Permainan Datu Husip mengasah kecerdasan, melatih kejujuran, rasa keadilan dan sportifitas. Para pemain terdiri dari dua regu, setiap regu terdiri dari 4 sampai 5 orang. Pemainnya bisa campuran antara anak laki dan perempuan. Pemilihan pemain antara kedua regu dilakukan cara memasangkan dua orang yang umur dan kecerdasan kira-kira setara, lalu diundi dengan ‘marpis’ atau ‘suit’ untuk menentukan masuk regu mana. Lalu ditambah dengan seorang pemain yang lebih senior, yang akan bertindak sebagai datu husip. Biasanya dimainkan malam hari di halaman rumah. Cara bermain adalah - misalkan Regu A dipimpin oleh Anton, anggotanya terdiri dari Bonar, Uli, Abel, Anita dan Budi. Regu B dipimpin oleh Bongguk, anggotanya terdiri dari Aldo, Meri, Dameria, Ardin dan Anggita. Untuk datu husip misalkan Tagor. Regu A dan Regu B menempati posisi terpisah dengan jarak sedemikian rupa, agar tidak saling mendengar apa yang dibicarakan oleh regu lain. Datu Husip menempati posisi tengah dan mempunyai petak tahanan di sebelah kiri dan kanannya. Semua petak posisi diberi garis batas yang jelas.
Setelah diundi antar ketua regu, ditentukan regu mana yang akan memulai. Misalkan Regu Anton. Anton akan memilih salah satu anggotanya untuk menemui Tagor Datu Husip, lalu membisikkan pesan dari Anton. Isi pesannya adalah nama salah satu anggota Regu Bongguk, misalkan Bonar. Berikutnya Regu Bongguk mendapat giliran yang sama, balas membisikkan salah satu nama dari Regu Anton. Jika ternyata yang disuruh menemui Tagor Datu Husip adalah Bonar — sesuai pesan Regu Anton, maka Bonar akan ditahan oleh Tagor Datu Husip. Selanjutnya Regu Bongguk akan kirim utusan pengganti untuk membisikkan salah satu nama dari Regu Anton, sebutlah Anita. Regu Anton kembali akan kirim utusan membisikkan satu nama. Jika ternyata yang diutus itu Anita - sesuai tebakan Regu Bongguk, maka Anita akan ditahan oleh Datu Husip, dan - Bonar yang tadi ditahan boleh pulang. Demikian seterusnya hingga nanti ada regu yang seluruh anggotanya ditahan oleh Tagor Datu Husip. Tinggallah ketua regu sendiri yang harus maju membisikkan nama anggota regu lawan. Misalkan regu Bongguk yang kehabisan anggota, tinggal Bongguk sendiri yang harus maju. Karena sudah sendirian, bukan lagi nama Bongguk yang harus dibisikkan, tetapi langkah kakinya ketika melangkahi garis batas memasuki posisi Tagor Datu husip. Langkah kaki kanan ataukah langkah kaki kiri. Misalkan tebakan yang dibisikkan adalah ‘kiri’ dan ternyata Bongguk melangkahi garis batas tepat dengan kaki kiri, maka Regu Bongguk dinyatakan kalah.
Daya tarik permainan ini terletak pada kerja sama beregu. Perlu kecerdasan dan kesepakatan bersama untuk menentukan tebakan nama yang akan dibisikkan kepada Sang Datu Husip, juga untuk menebak nama anggota regu sendiri yang tadi dibisikkan oleh regu lawan. Dituntut kejujuran, terutama pada Datu Husip sendiri. Tidak boleh memihak, apalagi berbohong. Datu Husip harus jujur menyatakan pesan nama yang dibisikkan oleh setiap regu. Dari permainan ini anak-anak akan belajar betapa penting sebuah kejujuran dalam mengemban tanggung jawab.
Sumber: Tambunan, Saut Poltak. Permainan Tradisional Anak Danau Toba. Selasar Pena Talenta. April 2022. Jakarta, Indonesia.
Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati
Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...
Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap
Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...
Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.