Makam Raja Sidabutar adalah makam Kuno peninggalan orang batak. Makam ini terletak di Tomok, Samosir yang terbuat dari batu alam yang diukir berbentuk seperti kepala. Bedasarkan cerita, Raja Sidabutar adalah seorang pengusaha pada wilayah Tomok dan juga sebagai orang pertama yang menetap di Pulau Samosir.
Kemudian, Raja Sidabutar dan keturunannya beralih dan tinggal di daerah kecil yang sekarang dikenal dengan nama Tomok. Sebelum Agama Kristen menyebar ke pulau Samosir, Raja Sidabutar dan keluarganya mempelajari mengenai kepercayaan adat yang disebut Parmalim. Pada abad ke-19, Raja Sidabutar dan keluarganya resmi menganut Agama Kristen.
Berdasarkan cerita, Raja Sidabutar adalah seorang Raja yang terkenal sangat Sakti dengan memiliki kekuatan yang berasal dari rambunya yang panjang dengan bentuk seperti Gimbal. Itu berarti, Jika rambut Raja tersebut dipotong, Maka kekuatan Raja Sidabutar secara Otomatis akan menghilang.
Untuk mengunjungi Makam Raja Sidabutar, Pengunjung harus menggunakan kain Tradisioanal Batak yang di sebut Ulos yang disediakan pada pintu masuk secara Gratis. Setelah memasuki area pemakaman, Pengunjung dapat melihat makam besar dengan beberapa ukiran yang terletak diatasnya seperti wajah seorang wanita dan pria yang ternyata adalah makam dari Raja Sidabutar Pertama. Salah satu ukiran yang terletak diatasnya merupakan bentuk wajah Raja Sidabutar.
Berdasarkan Kepercayaan orang batak, Raja Sidabutar yang wafat sejak tahun 1544 memberlakukan bagi Setiap pengunjung yang wajib memakai kain Ulos sebagai bentuk menjaga Kesopanan. Bagi pengunjung yang melanggar aturan tersebut, Raja Sidabutar akan mendatangi pengunjung melalui Mimpi.
Sebagai seorang pemimpin di Tomok, Ia menjadi seorang raja yang sangat bijaksana dan juga sakti. Sebagai pemimpin yang bijak dan sakti, Rakyatnya merasa sangat beruntung karena selalu mengutamakan kepentingan rakyatnya. Sebelum Ia meninggal, Raja Sidabutar mengundang seorang yang sangat ahli dalam memahat dengan tujuan membuat Makam yang berasal dari Batu. Ini ia lakukan sebagai tempat pemakaman ketika Raja Sidabutar Meninggal.
Sebelum Raja Sidabutar menikah, Ia bertekat untuk menemui Boru Sinaga dengan tujuan untuk memberitahukan niatnya yang ingin meminang Boru Sinaga untuk menjadi Istrinya. Mendengar pengakuan dari Raja Sidabutar, Boru Sinaga tersebut menjawab untuk ingin menikah dengan Raja Sidabutar dengan catatan Raja Sidabutar harus menunggu Boru Sinaga selama 10 Tahun. Selama menunggu Boru Sinaga, Mereka memutuskan untuk Tunangan terlebih dahulu.
Sebelum Raja Sidabutar melamar Boru Sinaga, Banyak Raja yang berasal dari daerah lain ingin melamar Boru Sinaga dan ditolak. Mendengar itu, Lamaran yang ditolak oleh Boru Sinaga membuat Raja tersebut merasa sakit hati. Setelah Raja Sidabutar diterima oleh Boru Sinaga untuk menjadi Istrinya, Raja sebelumnya yang ingin melamar Boru Sinaga semakin sakit hati dan marah. Untuk membalaskan rasa sakit hati mereka, Raja tersebut memutuskan mengirimkan Ilmu Hitam kepada Boru Sinaga yang sampai pada akhirnya ilmu hitam tersebut berasil ditujukan untuk Boru Sinaga yang membuatnya kehilangan akal sehat dan menjadi Gila. Dengan rasa yang tidak Normal, Boru Sinaga pergi ke hutan sampai keberadaannya tidak diketahui.
Sang Raja Sidabutar yang tidak mengetahui kejadian yang menimpa Boru Sinaga tersebut dan tidak mengetahui keberadaannya, Kemudian Raja Sidabutar memutuskan untuk menikah dengan gadis yang lain.
sumber:http://rajalontung.com/?p=418
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja