Kondo Buleng atau Kondobuleng adalah teater tradisional masyarakat penutur bahasa Makassar di Sulawesi Selatan. Secara etimologis, kata Kondobuléng dalam bahasa Bugis dan bahasa Makassar, terbentuk dari dua kata. Kondo berarti bangau, sejenis burung yang berkaki, berleher, dan berparuh panjang. Burung ini pemangsa ikan, hidup di rawa-rawa atau di tempat berair, seperti tepi pantai atau sawah. Kata buléng ada yang mengartikannya “putih”, tapi dalam percakapan sehari-hari, kata “putih” berarti kébo’ dalam bahasa Makassar. Dalam Kamus Indonesia-Makassar (Arif, dkk: 1992), kata “putih” diterjemahkan kébo’. Teater rakyat Kondobuleng merupakan bentuk teater bernafaskan komedi satir. Teater ini dimainkan oleh lima orang memerankan tokoh nelayan, satu tokoh memerankan Kondobuleng (bangau putih), satu tokoh memerankan Pemburu, dan satu tokoh memerankan Pak Lurah. Dalam pertunjukannya, pemain menggunakan dialog, kostum dan properti sesuai perannya dengan diiringi oleh kelompok musik antara 5...
Situs Candi Plaosan Nah udah pada tau belum kalau di Klaten ada candi yang nggak kalah kerennya dari Candi Prambanan. Ini dia Candi Plaosan candi bercorak Budha yang terletak di Desa Bugisan Prambanan Klaten, candi ini terletak nggak jauh dari Candi Prambanan hanya berjarak sekitar 2,6 km saja. Pada awalnya candi ini berfungsi untuk menyimpan teks-teks kanonik milik pendeta-pendeta Budha. Eits walaupun ini merupakan candi bercorak Budha tapi candi ini juga memadukan arsitektur khas candi Hindu melalui ornamen-ornamen yang menghiasi candi. Situs Candi Plaosan terdiri dari dua kawasan yaitu Plaosan Lor dan Plaosan Kidul. Bedanya Plaosan Lor mempunyai dua candi utama sedangkan Plaosan Kidul belum direkonstruksi candi utamanya. Antara kompleks candi lor dan kidul berada di area yang berbeda. Namun, keduanya disatukan oleh parit buatan. Ukurannya 440m x 270m mengelilingi candi lor dan kidul. Parit ini berfungsi sebagai penyerap air tanah di sekitar candi agar tanah menjadi le...
Pada perayaan hari raya pasti terdapat jenis makanan yang harus disajikan di meja makan. Setiap daerah memiliki makanan/hidangan khas yang berbeda-beda, seperti lepet pada masyarakat Jawa, ayam woku pada masyarakat Manado, Rendang pada masyarakat Padang, dan masih banyak hidangan khas lainnya. Salah satu makanan yang tidak boleh terlewatkan ketika hari-hari spesial masyarakat Bugis ialah Buras. Buras atau burasa' merupakan makanan khas Sulawesi Selatan yang berbahan dasar beras. Rasanya yang gurih menjadikan makanan ini sebagai hidangan khas dari Suku Bugis yang selalu dinantikan setiap tahun. Pengerjaannya cukup menghabiskan waktu dan tenaga, oleh karena itu para anggota keluarga biasanya akan bekerja sama dalam proses pembuatan buras. Momen inilah yang membuat ma'burasa' atau proses membuat buras menjadi hal yang spesial. Buras berbeda dengan lontong dan ketupat. Meskipun bahan dasarnya sama, bentuk, rasa, dan proses pembuatannya berbeda. Bentuk buras cenderung pipih dan lebih...