Tari Gong Budaya Khas Suku Dayak Kenyah Kalimantan Timur - Tari Gong adalah salah satu tarian dari sekian banyak tarian yang berasal dari kalimantan timur, sama dengan namanya tarian ini menggunakan alat gong sebagai media untuk menari, tari gong ini di tarikan oleh beberapa gadis cantik dengan gong sebagai alat musik pengiringnya, tari gong ini biasa disebut juga dengan nama kencet lendo, biasanya diadakan pada saat upacara menyambut kelahiran seseorang bayi kepala suku tersebut dan upacara penyambutan tamu agung. Tari gong ini menggambarkan gerakan tarian yang begitu lembut, dengan gerakan tangan yang sederhana serta tidak banyak terdapat pola gerakan bahkan banyak juga gerakan yang di ulang-ulang, selain dari gerakan tangan, tari gong ini juga melibatkan gerakan kaki dan tubuh saat melangkah dan berpijak pada gong, dan yang istimewa dari tari ini adalah dibutuhkan kelenturan serta keseimbangan, s elain gong musik pengiringnya juga dilengkapi sapeq, yaitu ala...
Pakaian adat untuk wanita dinamakan Ta'a dan untuk para lelakinya bernama sapei sapaq. Biasanya pakaian adat tersebut digunakan saat acara besar dan menyambut tamu agung. Ta'a terdiri dari da'a yaitu semacam ikat kepala yang terbuat dari pandan yang umumnya digunakan oleh orang tua. Atasan atu baju yang mereka kenakan disebut sapei inoq dan bawahannya berupa rok yang disebut dengan Ta'a. Baik atasan maupun bawahan semua dihiasi dengan manik-manik agar terlihat cantik. Wanita yang memakai ta'a ini biasanya dilengkapi dengan uleng atau hiasan kalung manik sampai bawah dada. Sedangkan untuk para lelaki masyarakat Dayak mengenakan pakaian yang disebut dengan Sapei sadaq dengan corak dan motif yang hampir sama dengan pakaian adat perempuan dayak. Namun, pada sapei sapaq atasan dibuat rompi dan bawahannya adalah cawat yang disebut abet kaoq. Umunya , para pria dayak melengkapi penampilan mereka dengan mandau ayng terikat pada pinggang mereka. Pada umumnya , tidak ada perbedaan mencolok d...
Alkisah, di lereng sebuah gunung daerah Kalimantan Timur terdapat sebuah dusun bernama Jaitan Layar. Di dusun itu tinggal seorang Petinggi bersama istrinya. Meski sudah menikah puluhan tahun, mereka belum di karuniai seorang anak pun. Namun demikian, suami istri itu tak pernah putus asa. Mereka senantiasa pergi bertapa, menjauhi kerabat dan rakyatnya untuk memohon pada Dewa agar diberi keturunan. Pada suatu malam, ketika mereka sedang tertidur nyenyak, tiba-tiba dikejutkan oleh suara gemuruh di halaman rumahnya. Malam yang semula gelap gulita tiba-tiba berubah menjadi terang benderang, kejadian itu membuat mereka sangat heran. "Pak coba lihat apa yang terjadi di luar," kata sang istri. Dengan memberanikan diri, Petinggi Dusun Jaitan Layar itu keluar dari rumahnya. Ia sangat terkejut melihat sebuah batu raga mas berada di halaman rumahnya. Di dalamnya terbaring seorang bayi laki-laki yang masih merah berselimutkan kain berwarna emas. Tangan kanan bayi itu menggenggam se...
Mecaq undat tak hanya sebagai ungkapan rasa sukur masyarakat Dayak kepada para pemberi rezeki, tetapi juga kebersamaan dan gotong royong. Bayak Garou memimpin upacara penyembelihan babi. Darahnya akan dipersembahkan bagi dewa-dewa yang sudah berjasa memberikan perlindungan dan tanah yang subur bagi mereka untuk berladang. Garou membacakan doa atau sykur dalam Bahasa Dayak, menggunakan serbo, lalu darah babi yang ditampung dalam wadah kemudian dipercikkan ke tanah. Ritual ini menjadi pembuka pesta panen (Mecaq Undat). Pada suatu ketika saat musim panen tiba, masyarakat melakukan pesta panen. Sebagian hasil panen disisihkan untuk Mecaq Undat. Saat kaum laki-laki menyiapkan perahu untuk perlombaan, perempuannya menempatkan bambu muda yang sudah di isi tepung beras di perapian. Puncak acara dari pesta panen ini adalah menumbuk beras yang sudah dimasukkan ke dalam lesung sepanjang sepuluh meter. Menggunakan elu, kayu sepanjang dua meter, masyarakat menumbuk beras hingga menjadi tepun...
Tari Jepen Ampiek Muslimah adalah tarian Pesisir yang mengangkat cerita tentang perilaku gadis muslim pesisir yang beranjak dewasa dan sedang mencari jati diri. Gerak yang mengambil pola kehidupan keseharian wanita muslim dalam menapaki kehidupan, membuat tarian ini menjadi tarian yang dinamis namun tidak terlepas dari norma-norma seorang wanita muslim yang diolah sedemikian rupa sehingga terciptalah sebuah tari dengan gaya dan ciri khas yang terpancar dari kostum dan gerak. Sumber: https://lysideimos.wordpress.com/2014/07/08/tarian-khas-kabupaten-paser/
Tarian ini mengenai sebuah gambaran bagaimana suku Dayak Kenyah yang melakukan perpindahan dari daerah asal mereka yaitu Apo Kayan (Kab. Bulungan) menuju daerah Long Segar (Kab. Kutai Barat). Perjalanan yang membutuhkan waktu bertahun-tahun. Kejadian tersebut dibuat menjadi sebuah tarian yang disebut Tari Pecuk Kina. Jika dilihat tarian tersebut mengikut sertakan banyak wanita yang memakai pakaian khas Kalimantan dan membawa kipas berbulu. Sumber: http://www.ragamseni.com/13-macam-tarian-adat-yang-berasal-dari-kalimantan/
seperti yang diceritakan pada Legenda mengenai Ular naga Erau dan Putri Karang Melenu. dikisahkan pada jaman dahulu kala sepasang suami Istri yaitu Petinggi Hulu Dusun dan istrinya tidak dikarunia anak dan memohon kepada dewa agar diberi keturunan. lalu terjadilah hujan selama 7 hari 7 malam. Karena kehabisan persediaan kayu bakar Petinggi hulu dusun ingin membelah kayu kasau untuk kayu bakar mereka. disaat itu ia menemukan ulat kecil sedang melingkar dan memandang kearahnya dengan matanya yang halus, seakan-akan minta dikasihani dan dipelihara. lalu pada saat ulat itu diambil Petinggi, keajaiban alam pun terjadi. Hujan yang tadinya lebat disertai guntur dan petir selama tujuh hari tujuh malam, seketika itu juga menjadi reda. Hari kembali cerah seperti sedia kala. Lalu dipeliharalah Ulat kecil tadi dengan baik oleh keluarga Petinggi Hulu Dusun. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, ulat itu membesar dengan cepat dan ternyata ia adalah seekor naga. Pada suatu malam petinggi h...
Tari Kancet Punan Letto Tari Punan Letto adalah tari tradisional dari daerah Kalimantan Timur. Kata “Punan” artinya merebut, sedang katan “letto” artinya gadis/wanita. Cerita yang dibangun dalam tarian ini yaitu tentang dua orang pemuda yang sama-sama menyukai seorang gadis dan memperebutkannya. Pemuda yang mempertahankan gadisnya dengan gagah berani akhirnya memenangkan pertarungan tersebut. Sudah merupakan sifat suku Dayak Kenyah, selalu berkorban guna mempertahankan miliknya apa pun itu bentuknya. https://www.silontong.com/2018/09/28/tarian-daerah-kalimantan-timur/
Tari Pecuk Kina Tarian Tari Pecuk Kina adalah tarian tradisional dari daerah Kalimantan TImur. Tari ini mengenai sebuah gambaran bagaimana suku Dayak Kenyah yang melakukan perpindahan dari daerah asal mereka yaitu Apo Kayan (Kab. Bulungan) menuju daerah Long Segar (Kab. Kutai Barat). Perjalanan yang membutuhkan waktu bertahun-tahun. Kejadian tersebut dibuat menjadi sebuah tarian yang disebut Tari Pecuk Kina. Jika dilihat tarian tersebut mengikut sertakan banyak wanita yang memakai pakaian khas Kalimantan dan membawa kipas berbulu. https://www.silontong.com/2018/09/28/tarian-daerah-kalimantan-timur/