Seperti masyarakat lain, warga Betawi juga memiliki makanan tradisional yang khas. Sejak zaman dahulu, makanan ini biasanya lebih banyak dibuat ketika Ramadan tiba. Alhasil, suasana puasa pun semakin terasa nikmat. Selain itu juga mudah dibuat bilamana banyak nasi yang tidak habis tinggal berkerak. Makanan tradisional Betawi ini adalah Ali Bagente. Makanan ini merupakan campuran dari China, Arab, Jawa dan Betawi. Makanan ini bisa dikatakan sudah langka, bahkan orang-orang etnis Arab-Betawi pun sudah banyak yang tidak lagi mengenal jajanan ini. Paling-paling, makanan ini baru bisa ditemukan di sekitar kawasan Condet. Menurut Indra Sutisna, pengamat budaya Betawi, makanan ini amat sederhana. Ali Bagente terbuat dari kerak (sisa nasi yang mengeras di pantat kuali ketika menanak) yang dikeringkan, kemudian digoreng, dan disiram gula ganting (gula merah yang dikentalkan). “Diduga dulunya ada orang bernama Ali yang sangat suka jajanan ini dan cinta pada orang yang me...
Kehidupan suku betawi yang relijius islami terlihat dari kesiapan orang betawi dalam menyambut hari besar lebaran biasanya orang sekampung akan patungan membeli kerbau hidup (kebo dalam bahasa betawi) pada awal ramadan. patungan tersebut disebut andil. ketika sudah terkumpul besaran andilannya maka pada tanggal 15 ramadan kebo akan dibeli dan kemudian akan diangon oleh anak2 betawi di padang rumput mulai dari tanggal 15 ramadan sampai h-2 lebaran. maksud dari mengangon kebo tersebut adalah anak2 betawi tidak lesuh ketika berpuasa dan gembira saat mengisi waktu-waktu puasa. kebo diangon pada siang hari dan kembali ke kandang pada sore hari, sebelum pulang biasanya kebo dimandikan oleh anak2 di kalenan (kali) yang serin gkali menjadi hiburan tak terlupakan. pada h-2 lebaran kebo tersebut akan disembelih secara gotong royong lalu seluruh bagian tubuh kebo mulai daging hingga tulang akan dibagikan sesuai besaran andil per orang. pembagian ini disebut dengan nanding. lalu setelah selesai...