Gelung wayang merupakan bagian dari pengetahuan seni kriya Wayang, baik Wayang Kulit purwa, Wayang Orang, wayang Golek Purwa dan beberapa jenis wayang lainnya. Gelung wayang merupakan bentuk stilir dari gelung rambut atau konde atau sanggul. Dalam dunia seni kriya Wayang Kulit Purwa dan Wayang Orang, dikenal adanya sekitar sepuluh macam bentuk gelung wayang. Berikut ini adalah jenis-jenis gelung wayang itu. Gelung Cupit Urang. Sering juga diucapkan gelung supit urang atau sapit urang, adalah model gelung yang digunakan oleh Arjuna, Permadi, Pandu Dewanata, Sakri, Gatotkaca, Antareja, Laksmana, Ramawijaya sebelum menjadi raja, suryaputra (Karna Muda), Nakula, Sadewa, dll. Sebagian orang menyebut gelang semacam itu dengan nama gelung kadal menek. Gelung supit urang ada yang polos, ada yang memakai jamang, dan ada pula yang memakai garuda mungkur. Supit Urang polos tanpa hiasan seperti yang dikenakan oleh tokoh wayang Anoman, Bima, Arjuna, Nakula-Sadewa, dan lain-lain ya...
Supit Urang Sanggan, ialah bentuk gelung yang bersumping seperti yang terlihat pada wayang Nakula dan Sadewa. Gelung wayang merupakan bagian dari pengetahuan seni kriya Wayang, baik Wayang Kulit purwa, Wayang Orang, wayang Golek Purwa dan beberapa jenis wayang lainnya. Gelung wayang merupakan bentuk stilir dari gelung rambut atau konde atau sanggul. Dalam dunia seni kriya Wayang Kulit Purwa dan Wayang Orang, dikenal adanya sekitar sepuluh macam bentuk gelung wayang. Berikut ini adalah jenis-jenis gelung wayang itu. Gelung Cupit Urang. Sering juga diucapkan gelung supit urang atau sapit urang, adalah model gelung yang digunakan oleh Arjuna, Permadi, Pandu Dewanata, Sakri, Gatotkaca, Antareja, Laksmana, Ramawijaya sebelum menjadi raja, suryaputra (Karna Muda), Nakula, Sadewa, dll. Sebagian orang menyebut gelang semacam itu dengan nama gelung kadal menek. Gelung supit urang ada yang polos, ada yang memakai jamang, dan ada pula yang memakai garuda mungkur....
Gelung wayang merupakan bagian dari pengetahuan seni kriya Wayang, baik Wayang Kulit purwa, Wayang Orang, wayang Golek Purwa dan beberapa jenis wayang lainnya. Gelung wayang merupakan bentuk stilir dari gelung rambut atau konde atau sanggul. Dalam dunia seni kriya Wayang Kulit Purwa dan Wayang Orang, dikenal adanya sekitar sepuluh macam bentuk gelung wayang. Berikut in iadalah jenis-jenis gelung wayang itu. Gelung ini dikenakan oleh Yudhistira, Yamawidura, Prabu Drupada, Gandamana, Drestarastra, Prabakesa, dll. Selain itu beberapa tokoh wayang wanita juga bergelung keeling, diantaranya adalah Dewi Drupadi. Gelung keling ada yang polos, ada yang memakai jamang, ada pula yang memakai garuda mungkur seperti dikenakan Patih Gandamana, Patih kerajaan Cempalaradya. Sanggul Keling terdapat 2 macam bentuk dari sanggul keling, yaitu Gelung keling putri (putren) seperti yang dikenakan oleh tokoh wayang Dewi Drupadi, Sumbadra, Supraba, dan kuntinalibrata. Gelung k...
Gelung keling putra seperti yang dikenakan oleh tokoh wayang Prabu Puntadewa, prabu Drupada, Raaden Jayajrata, dan lain-lain yang sejenis. Gelung wayang merupakan bagian dari pengetahuan seni kriya Wayang, baik Wayang Kulit purwa, Wayang Orang, wayang Golek Purwa dan beberapa jenis wayang lainnya. Gelung wayang merupakan bentuk stilir dari gelung rambut atau konde atau sanggul. Dalam dunia seni kriya Wayang Kulit Purwa dan Wayang Orang, dikenal adanya sekitar sepuluh macam bentuk gelung wayang. Berikut ini adalah jenis-jenis gelung wayang. Gelung keling ada yang polos, ada yang memakai jamang, ada pula yang memakai garuda mungkur seperti dikenakan Patih Gandamana, Patih kerajaan Cempalaradya. Sanggul Keling terdapat 2 macam bentuk dari sanggul keling, yaitu Gelung keling putri (putren) seperti yang dikenakan oleh tokoh wayang Dewi Drupadi, Sumbadra, Supraba, dan kuntinalibrata. Sumber: https://wayangku.id/arti-motif-wayang-gelung-ke...
Sanggul Keling terdapat 2 macam bentuk dari sanggul keling, yaitu Gelung keling putri (putren) seperti yang dikenakan oleh tokoh wayang Dewi Drupadi, Sumbadra, Supraba, dan kuntinalibrata. Gelung keling putra seperti yang dikenakan oleh tokoh wayang Prabu Puntadewa, prabu Drupada, Raaden Jayajrata, dan lain-lain yang sejenis. Sumber: https://www.plengdut.com/busana-wayang/696/
Gelung Gembel / Sanggul Gembel Kadang-kadang disebut gembelan adalah bentuk stilir rambut ikal atau keriting. Gelung gembel antara lain dikenakan oleh Sucitra (Prabu Drupada), Drestajumena, Ugrasena dan Jayadrata. Sumber: https://www.plengdut.com/busana-wayang/696/ http://www.hadisukirno.co.id/artikel-detail.html?id=Gelung_Wayang
Gelung Bundel Gelung ini antara lain digunakan oleh patih Udawa dan Pancawala. Jenis gelung ini pun merupakan stilirisasi dari rambut ikal. Sumber: https://www.plengdut.com/busana-wayang/696/ http://www.hadisukirno.co.id/artikel-detail.html?id=Gelung_Wayang
Jamang sebenarnya merupakan ikat kepala apabila tokoh wayang tersebut tidak mengenakan mahkota. Penggunaan jamang pada mahkota untuk menandakan bahwa tokoh wayang tesebut memiliki jabatan, misalnya wayang raja dan atau satria. Jamang memiliki beberapa bentuk yaitu Jamang bersusun 2 (dua). Jumlah susunan tersebut berdasarkan tingkat keagungan tokoh wayang raja. Jamang bersusun tiga atau bersusun dua tetapi menggunakan hiasan garuda mungkur. Bentuk jamang dengan ragam hias tanaman rambat, biasanya dekenakan oleh wayang satria berwajah luruh. Jamang pancaran cahaya, ialah bentuk jamang dengan motif cahaya yang sedang memancar. Sumber: https://www.plengdut.com/busana-wayang/696/
Gelung Pogok Lungsen Yang tidak memakai jamang antara lain terdapat pada tokoh wayang Abimanyu, Begawan Palasara, Bratasena, Begawan Mintaraga dan Bremana-Bremani. Sedangkan gelung pogok lungsen yang memakai jamang, terdapat pada tokoh-tokoh wayang Narayana, Narasoma, Rasen Sadana, Parikesit dan Kakasrana. Sumber: http://www.hadisukirno.co.id/artikel-detail.html?id=Gelung_Wayang Proses Perancangan Buku Vector Ragam Hias Wayang Gagrak Surakarta [ https://media.neliti.com/media/publications/167294-ID-proses-perancangan-buku-vector-ragam-hia.pdf ] Kekayaan Ragam Hias Dalam Wayang Kulit Purwa Gagrak Surakarta (Sebagai Inspirasi Desain Komunikasi Visual [ http://research-dashboard.binus.ac.id/uploads/paper/document/publication/Proceeding/Humaniora/Vol.%201%20No.%202%20Oktober%202010/24%20DKV%20-%20Lintang%20Widyokusumo.pdf ]