Lambung merupakan salah satu pakaian khas Lombok.Pakaian ini biasanya digunakan pada waktu menyambut kedatangan tamu dan saat tengah melaksanakan upacara adat seperti Nyongkolan.Bentuknya berupa model kerah berbentuk V yang diberi hiasan pada bagian gigir baju. Kelengkapan pada pakaian Lambung, di antaranya ada Pangkak yang merupakan mahkota emas berbentuk bunga cempaka dan mawar yang diselipkan disela konde atau sanggul. https://www.lomboktourplus.com/pakaian-adat-lombok/
Barapan kebo merupakan salah satu dari adat atau budaya suku SAMAWA (sumbawa) NTB, dimana tradisi ini dilakukan oleh masyarakat sumbawa setelah musim panen dilakukan. Barapan kebo dimaksudkan sebagai perayaan hasil panen yang didapatkan oleh para petani. Barapan kebo dapat diartikan sebagai balapan kerbau yang dilakukan di sawah yang berair, dimana 2 kerbau yang dikendalikan oleh seorang joki akan barpacu sampai garis finish. Uniknya garis finish disini merupakan sebuah tiang saka (tiang kayu) yang dijaga oleh sandro (dukun) yang dipercaya memiliki kemampuan untuk mengecoh kerbau dan juga joki. Kerbau yang lari lebih cepat dan dapat merobohkan tiang saka ini, itulah yang menjadi pemenang. Barapan kebo di daerah Sumbawa terdiri dari beberapa kelas, yakni mulai dari kerbau yang berumur 2 tahun sampai kerbau yang berumur 5 tahun. Meskipun perkembangan zaman yang semakin maju, namun tradisi ini masih melekat di kalangan masyarakat Sumbawa khususnya Sumbawa Besar.
Rawa Mbojo Seni ini adalah salah satu media penyampaian pesan dan nasehat yang disuguhkan terutama pada malam hari saat-saat penen sambil memasukkan padi di lumbung. Senandung Rawa Mbojo yang di-iringi gesekan Biola berpadu dengan syair dan pantun yang penuh petuah adalah pelepasan lelah dan pembeli semangat kepada warga yang melakukan aktifitas di tiap-tiap rumah. Sebagai selingan, dihadirkan pula seorang pawang cerita yang membawakan dongeng-dongeng yang menarik dan penuh makna kehidupan. Syair dan senandung Rawa Mbojo didominasi pantun khas Bima yang berisi nasehat dan petuah, kadang pula jenaka dan menggelitik. Ini adalah sebuah warisan budaya tutur yang tak ternilai unuk generasi. Dalam Rawa Mbojo terdapat beragam lirik yang dikenal dengan istilah Ntoro. Ada Ntoko Tambora, Ntoko Lopi Penge, dan Ntoko lainnya. Tiap Ntoko memiliki khas masing-masing. Misalnya Ntoko Tambora dilantunkan dalam syair dan irama yang mengambarkan kemegahan alam. Ntoko Lopi Penge m...
Begitu beragamnya budaya di Indonesia membuat kita sadar begitu unik dan menariknya negeri kita ini. Mulai dari bahasa, adat, makanan, bahkan pakaian tradisional yang sangat bermacam-macam sesuai dengan karakteristik dan kekhasan daerah masing-masing. Kali ini kita akan membahas pakaian tradisional khas Suku Sasak. Selamat membaca! Pakaian Adat Wanita Suku Sasak (sumber: http://elanglomboktour.blogspot.com/2016/06/pakain-adat-wanita-suku-sasak-lombok.html) Pakaian adat wanita suku sasak disebut lambung. Disebut baju lambung, karena bagian bawahnya hanya sampai lambung atau perut. Baju ini memang menggantung dan sedikit mengembang di bagian perut. Karena bagian tengahnya dikerutkan sampai ke ujung tepian leher. Lambung adalah baju hitam tanpa lengan dengan kerah berbentuk segitiga atau hurup “V” dan sedikit hiasan di bagian pinggir baju. Pakaian ini menggunakan bahan kain pelung. Sebagai pelengkap lambung, dikenakan selendang yang...
Di sebuah desa di kaki Gunung Rinjani, terdapat sebutan untuk masyarakat yang tinggal di sana yaitu masyarakat yang menganut Islam Wetu Telu. Masyarakat menganggap mereka menjalankan ibadah shalat hanya tiga kali, padahal hal itu adalah keliru. Ritual ini kerap disalahpahami, sehingga dianggap sebagai agama sempalan Islam. Desa yang kabarnya masih melestarikan pratik peribadatan wetu telu adalah Karang Bajo. Berbagai stigma berkembang soal masyarakat adat ini. Beberapa yang paling populer misalnya Wetu Telu merupakan percampuran agama Hindu, Islam, dan Buddha. Itu pun diwakilkan oleh penghulu adat , serta mengukur keislaman hanya dari syahadat, pantang makan babi dan alkohol, serta berkhitan bagi kaum lelaki. Jika kita merujuk sumber sekunder, Wetu Telu dimaknai sebagai sinkretisme Hindu dan Islam. Praktik peribadatan warga Sasak di desa Bayan karenanya, dicap sebagai sempalan mazhab Sunni maupun Syiah penduduk Indonesia. Mendengar penjelasan Junan, di pikiran saya Wet...
Tahukah kalian tentang Suku Sasak? Suku Sasak adalah salah satu suku yang berada di Nusa Tenggara Barat, khususnya Pulau Lombok. Bahasa yang digunakan suku Sasak sering kali dianggap mirip seperti Bali. Bahasa yang digunakan memiliki kedekatan dengan sistem aksara Jawa-Bali, sama-sama menggunakan Suku Sasak adalah salah satu suku bangsa di Indonesia yang mendiami pulau Lombok. Mayoritas suku Sasak beragama Islam, namun ada sebagian dari mereka yang berbeda dalam menjalankan ibadahnya, dan mereka disebut sebagai Islam Wetu Telu. Jumlah islam Wetu Telu hanya berjumlah sekitar 1% yang melakukan praktik ibadah seperti itu. Selain itu ada pula sedikit warga suku Sasak yang masih menganut kepercayaan pra-Islam yang disebut dengan nama "Sasak Boda". Suku Sasak telah menghuni Pulau Lombok sejak 4.000 Sebelum Masehi. Ada pendapat yang mengatakan bahwa orang Sasak berasal dari percampuran antara penduduk asli Lombok dengan para pendatang dari Jawa. Ada juga yang menyatakan l...
Bahan-bahan: 1 ikat Kangkung 5 batang Kacang Panjang Secukupnya Minyak Jelantah 1 buah Tomat Cherry 1 1/2 buah Jeruk Limau Bumbu-bumbu: 10 buah Cabai (Cabe) Rawit Hijau 10 buah Cabai (Cabe) Merah Keriting 3 siung Bawang Putih 5 butir Kemiri 1 sendok teh Terasi Secukupnya Garam Cara membuat: Semua bumbu dibakar, lalu di uleg hingga halus. Tambahkan tomat, minyak jelantah panas, dan perasan jeruk limo, aduk rata. Rebus sayuran sebentar, angkat, tiriskan. Taruh sayuran di atas piring saji, tuang sambel di atas sayuran yang telah direbus, sajikan s https://resepnusantara.id/resep-membuat-plecing-kangkung-bumbu-bakar-khas-ntb/
Bahan Poteng: 1 kg beras ketan putih 800 ml air 1/4 bagian ragi tape Secukupnya daun Saga (diambil air perasannya) Secukupnya gula pasir secukupnya (sesuai selera) Secukupnya pisang untuk membungkus Bahan jaje Tujak: 1 kg beras ketan putih 50 gram beras ketan hitam 1 butir kelapa diparut + garam secukupnya (kukus) Cara membuat Poteng: Beras ketan putih direndam dalam air 2 liter air selama semalam. Tiriskan. Beras ketan putih dikukus hingga mengeluarkan uap yang banyak, siram dengan 800 ml air saga, kemudian dikukus lagi 15 menit , angkat dan biarkan dingin. Ambil setengah bagian beras ketan putih dan taruh dalam wadah kemudian ratakan, taburi gula dan ragi. Tutupi ketan yang sudah ditaburi ragi dengan sisa setengah beras ketan, jangan lupa untuk menaburkan ragi diatasnya hingga habis. Bungkus atau tutupi ketan dengan menggunakan kain lap kemudian tu...
Bahan-bahan: 250 gr tepung terigu protein sedang 325 ml santan dari 1 butir 100 gr gula merah, disisir 25 gr gula pasir 2 butir telur 1/2 sdot garam 1/2 sdt baking powder Cara membuat: Masak santan dan gula merah. Aduk terus sampai gula larut. Saring. Dinginkan. Kocok telur dan gula pasir, masukkan santan dan garam. Aduk rata. Masukkan terigu sedikit -sedikit, aduk sampai adonan licin. Tuang dalam cetakan carabikang datar. Masak sampai matang. https://resepnusantara.id/resep-bingka-dolu-gula-merah-khas-ntb/