Kegunaan : Pakaian upacara adat Jawa. Makna filosofis : Asem = Senyum (Jawa : Mesem). Orang yang memakai akan selalu hidup bahagia dan bersifat ramah. http://batikthokmotifkhasyogyakarta.blogspot.com/
Kegunaan : Sebagai koleksi dari lingkungan keraton. Makna filosofis : Orang yang menggenakannya diharapkan mempunyai kepribadian yang baik dan hidupnya tidak sembrono. http://batikthokmotifkhasyogyakarta.blogspot.com/
Kegunaan : Upacara tujuh bulanan. Makna filosofis : Agar si pemakai mendapatkan kedudukan yang baik, awet muda dan simpatik. http://batikthokmotifkhasyogyakarta.blogspot.com/
Kegunaan : Upacara tujuh bulanan. Digunakan untuk menggendong bayi. Makna filosofis : Parang = Batu Karang, Tuding = Menuding (Jawa : Menunjuk). Menunjukkan hal-hal yang baik dan menimbulkan kebaikan. http://batikthokmotifkhasyogyakarta.blogspot.com/
Kegunaan : Busana daerah. Makna Filosofis : Si pemakai diharapkan akan mempunyai banyak rejeki. http://batikthokmotifkhasyogyakarta.blogspot.com/
Kegunaan : Berbusana pria dan wanita. Makna Filosofis : Parang Kusumo = Bangsawan, Mangkoro = Mahkota. Si pemakai mendapat kedudukan, keluhuran dan dijauhkan dari mara bahaya. http://batikthokmotifkhasyogyakarta.blogspot.com/
Kegunaan : Dipakai oleh Sultan atau Raja. Makna Filosofis : Kekuasaan atau kewibawaan seorang Sultan atau Raja. http://batikthokmotifkhasyogyakarta.blogspot.com/
Kegunaan : Menghadiri pesta. Makna Filosofis : Parang Bligo = bentuk bulat berarti kemantapan hati. Kembang Randu = melambangkan si pemakai memiliki kemantapan dalam hidup dan banyak rejeki. http://batikthokmotifkhasyogyakarta.blogspot.com/
Kegunaan : Upacara tujuh bulanan (Jawa : Mitoni). Dipakai perempuan pada acara pesta. Makna Filosofis : Parang Centung = Sudah Pandai Ber-rias (Jawa : Wis ceto macak), Kalau dipakai akan terlihat cantik http://batikthokmotifkhasyogyakarta.blogspot.com/