1
398 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Situs Pada Hadoa
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sulawesi Tengah

Situs Pada Hadoa terletak di Dusun 1, Desa Bariri, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, dengan letak astronomi Lintang Selatan 1° 43′ 41,163″ dan Bujur Timur 120° 12′ 7,958″ dan memiliki ketinggian 1.268,052 mdpl. Situs ini terletak di bukit Hadoa. Adapun batas-batas dari Situs Pada Hadoa adalah, bagian Utara berbatasan dengan sawah Hadoa, arah Selatan berbatasan dengan Bulu Pokarahia, arah Timur berbatasan dengan Sungai Hadoa, dan arah Barat berbatasan dengan sungai Tomahu. Akses menuju situs bisa dengan kendaraan roda empat melalui pemukiman warga sekitar 7 km dari tugu Desa Bariri, kemudian melalui jalan sawah 557 meter dengan berjalan kaki dan dilanjutkan dengan melewati padang ilalang sejauh 296 meter. Ragam temuan di situs ini cukup lengkap, mulai benteng tanah dan pada bagian atasnya terdapat susunan batu, kalamba, bakal kalamba, batu dulang, batu lumpang, batu berlubang, menhir, tempayan kubur,arca, dan sebaran fragmen gerabah di permukaan. Di situs ini juga terdapat temua...

avatar
Widra
Gambar Entri
Arca Maturu
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sulawesi Tengah

Arca Maturu adalah salah satu peninggalan kebudayaan megalit yang berada di Desa Bewa, Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Arca Maturu merupakan salah satu patung megalit yang terbesar yang berada di Situs Suso, Lembah Bada. Arca ini oleh masyarakat setempat disebut dengan arca Maturu atau arca tidur. Arca Maturu terbuat dari batu andesit berwarna hitam, dengan ukuran arca tinggi 380 cm, lebar 104 cm dan ketebalan 47 cm. Arca ini mempunyai kepala lonjong dengan ukuran panjang kepala 135 cm dan pada bagian kepala terdapat goresan menyerupai topi. Pada bagian wajah terdapat dua buah mata sipit, hidung memanjang, dua buah telinga. Sedangkan bagian badan terdapat tangan dua buah, jari 5 buah, kedua tangan terlipat di bawah perut, kemaluan yang berbentuk kemaluan laki-laki. https://twitter.com/yakubudaya

avatar
Widra
Gambar Entri
Tarian Pogogul
Tarian Tarian
Sulawesi Tengah

Tari Pogogul adalah sebuah tarian Daerah Buol yang berkaitan dengan nama sebuah gunung yaitu Gunung Pogogul. Tarian ini diciptakan oleh Ibu Salmija Lupojo pada tahun 1960 yang mendeskripsikan budaya bercocok tanam padi yang dulunya dilakukan di sekitar unggag motarang (air terang). Penarinya berjumlah 8 orang, terdiri atas 4 orang wanita dan 4 orang pria. Tarian ini diawali dengan gerakan masuk yang diiringi lagu Bvuolyo Lripu Koponuku. Setelah konfigurasi penari telah siap, maka dimulailah gerakan mengajak membersihkan lahan (mopalyato guwa). Pembersihan akhir (molyopun dan momalyapuk) proses menanam padi ladang (motugoly) dengan mengunakan fhufhuak. Fhufhuak adalah semacam kayu patok yang diruncingkan bagian ujungnya agar mudah membuat lubang untuk menanam. Tarian ini diakhiri dengan gerakan menghilir (mogilik) membawa hasil panen turun ke roji (sebutan untuk wilayah muara sungai Buol) melalui alat angkutan perahu menyusuri sungai Buol, singgah di desa Momunu yang terletak di Gun...

avatar
Widra
Gambar Entri
Guma
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Sulawesi Tengah

Guma adalah pedang kuno zaman dahulu yang panjangnya sekitar 1m. Guma melambangkan keperkasaan pria dan terbuat dari baja, sedangkan sarungnya dibuat dari kayu hitam atau tanduk. Pada kedua ujungnya diukir dan badan sarung diberi pula hiasan-hiasan dan diikat dengan logam perak.Kepemilikan Guma dapat dilihat dari bentuk gagang pada guma. Misalnya Guma seorang Raja, gagangnya berbentuk kepala buaya dan biasanya terbuat dari tulang manusia. Gagang jenis ini biasa disebut Pewo O Gagaranggo. Selain itu, nama bagian-bagian Guma di tiap daerah Sulawesi Tengah berbeda. Misalnya perbedaan pada masyarakat Pamona selaku pembuat, dan Kaili Lembah Palu serta Kulawi sebagai konsumen. Pada masanya Guma biasanya digunakan untuk berperang dan juga sebagai pelengkap dalam berbagai ritual dan upacara adat. Oiyo, hal menarik tentang Guma adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi ketika mencabutnya dari sarung. https://twitter.com/yakubudaya

avatar
Widra
Gambar Entri
Arca Tanta Duo
Ornamen Ornamen
Sulawesi Tengah

Letak lokasi Arca Tanta Duo di tengah sawah milik bapak G. Dadaha dengan koordinat LS. 120° 15′ 3,3″ – BT. 1° 54′ 5,04″ dan berada di ketinggian 779 Mdpl, secara administratif berada di Desa Padangkaia, Kecamatan Lore Selatan, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Arca tersebut dikenal dengan Tanta Duo atau arca yang menyerupai bentuk kerbau. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbgorontalo/arca-megalitik-kerbau-tanta-duo-lore-selatan/

avatar
Widra
Gambar Entri
Langke Bulawa
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Sulawesi Tengah

Lokasi: wilayah administrasi Desa Bomba, Kecamatan Lore Selatan. Tinggi: 174 cm,lebar bagian depan: 63cm, lebar kepala bagian depan: 58cm. Patung tersebut digambarkan sebagai seorang perempuan dengan pola wajah oval , payudara dan alat kelamin.

avatar
Widra
Gambar Entri
Pare'e
Alat Musik Alat Musik
Sulawesi Tengah

wedaya.rey1024.com

avatar
Widra
Gambar Entri
Mandura
Ritual Ritual
Sulawesi Tengah

Mandura merupakan tradisi masyarakat Kampung Baru, Kota Palu, yang sudah secara turun temurun dilaksanakan. Tradisi ini biasanya dilaksanakan sepekan setelah 1 Syawal. Mandura sendiri merupakan makanan khas suku kaili yang terbuat dari beras ketan dengan tiga warna yaitu hitam, putih dan merah, dibungkus daun pisang, kemudian dimasak. Dalam tradisi ini, masyarakat akan menyiapkan ratusan mandura untuk disusun membentuk piramida. Selain itu juga diberi tandu untuk dapat diangkat dan diarak. Mandura yang sudah disusun membentuk piramida itu kemudian diarak beramai-ramai. https://twitter.com/yakubudaya

avatar
Widra
Gambar Entri
WATU MPOGA'A (Watumpogaa, Vatumpogaa)
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Tengah

WATU MPOGA'A (Watumpogaa, Vatumpogaa) Pada tahun 1800an, tokoh Hindia Belanda, Adriani dan Kruyt dalam buku mereka yang berjudul De Bare'e-sprekende Toradja's van Midden-Celebes menyebutkan suku Bare'e (Bare'e-Stammen) Sebagai Suku Asli pemilik wilayah Grup Poso-Tojo, Toraja Poso-Tojo, atau Toraja Timur (Toradja Bare'e) dengan Bahasa Bare'e (Bare'e-Sprekende) sebagai bahasa asli di wilayah tersebut. Pamona berasal dari Nama suatu Desa yaitu Desa Pamona (Dorp Pamona), dan setelah terjadi Peristiwa Watu Mpogaa (WatuMpogaa atau Vatu Mpogaa) penduduk Desa Pamona kemudian tinggal di wilayah Wotu, Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, dan kemudian di wilayah Wotu, Luwu Timur, orang-orang dari Desa Pamona tersebut menamakan Penduduk mereka dengan Nama To Lampu, To Lompoe, atau To Tawaelia. SEMUA PAMONA BERAGAMA KRISTEN DAN SUKU BARE'E BERAGAMA ISLAM DAN MOLAMOA (BERTUHAN PUEMPALABURU). Jadi Pamona bukan nama suku ataupun Bahasa tetapi hanya nama Desa, yaitu Desa Pamona (Dorp p...

avatar
IslamTerbanyakdiIndonesiaDapatApa