Kemplang merupakan salah satu makanan ringan khas Sumatera bagian selatan dan kepulauan Bangka Belitung. Kemplang biasanya di makan dengan sambal yang terbuat dari Terasi atau sering di sebut Sambal Belacan oleh orang Bangka. Sambal Belacan memiliki cita rasa yang gurih dan cocok sebagai teman makan Kemplang. Bahan dasar yang digunakan adalah ikan tenggiri dan tepung tapioka. Dapat pula ikan diganti dengan udang atau cumi-cumi. Bahan-bahan untuk membuat kerupuk atau kemplang Bangka: Ikan Tenggiri Tepung Tapioka Garam secukupnya Bumbu penyedap
Peralatan :
Alat penggiling ikan Alat Penjemuran Alat Pemotong kemplang (bisa juga menggunakan pisau biasa) Alat Penggorengan Proses Pembuatan
Mula-mula ikan dibersihkan isi perut dan buang bagian kepalanya. Lalu dicuci bersih dan ditiriskan. Daging ikan diiris untuk memisahkan daging dengan tulang ikan. Kerok daging ikan, pisahkan daging ikan dari tulangnya. Daging ikan yang telah bersih dari tulang kemudian digiling dengan menggunakan alat penggiling ikan hingga halus. Pisahkan urat-urat ikan yang masih menempel di daging ikan untuk menghasilkan kemplang yang baik. Daging ikan yang telah halus dicampur dengan garam secukupnya dan diaduk rata. Setelah tercampur rata, daging ikan dicampur dengan tepung tapioka sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga rata hingga menjadi setengah padat dan dapat dibentuk lenjeran.
Lenjeran bahan kemplang direbus di air yang sudah mendidih dan akan mengapung apabila telah masak atau dapat juga dikukus hingga matang. Diamkan hingga dingin, agak keras dan kering. Lenjeran yang telah keras tersebut dipotong-potong dengan ketebalan tertentu, kemudian dijemur hingga kering. Setelah kering kemplang dapat digoreng. Semua bahan dan proses untuk pembuatan kemplang sebagian besar hampir sama dengan pembuatan kemplang biasa. Perbedaan antara kemplang pasir dan kemplang biasanya terletak pada proses penggorengan kemplang. Kemplang pasir tidak menggunakan minyak sebagai bahan penggoreng, melaikan pasir. Dari situlah tercetus Kemplang Pasir karena di goreng menggunakan pasir. Caranya pasir bersih yang diambil dari dasar sungai dikeringkan menggunakan sinar matahari, kemudian ditaruh diwajan dan dipanaskan. Setelah pasir diwajan benar-benar panas, benamkan kemplang kedalam pasir panas tersebut. Sambil dibolak-balik hingga matang dan siap untuk disantap.
Kemplang Pasir menjadi buah tangan yang wajib untuk di bawah pulang jika berkunjung ke pulau Bangka. Kemplang Pasir juga terbukti lebih rendah kalori karena tidak menggunakan minyak goreng, sehingga lebih sehat.
sumber :
http://www.lucky18store.com
http://www.mobil-sewa.com/detailnews-24.html
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja