Bahan-bahan 1 ekor ayam pejantan (boleh ganti ayam potong) 1/4 kg ati rempelo ayam 1-2 sdm kecap manis 1/2 buah jeruk limau buang bijinya bumbu halus 13 buah cabai rawit (bisa ditambah atau dikurangi) 2 buah cabai merah besar 1 buah tomat ukuran kecil 2 siung bawang putih 1/2 sdt terasi yang sudah dibakar secukupnya Garam, gula Langkah Rebus ayam pejantan dan ati rempelo, kemudian goreng...
Bahan-bahan Ikan kembung agak besar 4 ekor sy potong 2 jd 8 potong 2 ikat kangkung petiki 1 btg sereh, geprek 1 ruas laos, geprek 2 lmbr daun salam 2 lmbr daun jeruk 1 siung bawang bombay iris tipis Bumbu halus 10 siung bawang merah 5 siung bawang putih 12 cabe merah 6 cabe rawit secukupnya Terasi 1 bh tomat uk besar Secukupnya garam gul...
Bahan-bahan Sayur rebus (tauge dan kacang panjang) Bumbu: 2 bh kemiri bakar 3 bh cabe keriting 7 bh cabe kecil Garam 1/2 blok terasi abc bakar 1/2 bh jeruk limau 1 sdt minyak goreng Langkah Cuci sayuran dan rebus saat air mendidih. Jika sudah matang angkat dan tiriskan ...
Bahan-bahan 15 buah cabe rawit 1 buah tomat 1/2 buah jeruk nipis Secukupnya garam Secukupnya gula sepucuk sendok Terasi mateng kangkung yg sudah di rebus Langkah Siapkan cabe, tomar dan jeruk nipis Cabe yang sudah dibersihkan, ditambah gula garam dan terasi siap diuleg...
Bahan-bahan 3 buah terong panjang dibakar Bumbu : 7 buah lombok 3 buah tomat ukuran besar 1 cm terasi udang bakar 2 buah bawang merah iris tipis 1 sdt garam kasar 1 sdm minyak sayur Penyedap rasa boleh skip ganti gula biar lebih sehat Langkah Uleg bumbu bumbu cabe, tomat, terasi, garam sampai halus Setelah itu masukkan irisan bawang merah ke da...
Bahan-bahan 1 buah terung besar 1 ikat kecil kacang panjang 500 ml santan dari 1/4 btr kelapa Bumbu yang dirajang 5 bawang merah 2 bawang putih 1 tomat sedang 2 cabe merah besar 2 cabai hijau besar 7 cabai rawit atau sesuai selera pedasnya 4 cabai rawit utuh 1 btg serai 2 lb daun salam 1 cm lengkuas secukupnya Garam gul...
Tradisi Khatam Al-qur an atau dalam bahasa Bima "Khata Karo a" sudah menjadi tradisi masyarakat Bima. Biasanya tradisi ini dilakukan bersamaan dengan acara Khitanan atau dalam bahasa Bima di sebut "Suna Ra Ndoso" dan sangat berbangga orang tua saat acara untuk memberitahukan kepada khalayak ramai, bahwa anak-anak ini akan menjaga kelakukan mereka, karena sudah dikenal sebagai anak-anak yang telah tamat membaca Alquran. Saat acara Suna Ra Ndoso di mulai awal acara dibuka dengan pembacaan Al-qur an oleh yang khatam, biasa yang khatam Al-Qur an berumur 9 hingga 10 tahun dimana mereka sudah mengaji dari umur 7 tahun. Khatam Karo a dilakukan secara meriah dan banyak hadiah yang di dapat oleh anak tersebut supaya memotivasi anak-anak yang lain untuk mau belajar mengaji Al-Qur an. Acara tradisi khatam Al-qur`an ini biasanya dilakukan sejak siang hari sekitar pukul satu, dan ada juga yang dengan arak-arakan atau pawai dengan di selingi oleh pukulan rebana dan hadrah. Menggunakan pakaian...
Yang dimaksud dengan upacara nggana ro nggoa ialah rangkaian upacara adat yang dimulai dan upacara "Salama Loko" sampai dengan upacara "dore ro boru". Upacara salama loko. Upacara Salama Loko disebut juga dengan Kiri Loko dilakukan ketika kandungan seorang ibu berumur tujuh bulan. Upacara ini hanya dilakukan bagi seorang ibu yang pertama kali mengandung. Jalannya upacara dihadiri oleh kaum ibu dan dipimpin oleh sando nggana (dukun beranak) yang dibantu oleh enam orang tua adat wanita. Upacara akan dimulai pada saat maci oi ndeu (waktu yang tepat untuk mandi) di sekitar jam 07.00. Sando nggana menggelar tujuh lapis sarung. Setiap lapis ditaburi beras dan kuning uang perak sa ece (satu ketip = 10 sen). Selain itu disimpan pula dua liku atau dua leo mama (dua bungkus bahan untuk menyirih). Maksud dan taburan beras kuning, ialah agar ibu beserta calon bayinya akan hidup bahagia dan jaya. Uang sa ece, sebagai peringatan kepada ibu bersama calon bayi, bahwa uang merupakan salah sa...
Sejak masa pemerintahan Kesultanan Bima masih berkuasa dari tahun 1640 hingga 1951 masehi ada tradisi yang wajib dilakukan pada saat hari-hari besar Islam yaitu disebut "Doho Sara" yang dilakukan pada waktu Maulid Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri dan Idul Adha, Doho bahasa Bima yang berarti Duduk sedangkan Sara yang berarti Pemerintahan. Ketiga hari besar itupun dalam tradisi kesultanan Bima disebut "Rawima Tolu Kali Samba`a" yaitu kegiatan yang diadakan tiga kali setahun dalam tradisi keagamaan Kesultanan. Setelah perayaan hari besar tersebut, mereka (pejabat Kesultanan) berkumpul pada ruang tertentu di Istana Sultan untuk memulai Doho Sara. Doho Sara selain untuk silaturahmi antar para pejabat juga sekaligus dilangsungkannya sidang lengkap untuk Paruga Suba (majelis kesultanan yang tertinggi) yang membahas mengenai perkembangan Agama, Keamanan, kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, juga merencanakan hal-hal yang akan dilakukan kesultanan untuk pembangunan kelak, semua para majelis...