Selanjutnya, makanan ringan yang selalau dirindukan adalah pisang gapit asal Balikpapan. Terbuat dari bahan dasar pisang gepok yang dibakar diatas arang hingga setengah matang. Setelah itu, pisang tersebut akan digapit dengan kayu lalu dibakar lagi hingga matang. Setelahnya, untuk meningkatkan citarasanya, pisang gapit disiram dengan kuah berwarna coklat yang terbuat dari bahan santan, gula merah dan potongan nangka. Yummy sekali! Sumber : https://www.gotravelly.com/blog/makanan-khas-balikpapan/
Bubur gunting, unik sekali nama dari makanan khas Balikpapan yang satu ini. Pada dasarnya, tidak ada sesuatu yang istimewa dari bubur ini. Hanya saja, proses pembuatannya memang digunting. Bahan dasarnya adalah tepung ketan, yang dicampur dengan garam, air daun suji, dan air kapur sirih. Selanjutnya, adonan tersebut dibentuk atau digunting memanjang lalu dimasukkan dalam rebusan gula merah, garam, dan santan. Rasanya manis dan gurih, cocok jika disantap di kala hangat. Sumber : https://www.gotravelly.com/blog/makanan-khas-balikpapan/
Tehe-tehe merupakan makanan khas dari Derawan, pulau eksotis yang berada di Kalimantan Timur yang 80% penduduknya merupakan Suku Bajau. Suku Bajau ini kesehariannya sangat akrab dengan laut, bisa dibilang salah satu suku yang paling tangguh di laut. Karena kehidupannya yang akrab dengan laut, sudah dapat ditebak dong ya di mana bahan baku utama tehe-tehe bisa didapat. Terletak di dasar laut, membuat kita harus menyelam untuk mengambil tehe-tehe tersebut. Tehe-tehe memiliki bentuk yang mirip dengan bulu babi namun lebih berwarna dan berduri pendek. Tehe-tehe atau nama lainnya yaitu Landak laut merupakan hewan yang lebih aktif di malam hari dan cenderung pasif di siang hari. Voyagers bisa menemukan mereka di sekitar batu karang di perairan dangkal yang ada di sekitar pulau Derawan. Untuk persiapan memasaknya, yang pertama harus dilakukan adalah menghilangkan duri-duri yang menyelimuti cangkang tehe-tehe. Untuk menghilangkannya voyagers hanya perlu menggosokkan tehe-tehe y...
Salah satu yang menjadi objek wisata yang disajikan Kabupaten Berau salah satunya adalah berbagai kesenian budaya lokal. Salah satu kesenian budaya lokal yang cukup dikenal di Kabupaten Berau ialah “Tarian Dalling”. Tarian Dalling merupakan tarian tradisional yang telah dilestarikan oleh Suku Bajau di Kalimantan Timur secara turun-temurun. Suku Bajau merupakan suku bangsa yang berasal dari Kepulauan Sulu, Filipina Selatan, yang biasanya hidup secara nomaden yang hidup di laut dan memilki mata pencaharian utama sebagai nelayan. Tarian Dalling ini biasanya diselenggarakan untuk menyambut tamu kehormatan. selain itu, tarian ini juga kerap ditampilkan pada acara tertentu, seperti pesta adat dan berbagai kegiatan keramaian di kampung-kampung. Untuk Dapat melihatnya, silahkan mengunjungi daerah pesisir Kabupaten Berau (di daerah sekitar Pulau Derawan) dan berbagai acara perayaan.
Suasana kampung Long Tuyoq di Kecamatan Long Pahangai tiba-tiba berubah menjadi riuh. Salah satu kampung di Kabupaten Mahakam Hulu, Kalimantan Timur itu menjadi tuan rumah gelaran Festival Hudoq Pekayang. Ribuan warga dari 13 kampung di Long Pahangai, akhir Oktober lalu, mendatangi kampung yang berada di sisi sungai Mahakam ini. Tujuan mereka sama, merayakan akhir masa tanam padi di ladang. Tradisi itu dalam budaya Dayak Bahau disebut Hudoq. Long Pahangai memang dihuni suku Dayak terutama dari sub suku Dayak Bahau. Hudoq merupakan ekspresi rasa syukur kepada Sang Pencipta kala masa tanam selesai, disertai permohonan hasil ladang yang mengembirakan. Tradisi yang turun temurun dan juga menjadi representatif kehadiran para dewa dalam kepercayaan lampau Dayak Bahau ini, sejatinya dilaksanakan di setiap kampung. Mereka menyebutnya ritual itu Hudoq Kawit. Namun sejak Kabupaten Mahakam Hulu menjadi daerah otonom baru memisahkan diri dari induknya Kabupaten Kutai Barat, Hudo...
Kota Tenggarong, di Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur, juga memiliki festival yang mendunia. Festival ini dinamakan Festival Budaya Erau. Dalam bahasa kutai, erau atau eroh, berarti ramai, riuh, dan menggembirakan. Festival ini setiap tahun bertujuan untuk memberikan gelar atau tanda jasa kepada masyarakat yang berjasa kepada kesultanan Kutai Kartanegara. Tak hanya itu, festival juga dimeriahkan dengan upacara adat, permainan tradisional, kulinera, pameran produk lokal, dan kesenian. Festival Erau juga turut dihadiri oleh undangan dari berbagai negara, seperti Turki, Korea Selatan, Malaysia, dan lain-lain. Tahun ini Festival Budaya Erau diselenggarakan pada 20 sampai 28 Juli 2018 di Tenggarong. Sumber : https://www.idntimes.com/travel/journal/agung-setya-1/festival-budaya-adat-di-kalimantan-yang-wajib-disambangi-c1c2/full
Cerita Rakyat Kalimantan Timur : Legenda Danau Lipan Ratu Aji Bidara Putih adalah pemimpin Negeri Muara Kaman. Ia terkenal berkat kecantikannya dan kulitnya yang berwarna putih cerah. Konon kabarnya, saat ia sedang menyirih, orang dapat melihat air sepahan berwarna merah mengalir di kerongkongannya. Banyak pangeran, raja, bangsawan, dan bahkan rakyat biasa yang meminangnya, namun Ratu Aji Bidara Putih belum menetapkan pilihan. Suatu hari, datanglah sebuah kapal dari negeri China. Kapal itu membawa rombongan raja China yang hendak meminang Ratu Aji Bidara Putih. Rombongan itu terdiri dari menteri dan prajurit dalam jumlah yang sangat banyak. Mendengar kedatangan mereka, Ratu Aji Bidara Putih pun menyiapkan pesta penyambutan. Pesta digelar dengan meriah. Raja China tak hadir dalam pesta itu, tapi ia mengirimkan utusan untuk menyampaikan pinangannya. Ratu Aji Bidara Putih tak mempermasalahkannya, tapi ia tak bisa menjawab pinangan Raja China saat itu juga. "Berilah...
Luar biasa, gambar cadas (lukisan gua) atau dalam Bahasa Inggris disebut rock painting tertua, ternyata ditemukan di Indonesia. Itulah yang terungkap dari hasil penelitian arkeologi yang dilakukan tim dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) bekerja sama dengan peneliti dari Griffith University (Queensland, Australia) dan ITB (Bandung). Lukisan figuratif tertua di dunia itu berasal dari masa sekitar 40.000 tahun yang lalu, dan ditemukan pada sejumlah gua yang terdapat di Semenanjung Sangkulirang-Mangkalihat, Kalimantan Timur. Untuk menguji usia lukisan gua atau gambar cadas tersebut, tim menggunakan metode uranium-series geochemistry terhadap sampel kalsium karbonat, dan hasilnya ditemukan penanggalan sekitar 40.000 tahun lalu. Mendikbud, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, dikerumuni wartawan. (Foto: BDHS) Keberhasilan t...
Di kampong Batu Majang ini, ada 3 upacara besar yang dilaksanakan tiap tahunnya, yaitu upacara Alak Tau, Uman Ubek dan Tebukoq. Yang dimaksud dengan Alak Tau adalah upacara yang dilakukan sebelum menugal di ladang. Dahulu, upacara ini dilakukan untuk mengukur matahari dalam menentukan waktu yang tepat untuk menanam padi. Manurut Pak Yosef, beliau tidak begitu mengerti mengenai upacara ini, tetapi secara garis besar beliau mengetahuinya. Upacara ini diawali dengan menancapkan kayu yang kemudian diatasnya diberi papan dan diletakkan di tengah kayu. Di sisi papan tersebut akan digantungkan buah jeruk yang sama beratnya untuk mengukur bayangan matahari. Di bawah jeruk, nanti akan diletakkan sebuah papan untuk menangkap bayangan matahari yang kemudian diikat dan diukurkan di tangan tetua adat yang memimpin upacara ini. Ketika bayangan matahari yang diukur hanya sampai di tengah antara pergelangan tangan dan siku, maka itu tandanya masa yang buruk untuk menanam...