budaya
78 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Honari Mosega
Tarian Tarian
Sulawesi Tenggara

Indonesia tak hanya dianugerahi dengan kekayaan alam yang indah, negeri ini juga di anugerahi dengan beragam kebudayaan yang unik dan menarik. Salah satu kebudayaan yang bisa Anda nikmati hingga sekarang adalah seni tari Honari Mosega. Kesenian ini adalah tarian perang asli asal Liya, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Kesenian Tari Tradisonal ini merupakan kebanggaan masyarakat Liya yang mengisahkan tarian berani. Dahulu kala seni tari Honari Mosega di atraksikan sebelum dan sesudah perang. Tarian ini diadakan sebagai pengungkapan dan motivasi dari semangat prajurit Liya ketika akan berperang mengusir musuh dan kegembiraan mereka karena pulang dengan kemenangan keberhasilan menaklukan musuh. Tari ini dimainkan oleh beberapa laki-laki, terdiri dari 1 penari inti disebut tompidhe dengan memegang tombak atau parang, dan dilengkapi dengan 1 atau 4 orang sebagai hulubalang yang disebut manu-manu moane dengan memegang tombak dan janur kuning sebagai penghalau bisa atau...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Ritual Batupuaro
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

Ritual ini biasanya digelar setiap menyambut tahun baru Islam atau Hijriyah. Tahun ini, ritual tersebut diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Baubau yang dirangkaikan dengan HUT Baubau ke-474 tahun dan hari jadi Kota Baubau sebagai daerah otonom ke-14. Ritual Batu Puaro merupakan ritual untuk memperingati wafatnya Syeh Abdul Wahid, salah seorang ulama yang membawa ajaran Islam ke tanah Buton. Syeh Abdul Wahid datang ke tanah Buton dengan maksud menyebarluaskan ajaran Islam. Saat itu Kerajaan Buton dipimpin oleh raja ke-6 bernama Lakilaponto yang sudah menjabat selama 20 tahun. Setalah Syeh Abdul Wahid mampu meyakinkan ajaran yang dibawanya kepada raja, saat itu pula Lakilaponto menyatakan menganut Islam dan mengucapkan syahadat. Mengetahui rajanya telah menganut Islam, seluruh petinggi kerajaan dan juga masyarakat Buton pun berbondong-bondong masuk Islam. Masuknya ajaran Islam di tanah Buton merubah sistem pemerintahan Buton dari kerajaan menjadi kesultanan. Dan Lakilapo...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Tradisi Duata
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

Wakatobi tak hanya memiliki keindahan bawah laut yang menawan. Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara ini juga punya kekayaan lain yaitu sumber daya manusia yang menghargai alam dan bangga dengan kesederhanaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ada  8 suku yang tinggal di  Wakatobi . Menurut data tahun 2000, suku bangsa terbanyak adalah Wakatobi 91,33 persen, Suku Bajau (Bajo) 7,92 persen, dan suku lainnya yang berjumlah kurang dari 1 persen. Suku Bajo tersebar di beberapa wilayah di Wakatobi. Suku Bajo Mola bermukim di sekitar perairan Wangi-Wangi atau Wanci, Bajo Sampela, Lohoa dan Mantigola bermukim di perairan Kecamatan Kaledupa, dan Bajo Lamanggu bermukim di perairan kecamatan Tomia. Suku Bajo Mantigola memiliki ciri khas tersendiri, mereka tak punya lahan tempat tinggal di Pulau Kaledupa. Masyarakat Bajo Mantigola yang biasa disebut orang laut itu memang sudah terbiasa hidup di laut. "Suku Bajo itu unik, mereka dibilang primitif oleh orang luar,...

avatar
Abdulcahyo
Gambar Entri
Tradisi Hadrat
Ritual Ritual
Sulawesi Tenggara

Warga keturunan Ambon yang bermukim di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), mempunyai tradisi unik jelang penyembelihan hewan kurban. Tradisi tersebut dinamakan hadrat. Dalam tradisi ini, ratusan orang mulai dari tua dan muda hingga anak-anak berkeliling kampung mengarak hewan kurban. Mereka menari diiringi lantunan selawat dan alat musik rebana. Anak-anak setempat ikut meramaikan tradisi ini dengan membawa umbul-umbul dan melantunkan selawat. Tradisi ini merupakan warisan nenek moyang mereka dan kerap mereka praktikkan saat berada di Ambon sebelum kerusahan melanda.    "Hadrat merupakan budaya islam yang kami ambil dari Syekh Abdul Qodir Jaelani. Pukulan hadrat ini di mana-mana ada tapi bagi warga Ambon mempunyai cara tersendiri," kata Zainal Abidin, pemuda keturunan Ambon, Jumat (25/9/2015) Seusai diarak, hewan itu disembelih. Daging hewan kurban dibagikan kepada masyarakat setempat yang tidak mampu. sumber:  htt...

avatar
Abdulcahyo
Gambar Entri
Pasosso
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Sulawesi Tenggara

  Kenangan masa kanak kanak, sering kali membuat kita terasa ingin mengulang kembali saat saat indah penuh keceriaan bermain bersama teman teman waktu kecil dulu, dunia anak anak dunia penuh ekspresi, persahabatan dan hanya keceriaan tanpabatas batas golongan atau kelas strata sosial. Begitulah kami dulu anak anak dari kota kecil di Kendari yang menikmati dunia kanak kanak kami dengan permainan permainan “tradisional”, maklum permainan yang berbau teknologi seperti game on line atau Play Station sekarang ini di jaman kami dulu itu belum ada, kalaupun ada jenis jenis permainan yang “berteknologi” namun itu hanya terbatas pada teman teman anak orang mampu saja namun secara umum kami semua dan termasuk anak orang mampu lebih menikmati permainan tradisional seperti main enggo lari atau enggo sembunyi, main asin (gobak sodor), main cele (main benteng), main tar tar pakai sodokoro (senjata bambu dengan peluru bunga jambu air atau kertas yang dibasahi) main...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Kasarawi
Alat Musik Alat Musik
Sulawesi Tenggara

Lebaran hadir sekali setahun menyatukan kerabat yang terpisah jarak. Dari rantau, pulang ke kampung halaman membawa rindu. Kasarawi, festival rakyat yang mengumpulkan kangen anak-anak Pulau Makasar di Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra). Akhirman, Baubau Tahun ini, H Sarifuddin bahagia sekali bisa lebaran lagi di kampung halamannya, di Pulau Makasar (Puma), Baubau. Sudah lama, pria itu menetap dan membangun rumah tangga di Flores, Nusa Tenggara Timur. Seingatnya, terakhir kali ia ikut salat Idul Fitri di Puma, dua tahun lalu. Bila pun pernah pulang, bukan saat lebaran. “Banyak kawan-kawan masa kecil saya yang juga pulang ternyata. Makanya, saya senang bisa kumpul dengan keluarga besar di Puma plus bertemu kawan-kawan lama,” kata lelaki yang bekerja sebagai pegawai di Kota Kendari ini. Kebahagiaannya kian lengkap karena para tetua kampung berinisiatif menggelar sebuah festival bernama Kasarawi, pesta berkumpulnya para perantau. Dalam hitungan penyelenggara...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
TANJUNG NAPOTO
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Sulawesi Tenggara

Ratusan tahun yang lalu di Likey wilayah desa Kasihang hiduplah dua orang kakak beradik yang sudah remaja, namun asal-usul  serta orang tua mereka tidak diketahui. Sang kakak tidak diketahui namanya sedangkan adiknya perempuan bernama Sampahauta seorang gadis manis yang memiliki rambut lebat berombak laksana riak air danau yang ditiup angin sepoi-sepoi. Sepeninggal orang tua mereka hanya hidup berdua tetapi selalu rukun. Untuk kebutuhan sehari-hari mereka berkebun dan menangkap ikan. Demikianlah mereka menjalani kehidupan sehari-hari hingga dewasa. Sebagai orang dewasa timbullah keinginan untuk mencari pasangan sebagai teman hidup dan agar memperoleh keturunan. Mereka kemudian saling mengutarakan keinginannya untuk mencari pasangan hidup. Mereka berdua pun sepakat untuk mencari jodoh secara bergantian mengelilingi Tagulandang dengan membawa sebentuk cincin peninggalan orang tuanya. Jika dalam pengembaraan itu bertemu dengan seseorang yang jarinya cocok dengan cincin itu maka di...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Rumah Adat Banua Tada Rumah Siku
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Sulawesi Tenggara

Rumah Adat Banua Tada Rumah adat Banua Tana memang berbentuk rumah panggung dengan bahan material utamanya ialah kayu tanpa menggunakan paku. Banua Tada terdiri dari dua kata, yakni Banua yang memiliki arti rumah dan Tada yang berarti siku. Secara harfiah, Banua Tada ialah rumah siku. Sebagai salah satu peninggalan dari kesultanan Buton, rumah adat Kamali atau Malige ini yang begitu dikenal sebagai Rumah Adat Sulawesi Tenggara. Di Malige sendiri terdapat juga banyak simbol-simbol dan hiasan yang banyak dipengaruhi oleh adanya konsep dan ajaran tasawuf. Simbol dan juga hiasan tersebut ialah melambangkan nilai-nilai budaya, kearifan lokal dan juga cerita dari peradaban kesultanan Buton di masa lampau. Berdasarkan peruntukannya sendiri, rumah adat Banua Tada ini terbagi dalam 3 jenis, yakni Kamali atau malige, yang adalah sebuah  rum ah  atau istana tempat tinggal bagi raja berserta keluarganya, Banua tada tare pata pale, ialah rumah siku bertiang empat t...

avatar
Roro
Gambar Entri
Ore – Ore Nggae
Alat Musik Alat Musik
Sulawesi Tenggara

  Ore – Ore Nggae merupakan alat musik adat Sulawesi Tenggara yang terbuat dari bambu dan rotan, jika anda perhatikan bentuknya terdapat sebuah kayu kecil diantara dawai dan badannya. Ore-Ore Nggae memiliki bentuk seperti gendang yang berukuran mini. Untuk memainkannya anda menggunakan 2 tangan dan posisi memainkannya dengan duduk dan posisi alat musik tersebut miring. Tangan kanan digunakan untuk menepak dan memetik, sedangkan tangan kiri digunakan untuk membuka dan menutup lubang tempat suara keluar. Penggunaan alat musik Ore-Ore Nggae di SulTra adalah untuk seorang gadis yang mengungkapkan perasaannya kepada orang yang ia sukai, meskipun sekarang tidak serumit itu tapi menggunakan alat musik seperti ini sudah merupakan sejarah dari alat musik tradisional Sulawesi Tenggara tersebut sumber :https://ilmuseni.com/seni-budaya/alat-musik-tradisonal-sulawesi-tenggara

avatar
Aze