Kuburan Batu " Liang Batu " adalah tradisi menguburkan mayat pada liang batu yang dipahat di tebing yang tinggi. Tradisi ini di lakukan oleh masyarakat dalam agama lama orang Toraja yaitu agama Aluk Todolo. Agama ini mempercayai bahwa orang mati yang dikuburkan makin tinggi seperti di tembing batu maka perjalanannya ke nirwana atau Puya dalam bahasa Toraja makin dekat. Disisi lain hal ini juga bagus karena lahan produktif yang biasanya dipakai bertani oleh masyarakat tidak habis untuk lahan pekuburan.
Kuburan Bayi di Pohon dilakukan oleh orang Toraja dalam agama Aluk Todolo. Bayi yang baru lahir dan meninggal akan dikuburkan dalam batang pohon yang besar. Harapannya bayi tersebut akan bertumbuh dan besar seiring makan besarnya pohon tersebut. Juga terdapat nilai-nilai orang Toraja memaknai kehidupan dan kematian.
Mapasilaga Tedong sendiri adalah adat adu kerbau di Tana Toraja adalah . Kerbau yang diadu biasanya, kerbau bule/albino (Tedong Bunga). Selain itu, Kerbau jantan yang sudah dikebiri juga bisa diikutsertakan dalam Mapasilaga Tedong ini. Adat ini dimulai dengan dibariskannya puluhan kerbau yang akan diadu. Kerbau-kerbau tersebut kemudian diarak dengan didahului oleh tim pengusung gong, pembawa umbul-umbul, dan sejumlah wanita dari keluarga yang berduka ke lapangan yang berlokasi di rante (pemakaman). Kegiatan budaya ini biasanya ditampilkan saat Upacara Adat Rambu Solo, upacara pemakaman leluhur yang telah meninggal beberapa tahun sebelumnya. Saat barisan kerbau meninggalkan lokasi, musik pengiring akan dimainkan. Irama musik tradisional tersebut berasal dari sejumlah wanita yang menumbuk padi pada lesung secara bergantian. Sebelum adu kerbau dimulai, panitia menyerahkan daging babi yang sudah dibakar, rokok, dan air nira yang sudah difermentasi (tuak), kepada pemandu ke...
BAHAN SAMBAL DABU-DABU 5 butir bawang merah, iris tipis 1 buah tomat merah, rajang kasar 10 cabe rawit, iris tipis 1 jeruk nipis, ambil airnya 1/2 sendok teh gula 1/2 sendok teh garam 3 sendok makan minyak sayur CARA MEMBUAT SAMBAL DABU-DABU Campur bawang merah, tomat, cabe rawit, dan air jeruk nipis hingga rata. Tambahkan gula dan garam, aduk rata. Panaskan minyak, siram pada Sambal Dabu-Dabu. Sambal Dabu-Dabu siap disajikan! RM yang menyediakan: Waroeng Manado & Bir Jl. Boulevard Artha Gading Blok A No.9, RT.18/RW.8, Klp. Gading Bar., Klp. Gading, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14240 (021) 45850315
Rumah bugis memiliki keunikan tersendiri, dibandingkan dengan rumah panggung dari suku yang lain ( Sumatera dan Kalimantan ). Bentuknya biasanya memanjang ke belakang, dengan tanbahan disamping bangunan utama dan bagian depan [ orang bugis menyebutnya lego - lego ]. Bagaimana sebenarnya arsitektur dari rumah panggung khas bugis ini ?. Berikut adalah bagian – bagiannya utamanya : 1. Tiang utama ( alliri ). Biasanya terdiri dari 4 batang setiap barisnya. jumlahnya tergantung jumlah ruangan yang akan dibuat. tetapi pada umumnya, terdiri dari 3 / 4 baris alliri. Jadi totalnya ada 12 batang alliri. 2. Fadongko’, yaitu bagian yang bertugas sebagai penyambung dari alliri di setiap barisnya. 3. Fattoppo, yaitu bagian yang bertugas sebagai pengait paling atas dari alliri paling tengah tiap barisnya Mengapa orang bugis suka dengan arsitektur rumah yang memiliki kolong ? Konon, orang bugis, jauh sebelum islam masuk ke tanah bugis...
Tari Pakarena adalah tarian tradisional dari Sulawesi Selatan yang diiringi oleh 2 (dua) kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik-puik)[1]. Selain tari pakarena yang selama ini dimainkan oleh maestro tari pakarena Maccoppong Daeng Rannu (alm) di kabupaten Gowa, juga ada jenis tari pakarena lain yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu “Tari Pakarena Gantarang”. Disebut sebagai Tari Pakarena Gantarang karena tarian ini berasal dari sebuah perkampungan yang merupakan pusat kerajaan di Pulau Selayar pada masa lalu yaitu Gantarang Lalang Bata. Tarian yang dimainkan oleh kurang lebih empat orang penari perempuan ini pertama kali ditampilkan pada abad ke 17 tepatnya tahun 1903 saat Pangali Patta Raja dinobatkan sebagai Raja di Gantarang Lalang Bata[2].
Bahan: 1 bungkus krimmer 8 gelas air mineral 1 ons jahe merah 2 keping gula aren 250 ml susu kental manis putih Cara Pembuatannya: Kupas jahe merah,kemudian cuci dan memarkan hingga pipih Siapkan panci. Masukkan air sebanyak 8 gelas ke dalam panci Masak air dan masukkan gula merah ke dalamnya. Didihkan dan aduk2 hingga gula merah larut Setelah mendidih, matikan api dan tambahkan susu serta krimmer. Saraba sedap siap untuk dinikmati. RM yang menyediakan: Restaurant OLAMITA Jalan Kh. Abdullah Syafei No.51B, Tebet, RT.6/RW.9, Bukit Duri, RT.6/RW.9, Bukit Duri, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12820 (021) 22983865
Songkok' To Bone : Songkok Recca' terbuat dari serat pelepah daun lontar dengan cara dipukul-pukul (dalam bahasa Bugis : direcca-recca) pelepah daun lontar tersebut hingga yang tersisa hanya seratnya. Serat ini biasanya berwarna putih, akan tetapi setelah dua atau tiga jam kemudian warnanya berubah menjadi kecoklat-coklatan. Untuk mengubah menjadi hitam maka serat tersebut direndam dalam lumpur selama beberapa hari. Jadi serat yang berwarna hitam itu bukanlah karena sengaja diberi pewarna sehingga menjadi hitam. Serat tersebut ada yang halus ada yang kasar, sehingga untuk membuat songkok recca' yang halus maka serat haluslah yang diambil dan sebaliknya serat yang kasar menghasilkan hasil yang agak kasar pula tergantung pesanan. Untuk menganyam serat menjadi songkok menggunakan acuan yang disebut Assareng yang terbuat dari kayu nangka kemudian dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai songkok. Acuan atau assareng itulah yang digunakan untuk merangkai serat hingga menja...
Akkarungeng bisa disepadankan dengan pararaton di Jawa Timur (Kitab Raja-raja, yang memuat kisah raja-raja zaman kerajaan Singasari dan Majapahit). Akkarungeng adalah sebuah kitab yang memuat peristiwa suksesi di Kerajaan Bone; diawali oleh pengangkatan raja/mangkau' oleh kelompok-kelompok masyarakat (anang), masa keemasan dan masa kemunduran sampai akhirnya berintegrasi dengan Republik Indonesia. Hampir tidak ada bukti fisik yang dapat ditelusuri untuk mencari tahu sejarah awal Kerajaan Bone selain tulisan-tulisan kuno yang terdapat dalam lontara'. Hanya sedikit informasi dari lontara' sebagai sebuah fakta, bahkan mengenai asal-usul Manurung-E disinyalir sebagai mitos, berupa dongeng yang bersumber dari "sure La Galigo" dan budaya tutur masyarakat Bone. Namun, setelah era Manurung-E, kesadaran akan sejarah agaknya mulai mendapat perlakuan khusus yang ditandai dengan keinginan pihak kerajaan maupun masyarakat luas melakukan penulisan silsilah dan keturunan raja-raja yang sudah ditulis...