Sungai Sigulang-gulang merupakan anak sungai yang mengalir dari danau Toba. Ikan raksasa yang panjangnya sekitar 1,5 meter dan berbobot hampir 40 Kg ini mengundang perhatian banyak warga. Mereka berdatangan untuk menyaksikannya dengan mata kepala sendiri.
Pada saat itu, keluarga Sinaga yang tinggal tidak jauh dari kediaman Lela Siregar datang berkunjung dan meminta ikan raksasa tersebut.
Mereka mengatakan bahwa ikan raksasa itu adalah namboru mereka. Namboru adalah kata lain dari bibi atau tante. Karena merasa sedang berurusan dengan kehormatan leluhur orang lain, Lela Siregar pun merelakan ikan raksasa itu berpindah ke rumah Maju Sinaga.
Di rumah Maju Sinaga, ikan raksasa tersebut diletakkan di sebuah ranjang yang rapi, dengan mangkok berisi beras, telur ayam, dan jeruk purut di sampingnya. Seorang perempuan tua melarang orang-orang yang ingn mengabadikan ikan tersebut.
Selanjutnya, keluarga Sinaga akan membawa ikan tersebut ke kampung mereka di Kecamatan Mogang, Samosir. Nantinya ikan ini akan dilarungkan ke Danau Toba supaya bisa kembali ke hadapan namboru mereka. Keluarga Sinaga rupanya percaya ikan ini adalah sampan bagi leluhur mereka itu.
“Saudara kami di datangi namboru di dalam mimpinya tiga hari sebelum ikan itu ditemukan. Namboru menyuruh kami mencari solu-nya (sampan) yang hanyut,” kata seorang perempuan muda kerabat Maju Sinaga ketika itu.
Maju Sinaga mengaku tidak perduli jika orang lain menganggap aneh perlakuan mereka terhadap si ikan raksasa. “Biarlah orang menganggap orang aneh. Ini kepercayaan kami. Memang sudah sejak dulu begini,” katanya.
Bagi sebagian masyarakat di sekitar danau Toba, ikan raksasa jenis Arapaima ini dipercaya merupakan “sampan” bagi leluhur mereka dan karena itu, mesti diperlakukan dengan sebaik-baiknya jika ditemukan oleh warga sekitar.
sumber:http://doloktolongsite.blogspot.co.id/2016/11/misteri-ikan-raksasa-di-dasar-danau-toba.html
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang