Mbombo Aukhu Merupakan satu-satunya sumber mata air panas alami yang ada di Pulau Nias. Kandungan sulfatnya diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit sekaligus juga melancarkan peredaran darah (badan seperti dipijat oleh air hangat) apabila mandi dan berendam di kolam renangnya. Objek wisata ini terletak di Desa Oladanö Kec. Idanögawo. Dapat dicapai dengan kendaraan roda dua atau roda empat yang berjarak ñ 20 km dari Bandara Udara Binaka (dari kota Gunungsitoli ñ 39 km). Narasumber : http://fonasolaolinias.blogspot.co.id/2011/07/budaya-nias-dan-pariwisata.html?m=1
Pantai Nalawo Berada di desa Gazamanu Kec. Bawölato Kab. Nias, berjarak ± 42 km dari Bandara Udara Binaka atau ± 61 km dari Kota Gunungsitoli. Pantai ini dapat dicapai dengan kendaraan roda dua atau roda empat yang hanya berjarak 500 meter dari jalan raya lintas Gunungsitoli-Teluk Dalam. Pantai Nalawö memiliki hamparan pasir yang sangat luas dan landai. Pantai ini juga sesekali menjadi tempat berlabuh para nelayan setempat. Narasumber : http://fonasolaolinias.blogspot.co.id/2011/07/budaya-nias-dan-pariwisata.html?m=1
Pantai BozihonaTerletak di Desa Bozihöna Kec. Idanögawo dan dapat dicapai dengan kendaraan roda dua atau roda empat dengan jarak ñ 28 km dari Bandara Udara Binaka (dari Kota Gunungsitoli ñ 47 km). Pantai ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu selain pantai yang luas juga sebagai tempat berlabunya para nelayan sekembalinya dari laut dengan membawa ikan segar hasil tangkapannya. Di pantai ini juga para wisatawan dan nelayan pergi melancong ke Pulau Onolimbu. Narasumber : http://fonasolaolinias.blogspot.co.id/2011/07/budaya-nias-dan-pariwisata.html?m=1
Air Terjun Baho Hou Berada di Desa Sifaoroasi Uluhou Kec. Bawölato dan dapat ditempuh kendaraan roda dua yang berjarak ± 36 km dari Bandara Udara Binaka (± 55 km dari Kota Gunungsitoli). Air terjun yang merupakan hulu dari sungai Hou ini memiliki 5 tingkatan. Struktur unik batu cadasnya adalah merupakan proses alami dan telah membentuk guratan-guratan panjang berpola di sepanjang dinding air terjun sehingga membuat pengunjung takjub dan terpesona. Air terjun ini juga dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Narasumber : http://fonasolaolinias.blogspot.co.id/2011/07/budaya-nias-dan-pariwisata.html?m=1
Air Terjun Mo'ambölö Berada di Desa Hiliwarökha Kec. Bawölato yang hanya berjarak ± 47 km dari Kota Gunungsitoli (± 28 km dari Bandara Udara Binaka). Air terjun yang menurut masyarakat sekitar dulunya merupakan tempat pemandian putri-putri raja ini memiliki struktur stalagtik yang unik. Keunikan lainnya adalah airnya bukan bersumber dari sungai melainkan berasal dari mata air yang terletak di bagian atas air terjun. Suasana alami yang sejuk menyegarkan jiwa bagi pengunjung air terjun ini. Narasumber : http://fonasolaolinias.blogspot.co.id/2011/07/budaya-nias-dan-pariwisata.html?m=1
Panorama Alam Sungai Idanögawo dapat dinikmati dari ketinggian Puncak Daelu yang menyuguhkan pemandangan yang sangat mempesona dari bentuk aliran sungai yang berliku-liku dari hulu ke hilir dengan suasana desa-desa pemukiman penduduk di sepanjang sisi sungainya. Sungai Idanögawo terbentang puluhan kilometer dari hulunya di Kec. Ulugawo (± 20 km dari Desa Tetehösi Kec. Idanögawo), melewati Desa Saiwahili Hiliadulo Kec. Idanögawo hingga muaranya di Pantai Bozihöna Kec. Idanögawo. Narasumber : http://fonasolaolinias.blogspot.co.id/2011/07/budaya-nias-dan-pariwisata.html?m=1
Pulau Onolimbu Pulau yang menjadi rumah bagi berbagai jenis burung yang pada malam hari menginap dan pagi harinya pergi menjelajahi Pulau Nias ini menjanjikan pesona wisata yang berkesan bagi wisatawan. Kegiatan tracking (berjalan kaki mengelilingi pulau), diving (menyelam di sekitar terumbu karang), atau fishing (memancing di sekitar pulau) adalah pengalaman yang sulit dilupakan di objek wisata ini. Pulau ini dapat dicapai dengan menyewa kapal nelayan / speed boat dari Pantai Bozihöna selama ± 25 menit. Narasumber : http://fonasolaolinias.blogspot.co.id/2011/07/budaya-nias-dan-pariwisata.html?m=1
Situs Batu Megalit Lahemo Menurut legenda yang berkembang ditengah-tengah masyarakat, situs batu megalit yang berada di Desa Lahemo Kec. Gidö ini merupakan batu peninggalan keluarga Tuada Ho (yang berasal dari Gomo) yang memiliki dua orang istri, yang pertama adalah Gaweda Nandrua memiliki anak yaitu Waruwu, Halawa (menjadi marga Halawa dan Dakhi), Gulö dan Ndraha; serta dari istri keduanya Sa'uso Lama (putri dari Gea), memiliki putra yaitu Tumba Laoya yang anaknya adalah Lukhu Toli (Harefa), Lukhu Mabnua (Telaumbanua), Lukhu Hada (Mendröfa), Lukhu Bongi (Laoli), Lukhu Zendratö (Zendratö), Lukhu Baene (Zalukhu) dan Lukhu Lase (Lase). Sementara, Lukhu Fakhe dan Lukhu Manu tidak memiliki keturunan. Di antara kumpulan batu-batu megalit tersebut juga terdapat beberapa batu dengan bentuk unik yaitu batu megalit Saita Gari Tuada Ho (tempat sangkutan pedang Tuada Ho), berukuran cukup besar dan terdiri dari dua buah lempengan b...
Situs Batu Megalit Saita Garamba Situs peninggalan sejarah ini terletak di Desa Saita Garamba Kec. Gdö (± 6 km dari jalan raya lintas arah Gunungsitoli-Teluk Dalam). Strukturnya cukup beragam, ada yang berbentuk kuburan leluhur dari tumpukan batu-batu, bentuk "ni'ogadi" dan ada juga berbentuk "behu". Lokasi situs ini berada ± 15 km dari Bnadara Udara Binaka atau ± 34 km dari Kota Gunungsitoli dan dapat dicapai dengan kendaraan roda dua dan roda empat, lalu berjalan kaki ± 100 m dari pinggir jalan. Narasumber : http://fonasolaolinias.blogspot.co.id/2011/07/budaya-nias-dan-pariwisata.html?m=1