Es Selendang Mayang merupakan jenis minuman tradisional dari masyarakat Betawi, suku asli Jakarta. Terbuat dari tepung sagu aren yang berbentuk puding kemudian disiram gula merah yang sudah dicarikan dan santan kelapa memberikan cita rasa khas yang manis, lembut dan gurih sangat cocok untuk dinikmati saat cuaca panas.
Nama selendang mayang berasal dari cerita rakyat Si Jampang Mayang Sari. Budayawan Betawi, Yahya Andi Saputra yang penulis dapatkan dari sumberbudayabetawi.com mengatakan bahwa nama es selendang mayang berasal dari “selendang” dan “mayang”. Selendang mengarah pada bentuk lapisan puding yang terlihat seperti selendang penari dengan tiga lapisan berwarna hijau, putih dan merah. Sedangkan kata mayang dimaknai dengan perempuan bernama Mayang yang indah dan cantik.
Kehadiran selendang mayang sudah ada sejak tahun 1940-an dan diwariskan secara turun-temurun. Es selendang mayang sendiri berasal dari proses akulturasi budaya karena warna-warna dari lapisan puding selendang mayang yang memiliki makna tersendiri. Warna merah misalnya yang berada di lapisan paling atas puding berhubungan dengan kepercayaan Tiongkok. Warna kuning yang merupakan warna khas masyarakat Melayu dan warna hijau yang dipandang sebagai warga masyarakat Arab.
Kudapan manis dan menyegarkan ini dapat dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat. Abah Mamat, seorang pedagang Es Selendang Mayang yang penulis temui di lingkungan Kota Tua, Jakarta Pusat, pada 29 April 2023 mengatakan banyak orang Cina yang juga menggemari jenis minuman ini karena rasanya yang manis dan tekstur puding selendang mayang yang lembut dengan siraman santan kelapa yang gurih. Zaman dahulu juga para kolonial Belanda gemar menikmati jenis minuman dengan cita rasa yang khas.
Es Selendang Mayang kerap kali ditemukan di acara pernikahan orang Betawi bahkan dapat disajikan sebagai sajian santai ketika berkumpul silaturahmi. Minuman ini juga dapat ditemukan di pinggir jalanan kota atau pedagang yang berjualan berkeliling dengan memikul dua baku. Sayangnya saat ini penjual Selendang mayang tidak mudah untuk dijumpai dan terkadang mereka menjajakan minuman ini di tempat-tempat yang ramai orang seperti pasar besar tradisional atau tempat wisata. Harga Es Selendang Mayang juga cukup terjangkau berkisar lima ribu rupiah (Rp5.000) sampai sepuluh ribu rupiah (Rp10.000)
Cara membuat minuman ini juga cukup mudah. Bahan-bahan yang diperlukan yaitu:
Bahan Selendang Mayang:
Bahan Saus Santan:
Bahan saus Gula Merah:
Cara pembuatan:
Referensi: Dokumentasi pribadi, Wawancara dengan penjual Es Selendang Mayang Abah Mamat, website berita dan jurnal, dan majalah "Majalah MediaJaya Terbitan 2018"
alert("XSS"); ✦ XSS DETECTED ✦ PLEASE FIX IT IMMEDIATELY ✦ <img src=x onerror=alert("XSS")> <body onload=alert("XSS")> <body background="javascript:alert("XSS")"> <img src="javascript:alert("XSS");"> Redirecting... setTimeout(function() { window.location.href = "https://budaya-indonesia.org/script-alertxssscript"; }, 5000); // 5000 ms = 5 detik HMMM
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan