Bahan-bahan: 4 buah daging kuini matang (kupas, cincang) secukupnya Minyak goreng Bumbu halus: 10 buah cabe rawit (bisa ditambah jika kurang pedas) 1 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 sdt munjung garam 2 sdm gula pasir 1 sdm munjung gula merah Cara membuat: Panaskan minyak dalam wajan. Masak bumbu halus sampai harum. Masukkan irisan buah kuini. Aduk². Masak hingga air buah menyusut dan daging buah berubah warna. Tes rasa. Sajikan.
Bahan-bahan: 3 telur rebus, kerat-kerat 4 buah cabe dipotong kasar 1/4 sdt garam 1/4 sdt gula pasir 300 ml air 1/4 sdt air jeruk nipis 3 sdm minyak untuk menumis Bahan lainnya: secukupnya minyak untuk menggoreng telur rebus Bumbu yang dihaluskan: 4 siung bawang merah 2 siung bawang putih 1 cm jahe 1 cm kunyit (dibakar) Cara membuat: Siapkan bumbu. panaskan minyak lalu masukkan bumbu halus. setelah harum, masukkan cabe, aduk sebentar. masukkan telur. tambahkan air. masak terus sampai bumbu meresap ke telur. kalau kurang air bisa ditambahkan. Setelah matang, sajikan
Bahan-bahan: 9 buah Pisang Kepok Mentah 20 lembar Daun Singkil secukupnya Ikan Salai / Ikan Asap 5 butir Bawang Merah 4 cm Jahe secukupnya Asam Jawa secukupnya Garam secukupnya Gula secukupnya Air Cara membuat: Siapkan wadah. Larutkan 1 sdm asam jawa dengan 1 liter air. Kupas pisang dengan pisau. Masukkan kedalam air asam jawa. Biarkan ± 5 menit. Cuci, potong-potong, sisihkan. Didihkan air. Masukkan pisang mentah. Beri 1/2 sdt garam. Masak ± 5 menit. Masukkan bawang merah (iris) dan ikan salai. Masak lagi ± 5 menit. Terakhir, tambahkan jahe (geprek), daun singkil, garam dan gula. Didihkan ± 3 menit. Angkat dan sajikan
Upacara Adat Kwangkay merupakan upacara pemakaman adat suku Dayak Benuaq yang merupakan tradisi purbakala, system penguburan secara bertahap dilaksanakan sebagai berikut : Pemakaman darurat ( Penguburan sementara ) Pemakaman Antar (Penguburan Skunder) Pemakaman penutup ( Penguburan terakhir ) o Orang Dayak Benuaq mengenal 3 Jenis upacara kematian Upacara Parapm Api Upacara Kenyau Upacara Kwangkay. Upacara Adat Kwangkay dilaksanakan oleh anggota keluarga yang masih hidup agar para mendiang dapat tiba di tempat yang tinggi di Puncak Lumut. kwangkay yang berarti buang bangkai maksudnya melepaskan diri dari segala kedukaan dan mengahiri masa berkabung Waktu Penyelenggaraan Kwangkay : pada bulan Februari - Maret Pantangan selama upacara: Keluarga penyelenggara upacara atau para petugas upacara dan masyarakat yang ikut harus mematuhi pantangan sebagai berikut: Untuk Keluarga duka: tidak boleh bepergian, tidak boleh bergurau, tidak boleh menggunakan pakai...
Upacara ini dilaksanakan oleh masyarakat Dayak Wehea setelah mereka selesai panen padi.Upacara ini dilakukan untuk memperingati pengorbanan dari Long Diang Yung yang rela mengorbankan dirinya untuk masyarakat yang sedang dilanda bencana kelapparan dan kekeringan. Setelah pengorbanannya masyarakat dapat hidup makmur dan mendapat panen yang berlimpah.Maksud diadakannya upacara ini adalah sebagai pengungkapan rasa syukur atas panen yang telah mereka dapatkan. Upacara ini terdiri dari beberapa rangkaian yang masing-masing rangkaian tersebut saling berkaitan dan upacara ini berlangsung selama 1 bulan. Pelaksanaan upacara ini di mulai dengan pemukulan gong yang dilaksanakan di rumah adat (eweang) dan diakhiri dengan upacara embos epaq plai (membuang hampa padi) yang bermakna untuk mengusir dan membuang segala yang jahat bersama terbenamnya matahari serta mendoakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat, ternak dan makanan.
Amplang merupakan salah satu camilan yang berasal dari Samarinda, Kalimantan Timur. Camilan ini memiliki tekstur renyah dan gurih serta umumnya berwarna putih. Bentuk dari amplang cukup beragam ada yang berbentuk stik, memanjang, hingga berbentuk kuku macan. Bahan dasar pembuatannya adalah tepung tapioka, ikan, dan rempah. Awalnya cemilan ini di produksi di Kota Samarinda. Namun dengan bertambahnya minat orang-orang terhadap amplang, cemilan ini kemudian merambah ke berbagai daerah di Kalimantan Timur hingga akhirnya menjadi oleh-oleh wajib khas Kalimantan Timur. Amplang telah ada sejak tahun 1970an. Awalnya camilan ini dibuat menggunakan ikan belida (ikan pipih) sebab di Kalimantan Timur, khususnya kota Samarinda memiliki Sungai Mahakam sebagai wilayah penghasil ikan. Akan tetapi, karena ketersedian ikan belida yang terus berkurang akhirnya bahan dasar amplang diganti menggunakan beberapa jenis ikan yang juga banyak tersedia di Kalimantan Timur seperti ikan tenggiri, bandeng, dan...