Untuk memperbaiki kehidupan keluarga maka Ginting Mergana mendirikan perjudian yaitu “judi rampah” dan dia mengutip cukai dari para penjudi untuk mendapatkan uang. Lama kelamaan upayanya ini memang berhasil. Keberhasilan Ginting Mergana ini menimbulkan cemburu adik kandungnya sendiri. Adik kandungnya ini justru meracuni Ginting Mergana sehingga sakit keras. Akhirnya meninggal dunia. Melaratlah hidup Beru Ginting Sope Mbelin bersama Beru Sembiring. Empat hari setelah kematian Ginting Mergana, menyusul pula beru Sembiring meninggal. Maka jadilah Beru Ginting sope Mbelin benar-benar anak yatim piatu, tiada berayah tiada beribu. Beru Ginting Sope Mbelin pun tinggal dan hidup bersama pakcik dan makciknya. Anak ini diperlakukan dengan sangat kejam, selalu dicaci-maki walaupun sebenarnya pekerjaannya semua beres. Pakciknya berupaya memperoleh semua harta pusaka ayah Beru Ginting Sope Mbelin, tetapi ternyata tidak berhasil. Segala siasat dan tipu muslihat pakciknya b...
Pada tahun 1890 seorang pria bernama Salam tinggal di Serawak Malaysia dan mempunyai abang bernama Amran. Salam telah menjalin hubungan secara diam-diam dengan gadis bernama Rukiah. Hubungan ini tidak diketahui oleh orangtua Salam. Rukiah adalah seorang gadis baik dan berparas cantik. Ayah Salam ingin menikahkan Amran dengan seorang gadis. Pada suatu hari ia bertanya pada Amran apakah dia ingin menikah. Karena dilihatnya Amran sudah “berumur”. Amran menjawab, “Kalau Ayah hendak menikahkan aku, terserah pada Ayah saja,”. Konon pada jaman dahulu, pasangan hidup diatur oleh orangtua. Ayahnya kembali bertanya pada Amran, “Siapa yang kau suka untuk menjadi istrimu?”. “Terserah siapa yang Ayah suka untuk menjadi istriku, aku ikut saja,”. Pilihan satu-satunya gadis yang baik dan cantik di daerah Serawak ialah Rukiah. Singkat cerita, dinikahkanlah Amran dengan Rukiah. Saat pernikahan mereka, Salam menjadi putus asa. Beberapa waktu kemu...
Pada sekitar abad ke-7 Kerajaan Barus Raya memerintahlah seorang raja yang cukup ternama, Raja Jayadana. Kerajaan yang dibawahinya memasuki era Islam berpusat di Kota Guguk dan Kota Beriang dekat Kadai Gadang sekarang. Pada saat itu ada tiga kota besar di sana termasuk kota. Kerajaan Barus tengah berada di puncak kejayaannya., berkat hasil bumi yang melimpah ruahd an penghasil komoditi langka yang sangat dibutuhkan pada zamannya. Sebutlah itu kapur Barus Raya terdapat pelabuhan tertua di dunia yang menjadi salah satu pusat niaga internasional. Terpenting dari segala kelebihan”ter” itu, raja Jayadana memiliki seorang permaisuri (Ratu) Puteri Runduk yang cantik jelita. Bersamaan dengan datangnya para saudagar dan pemerintahan negeri asing ke Barus semakin santerlah berita mengenai kecantikan sang Permaisuri. Beberapa raja yang terkesima mendengar beritanya kemudian hari berspekulasihendakmerebut Putei Runduk. Dan sudah tentu, untuk dapat memilikinya bukanlah hal mudah....
Legenda Lau Kawar merupakan sebuah legenda yang berkembang di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki wilayah seluas 2.127,25 km, ini terletak di dataran tinggi Karo, Bukit Barisan, Sumatera Utara. Oleh karena daerahnya terletak di dataran tinggi, sehingga kabupetan ini dijuluki Taneh Karo Simalem. Kabupaten ini memiliki iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16o sampai 17oC dan tanah yang subur. Maka tidak heran, jika daerah ini sangat kaya dengan keindahan alamnya. Salah satunya adalah keindahan Danau Lau Kawar, yang terletak di Desa Kuta Gugung, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Air yang bening dan tenang, serta bunga-bunga anggrek yang indah, yang mengelilingi danau ini menjadi pesona alam yang mengagumkan. Menurut masyarakat setempat, sebelum terbentuk menjadi sebuah danau yang indah, Danau Lau Kawar adalah sebuah desa yang bernama Kawar. Dahulu, daerah...
Rumah Bolon adalah rumah adat suku batak yang terdapat di Sumatra Utara, bentuknya seperti rumah panggung dan terdapat tangga di tengah badan rumah yang berfungsi sebagai akses masuk. Rumah bolon memiliki yang terbuat dari ijuk atau daun rumbia bentuknya melengkung di bagian depan dan belakang sehingga mirip dengan pelana. Lantainya terbuat dari papan, bagian dalam rumah merupakan ruangan besar yang tidak terbagi bagi atas kamar. Rumah Bolon dibangun tidak menggunakan paku, hanya menggunakan tali yang diikatkan kepada kayu dengan kuat agar rangka rumah tidak longgar atau rubuh suatu saat. Rumah Bolon dihiasi ukiran atau gambar dibagian badannya yang memiliki makna sesuai dengan kehidupan suku batak
Tandok bukan hanya sekadar wadah hasil rajutan dari bambu yang digunakan untuk menampung beras. Lebih dari itu, Tandok merepresentasikan suku Batak yang agraris, mempertahankan seni tradisi dan budayanya, serta memiliki ikatan kekeluargaan yang kuat diantara sesamanya. Wadah rajutan bambu inilah yang kemudian menginspirasi terciptanya suatu tarian tradisional dari Tapanuli Utara yang dikenal dengan nama tari Tandok. Tari Tandok merupakan tari tradisional yang lekat hubungannya dengan budaya tanam masyarakat Batak. Tarian ini menceritakan tentang kegiatan memanen beras dengan menggunakan tandok yang dilakukan oleh para ibu di ladang. Selain itu, di dalam tarian ini juga terkandung arti penting nilai-nilai kekeluargaan di antara sesama masyarakat. Para penari tandok yang umumnya perempuan mengenakan pakaian tradisional Batak yang didominasi warna hitam dan merah. Properti tarian yang digunakan antara lain berupa, tandok itu sendiri, ulos, dan kain sarung. Tari Tandok bia...
Tempat berlindung Suku Batak berupa rumah adat yang disebut Jabu Parsakitan dan Jabu Bolon. Jabu parsakitan adalah rumah adat di daerah Batak Toba, merupakan tempat penyimpanan barang-barang pusaka dan tempat pertemuan untuk membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan penyelengaraan adat. Jabu Bolon adalah rumah pertemuan suatu keluarga besar. Berbentuk panggung dan ruang atas untuk tempat tinggal. Pada ruang ini tak ada kamar-kamar dan biasanya 8 keluarga tinggal bersama-sama. Rumah Bolon adalah rumah adat dari suku Batak yang ada di Indonesia. Rumah Bolon berasal dari daerah Sumatera Utara. Rumah Bolon adalah simbol dari identitas masyarakat Batak yang tinggal di Sumatera Utara. Pada zaman dahulu kala, rumah Bolon adalah tempat tinggal dari 13 raja yang tinggal di Sumatera Utara. Rumah Bolon memiliki bentuk persegi empat. Rumah Bolon mempunyai model seperti rumah panggung. Rumah ini memiliki tinggi dari tanah sekitar 1,75 meter dari tanah. Tingginya rumah Bolon menyebabka...
Permainan ini dilakukan oleh anak-anak perempuan di Sibolga, Tapanuli Tengah; menyisik dalam dialek daerah itu berarti menyembunyikan batu secara perlahan-lahan, umunya permainan ini dilakukan pada siang hari. Dimainkan oleh anak perempuan, usia antara 6 sampai 10 tahun. Peralatan yang dibutuhkan dalam permainan ini hanyalah sebuah batu kecil yang dijadikan alat tebakan. Alat lainnya tidak diperlukan. Persiapan permainan yaitu pemain terdiri dari 10 orang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok dan tiap kelompok mengangkat 1 orang ketua. Masing-masing kelompok duduk berhadapan dan masing-masing ketua berdiri untuk melakukan undian (sut) untuk mencari siapa yang pertama melakukan permainan. Bagi kelompok yang menang menadahkan tangannya ke belakang untuk menampung/menerima batu yang dijatuhkan ketua kelompok dari belakang. Ketua kelompok dengan taktik dan gerak-geriknya menjatuhkan batu ke tangan salah satu anggota kelompok. Tugas kelompok yang kalah (kelompok penebak) adalah meneb...
Taktok Trieng sejenis alat pukul yang terbuat dari bambu. Alat ini dijumpai di daerah Kabupaten Pidie, Aceh Besar dan beberapa kabupaten lainnya. Taktok Trieng dikenal ada 2 jenis: satu dipergunakan di Meunasah (langgar-langgar), dibalai-balai pertemuan dan di tempat-tempat lain yang dipandang wajar untuk diletakkan alat ini. Dan jenis yang dipergunakan di sawah-sawah berfungsi untuk mengusir burung ataupun serangga lain yang mengancam tanaman padi. Jenis ini biasanya diletakkan di tengah sawah dan dihubungkan dengan tali sampai ke dangau (gubuk tempat menunggu padi di sawah).