santapan khas penduduk setempat dengan nama populernya adalah 'paniki masakan khas Manado'. Paniki adalah kelelawar yang telah dibersihkan dari bulu-bulunya kemudian dimasak dengan berbagai bumbu yang mewah. Bumbu utama adalah kelapa atau santannya, bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, daun serai, jahe dan lainnya. Ketika paniki dihidangkan, wangi masakan sudah sangat kuat tercium, kemudian ketika disantap, rasa pedas khas masakan dari Manado sangat terasa sekali. Unsur pedas dan wangi inilah yang membuat makan kita menjadi lahap sampai perlu untuk nambah porsi nasinya. Kalau soal daging paniki itu sendiri, sebenarnya tidak begitu banyak yang dapat dinikmati, mungkin hanya seukuran kuku jari yang letak daging itu berada dekat bagian ekor. Mungkin sedikit sensasi muncul, ketika kita menyantap bagian sayapnya, rasanya agak lembut di mulut. Namun kalau soal rasa dari daging paniki itu sendiri, menurut saya masih jauh lebih enak daging ayam atau bahkan daging burung puyuh. Tidak ada rasa originalitas daging paniki. Yang ada adalah hanya rasa dari kemewahan bumbu-bumbu tipikal masakan khas Manado. Jadi yang kita nikmati adalah benar-benar rasa bumbu itu sendiri, bukan panikinya. Harga satu porsi paniki yang dijajakan di Sario di Kota Manado adalah Rp 25.000,- Kalau boleh saya berpendapat; tidak usah-lah mempopulerkan jenis masakan 'extreem' seperti paniki ini. Selain besaran dagingnya dari satu ekor paniki itu tidak seberapa, juga rasanya tidak spesial. Soal lainnya lagi adalah jumlah kelelawar atau kalong ini makin hari makin langka karena habitatnya makin berkurang, sebagai akibat dari berkurangnya pohon-pohon buah, karena terdesak oleh aktifitas manusia dan pemanfaatan lahan untuk peruntukan lainnya bukan untuk tumbuhan pohon buah itu tapi sudah jadi pemukiman dan lain-lain. Juga dengan semakin diburunya paniki atau kalong ini, jelas akan mempercepat berkurangnya populasi paniki atau kalong tersebut. Kita tahu kalau salah satu spesies berkurang banyak atau bahkan punah tentu akan berakibat negatif terhadap kesimbangan alam dan itu artinya akan mengganggu kehidupan kita bersama. Di Sulawesi Utara sendiri, sekarang sudah terasa betapa sulitnya untuk mendapatkan pasokan paniki atau kalong tersebut. Kebutuhan paniki di Manado ini, stocknya harus didatangkan dari daerah Sulawesi Selatan, Gorontalo dan daerah lainnya.
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.