|
|
|
|
Etu/Tinju Tanggal 12 Jan 2021 oleh Widra . |
Ritual Etu atau Tinju Tradisional erupakan upacara ritual pertanian yang diselenggarakan setiap tahun berdasarkan pada peputaran bulan atau dalam perspektif upacara ritual pertanian suatu pesta dengan kultur bulan yang mengikat suatu masyarakat dalam tradisi yang teratur berdasarkan peredaran bulan purnama dalam setahun. Upacara Etu meliputi beberapa tahap upacara dengan kegiatan dan waktu yang ditentukan. Setelah tiba waktu yang ditetapkan, Upacara Etu dilaksanakan tahap demi tahap sampai mencapai puncaknya pada waktu Etu. Maksud dan tujuan dari Upacara Etu ini adalah:
Upacara ini diselenggarakan di tempat khusus yakni:
Sebelum upacara ini dimulai pihak penyelenggara upacara harus mempersiapkan tanggal upacara dan mempersiapkan teknis acara dan penyambutan tamu. Pihak penyelenggaran sebagai tuan rumah wajib mempersiapkan :
Maka berbagai rangkaian upacara dapat dilaksanakan. Dimulai dari acara pembukaan yang ditandai dengan tinju yang dilaksanakan secara simbolis oleh kedua orang tua. Kedua orang tua berpakaian lengkap kecuali sebagai pengganti kepo (alat tinju) diganti dengan tongkat jagung. Seusai acara simblois ini, para hadirin mulai memadati atau mengelilingi Loka Melo (arena) dengan berdebar menantikan pasangan yang akan masuk. Suasana semakin semarak oleh Melo (nyanyian) dengan pantun-pantun yang dibawakan oleh kedua kubu yang disebut Fedha Melo. Namun para petinju yang sudah mempersiapkan diri beberapa hari atau minggu sebelumnya menyamaar duduk dibarisan penonton. Pantun-pantun yang dibawakan sambil menari oleh kedua kubu semakin menghangatkan suasana serta mebakar semangat para petinju. Dari proses mencari, mendapatkan, mengenakan busana seta bertinju semuanya ditandai oleh irama lagu yang dibawakan oleh para Fedha Melo. Pada saat bunyi musik mengiringi nyanyian dan pantun silih berganti ini mengisyaratkan bahwa Melo yang berarti petinju masih dicari tahap ini disebut tahap Joro. Ketika Melo sudah memakai pakaian tinju maka berlangsunglah Etu. Kedua sike (pemegang) yang bertidak sebagai pengendali harus mampu bergerak lincah mengikuti gerak maju atau gerak mundur petinju. Kedua seka haruslah orang berpengalaman dalam tinju dan memiliki ketangkasan yang tinggi. Tidak ada ketentuan waktu berapa lama untuk sepasang petinju betarung. Biasanya saat kedua petinju saling menyerang selalu terjadi rangkul merangkul lalu diceraikan. Selain itu pemberhentian dapat terjadi atas keputusan para petinju sendiri atau sike. Pemberhentian dari para petinju sendiri dapat terjadi apabila salah seorang petinju merasa tidak mampu menantang lawan tinjunya atau apabila penantangnya adalah teman atau saudaranya. Untuk mengatakan berhenti salah satu kubu mengangkat tangan sebagai tanda berhenti di hadapan kubu lawannya.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |