Podhang ngingsep sari untuk Prajurit Nyutra Merah, berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar kuning, di tengahnya adalah lingkaran dengan warna merah. Padma-sri-kresna untuk Prajurit Nyutra Hitam berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar kuning, di tengahnya adalah lingkaran dengan warna hitam.

Busana prajurit Ketanggung
Panji-panji/bendera/klebet/dwaja prajurit Ketanggung adalah Cakra-swandana, berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar hitam, di tengahnya adalah gambar bintang bersegi enam dengan warna putih. Cakra-swandana berasal dari bahasa Sansekerta "cakra" (senjata berbentuk roda bergerigi) dan kata Kawi "swandana" yang berarti 'kendaraan/kereta'. Secara filosofis Ketanggung bermakna pasukan yang membawa senjata cakra yang dahsyat yang akan membuat porak poranda musuh.

Busana Prajurit Mantrijero
Prajurit Mantrijero mengenakan pakaian yang terdiri dari celana tanggung bahan lurik, sepatu pantofel hitam dari kulit, kaos kaki putih panjang. Baju lurik Mantrijero, sedangkan baju dalam berwarna putih, boro motif cindhe. Topi songkok hitam model minak jinggo, serempang endong, keris model branggah gaya Mataraman.
Panji-panji/bendera/klebet/dwaja prajurit Mantrijero adalah Purnamasidhi, berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar hitam, di tengahnya adalah lingkaran dengan warna putih. Purnamasidhi berasal dari kata Sansekerta, yaitu "purnama" berarti 'bulan penuh' dan kata "siddhi" yang berarti 'sempurna'. Secara filosofis Purnamasidhi bermakna pasukan yang diharapkan selalu memberikan cahaya dalam kegelapan.

Busana Prajurit Bugis
Prajurit bugis mengenakan seperangkat pakaian yang terdiri dari celana panjang warna hitam, baju kurung berwarna hitanm, sepatu pantofel warna hitam dari kulit, memakai lonthong cindhe dengan kamus timang berwarna hitam dari beludru bervariasi hiasan dari benang emas, mengenakan keris model gaya Mataraman diselipkan di depan.Panji-panji/bendera/klebet/dwaja prajurit Bugis adalah Wulan-dadari, berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar hitam, di tengahnya adalah lingkaran dengan warna kuning emas. Wulan-dadari berasal dari kata "wulan" berarti 'bulan' dan "dadari" berarti 'mekar, muncul timbul'. Secara filosofis bermakna pasukan yang diharapkan selalu memberikan penerangan dalam kegelapan, ibarat berfungsi seperti munculnya bulan dalam malam yang gelap yang menggantikan fungsi matahari.

Busana Prajurit Surakarsa
Panji-panji/bendera/klebet/dwaja prajurit Surakarsa adalah Pareanom, berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar hijau, di tengahnya adalah lingkaran dengan warna kuning. Pareanom berasal dari kata "pare" (tanaman merambat berwarna hijau yang buahnya jika masih muda berwarna hijau kekuning-kuningan), dan kata "anom" berarti 'muda'. Secara filosofis Pareanom bermakna pasukan yang selalu bersemangat dengan jiwa muda.

(sumber: http://kilasbaliknusantara.blogspot.com/
http://jogjakini.wordpress.com
http://jawaampuh.blogspot.com)

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline