Sistem penanggalan kalender Batak untuk menentukan hari baik atau buruk. Penamaan hari-hari dalam sebulan bagi orang Batak dan maknanya: Harl ke-1. ARTIA: Hari baik untuk mengadakan musyawarah dalam sega la hal. Harl ke-2. SUMA: Hari baik untuk memancing ikan, berburu dan lain-lain. Harl ke-3. ANGGARA: Hari naas/buang sial, sang at baik untuk berperang dan meramu obat, berburu. Harl ke-4. MUDA: Hari padi, sangat baik untuk bercocok tanam, malakukan pesta. Hari ke-S. BORASPATI: Hari baik untuk berpesta, mendirikan rumah, memasuki rumah baru, mencari pekerjaan dan untuk memulai suatu usaha. Hari ke-6. SINGKORA: Hari baik untuk pergi merantau, melamar pekerjaan, menjumpai orang besar (berpangkat), memulai berdagang, pesta perkawinan. Harl ke-7. SAMISARA: Hari "Raja", sangat baik untuk pengantin baru, pesta, kawin lari, memanggil roh, mandi bunga. Hari ke-8. ARTIA Nl AEK: Hari baik untuk semua pesta, musyawarah, mandi bunga, m...
Sistem penanggalan kalender Batak untuk menentukan hari baik atau buruk. Penamaan hari-hari dalam sebulan bagi orang Batak dan maknanya: Harl ke-1. ARTIA: Hari baik untuk mengadakan musyawarah dalam sega la hal. Harl ke-2. SUMA: Hari baik untuk memancing ikan, berburu dan lain-lain. Harl ke-3. ANGGARA: Hari naas/buang sial, sang at baik untuk berperang dan meramu obat, berburu. Harl ke-4. MUDA: Hari padi, sangat baik untuk bercocok tanam, malakukan pesta. Hari ke-S. BORASPATI: Hari baik untuk berpesta, mendirikan rumah, memasuki rumah baru, mencari pekerjaan dan untuk memulai suatu usaha. Hari ke-6. SINGKORA: Hari baik untuk pergi merantau, melamar pekerjaan, menjumpai orang besar (berpangkat), memulai berdagang, pesta perkawinan. Harl ke-7. SAMISARA: Hari "Raja", sangat baik untuk pengantin baru, pesta, kawin lari, memanggil roh, mandi bunga. Hari ke-8. ARTIA Nl AEK: Hari baik untuk semua pesta, musyawarah, mandi bunga, memasuki ruma...
Sebagian masyarakat Indonesia mungkin lebih mengenal Gundala sebagai nama seorang tokoh superhero dalam komik Indonesia tahun 1970-an karya Hasmi. Tapi yang satu ini tak kalah menariknya, yaitu Gundala-gundala. Suatu seni pertunjukan masyarakat Karo yang menggunakan topeng kayu. Gundala-gundala pada umumnya ditampilkan dalam upacara Ndilo Wari Udan, yaitu upacara memanggil hujan) pada musim kemarau panjang. Selain pemeran-pemeran yang menggunakan topeng kayu, pada seni pertunjukan yang sekaligus upacara memanggil hujan itu, juga ada yang berperan sebagai si Manuk Gurda Gurdi, burung penjelmaan pertapa sakti. Kisahnya memang terkait dengan burung tersebut. Ada sejumlah variasi cerita rakyat atau legenda yang terkait dengan Gundala-gundala ini. Salah satunya adalah kisah tentang kehidupan masyarakat yang hidup rukun dan damai di dataran tinggi Karo, dipimpin oleh raja yang disebut Sibayak. Sang raja memiliki satu-satunya keturunan, yaitu seorang putri...