Kisah Pertemuan Tanjung Alang Dan Nusaniwe. Pulau Ambon dikelilingi oleh laut Banda, laut Buru dan laut Seram. Pada pintu masuk ke Teluk Ambon terdapat dua buah tanjung yang saling berhadapan yaitu tanjung Alang dan Tanjung Nusaniwe. Kedua Tanjung ini dianggap sebagai pintu masuk ke pulau Ambon jika kita datang dari arah laut menggunakan kapal yang nantinya berlabuh di pelabuhan Yos Sudarso. Tanjung Nuwaniwe terletak di desa Latuhalat yaitu sebelah Selatan sedangkan tanjung Alang berada di sebelah Utara pulau Ambon. Menurut ceritera yang berkembang sampai saat ini pada waktu-waktu tertentu atau bila ada tanuar kedua tanjung yang saling berhadapan itu bertemu atau bergabung menjadi satu. Adapun sampai peristiwa itu terjadi memiliki sebuah kisah sebagai berikut : Di waktu dahulu sebelum penduduk memeluk agama-agama resmi di pulau Ambon penduduk masih percaya kepada roh-roh leluhur atau roh-roh datuk-datuk yang berada di sekitar tempat tinggal mereka. Konon di pulau Ambon tinggalla...
Gohu ikan asap merupakan satu jenis kuliner khas daerah Maluku. Varian olahan dari ikan asap ada bermacam macam, satu diantaranya adalah gohu ikan asap yang merupakan campuran dari sayuran, ikan asap, dan rempah rempah. Makanan ini biasa dihidangkan bersama dengan makanan pokok berupa umbi umbian, seperti talas, singkong, atau ubi jalar. Resep Gohu Ikan Asap 1. Bahan Ikan asap 200 gram Kelapa parut yang di kupas kulitnya 250 gram Kacang panjang 100 gram Toge kecil &nbs...
Cerita rakyat asal mula kelompok Patasiwa dan kelompok Patalima berasal dari pulau Seram Provinsi Maluku. Berawal dari kisah dibunuhnya putri Hainuwele maka terjadi perpecahan antara kelompok-kelompok di pulau Seram. Berikut adalah kisahnya. Hainuwele adalah seorang putri yang sangat cantik menawan yang dalam bahasa daerah disebut Mulua. Ia tumbuh menjadi seorang gadis yang selain kecantikannya ia memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh manusia lain pada umumnya. Ia dapat menyihir sesuai kehendak hatinya. Dari seonggok lumpur Hainuwele dapat menyihirnya menjadi barang-barang berharga seperti piring-piring dari Cina yang disebut porselen dan gong. Barang-barang tersebut kemudian dijual dengan harga yang lumayan mahal. Berita tentang Hainuwele pun tersiar luas di seluruh pulau Seram. Kelebihan yang dimilikinya membuat banyak orang senang dan kagum padanya namun tak sedikit juga yang iri hati padanya. Pada suatu hari diadakanlah pesta Tari Maro di Tamene Siwa. Pesta itu diselengga...
Bagi masyarakat Maluku pasti sudah tidak asing lagi dengan senjata tradisional ini, yaitu kalawai. Bagi kita yang belum tahu, bisa menjadi pengetahuan bagi kita tentunya. Kata kalawai sendiri berasal dari kata bahasa asli daerah Maluku, terkhusus daerah Maluku Tengah ( Ambon, Haruku, Pulau Seram, Nusalaut, Buru dll ). Kata kalawai yaitu berasal dari dua kata, yakni 'kala' dan 'wai'. 'Kala' mempunyai arti tikam dan 'wai' mempunyai arti air. Jadi secara harfiah kata 'kalawai' berarti menikam air. Kalawai merupakan senjata tradisional khas daerah Maluku. Bentuk kalawai ini yaitu mirip seperti tombak akan tetapi bentuk dari kalawai sendiri biasanya sebuah pegangan yang terbuat dari kayu ataupun buluh yang sedikit lebih panjang dari tombak. Ujung buluhnya diberi besi tajam dan lebih dari satu karena akan diikat melingkari buluh tersebut. Perbedaan yang paling terlihat dari kalawai dan tombak yaitu pada ujung atau matanya. Jika tombak yang umumnya bermata 1, maka kalawai bermata 3 yan...
Patung Yene ini berasal dari Pulau Leti, Maluku Barat Daya. Patung ini tebuat dari bahan batu dan diduga merupakan peninggalan abad ke-17 hingga ke-20. Patung ini diperkirakan berumur sekitar 2000 tahun lebih. Berdasarkan sejarah yang ada, pada masa lalu, saat penduduk Pulau Leti masih menganut animisme, patung ini digunakan sebagai media komunikasi antara dunia manusia dan dunia kematian, patung ini sangat penting karena dipercaya dapat menghubungkan mereka dengan leluhur mereka yang sudah mati. Dahulu, mereka memohon hasil panen yang melimpah, keturunan, terhindar dari wabah penyakit dan bencana alam kepada leluhur mereka yang sudah mati melalui pemujaan pada patung Yene ini. Dalam pemujaan tersebut ada syarat utama yang harus dipenuhi, yakni pencurahan darah. Hingga kini masih terlihat bercak-bercak darah bekas pemujaan di pipi kiri dan kaki kiri patung ini. Sekarang patung ini berada di Museum D'Topeng, Kota Batu, Jawa Timur. #OSKMITB2018
Teik terbuat dari tenunan kain yang berukuran kecil yang dipakai untuk menutup alat kelamin laki-laki. Ada juga yang memakai Umban. Umban adalah cawat tenunan berukuran 3 meter yang dipakai pada saat upacara adat. Laki-laki Tanimbar menambahkan kelengkapan busana yang khas yang akan dipakai oleh laki-laki Tanimbar. Kelengkapan yang digunakan meliputi, tatabun ulun, somalea dan kmwenga. Umpan. yaitu selembar kain tenun yang diikatkan di pinggang; tataban ulun yaitu kain penutup kepala. Somalea yaitu hiasan yang ditaru dikepala yang berasal dari burung cendrawasi. Tataban ulun yang dipakai oleh laki-laki Tanimbar melambangkan keberanian, kebesaran, dan keperkasaan sebagai seorang pemimpin, pahlawan, prajurit atau ketua adat. Sumber: http://budayatanimbar.blogspot.com/2012/05/sekilas-tentang-kebudayaan-tanimbar.html
Tais (kain tenun) terdiri atas dua jenis yaitu tais matan dan tais wangim. Tais matan adalah kain tenun yang dibuat dengan motif dasar bunga. Tais wangim adalah kain tenun asli. Warna dasar pada kain tenun yang biasanya dipakai dalam upacara adat pada umumnya adalah coklat, hitam kebiru-biruan, dan hitam. Pada masa lalu, keberadaan warna-warna pada tais (kain tenun), memiliki makna tersendiri yang selalu dikaitkan dengan status sosial seseorang dalam masyarakat. Golongan bangsawan selalu menggunakan tais (kain tenun) dengan warna dasarnya coklat. Seorang perempuan Tanimbar yang menggunakan kain tenun dengan warna dasar coklat menandakan bahwa orang tiu berasal dari keturunan bangsawan. Kelompok yang bukan keturunan bangsawan tidak boleh menggunakan kain tenun dengan warna dasar coklat. Tais (Kain tenun) dengan warna dasarnya coklat melambangkan kedudukan orang yang memakainya sebagai golongan bangsawan; orang tanimbar dari golongan menengah biasanya menggunakan kain tenun atau tai...
Foruk adalah sebuah kata kerja dalam bahasa Tanimbar yang artinya nyanyian[35]. Kata foruk jika diberi imbuhan for, maka kata kerja itu berubah menjadi kata benda yaitu nyanyian. Untuk semakin jelas dapat diuraikan sebagai berikut: Foruk : Nyanyi Farforuk : Nyanyian Fworuk : Menyanyi Syair atau lagu yang biasa dinyanyikan dalam foruk, bukan nyanyian biasa dan bukan pantun daerah. Foruk memiliki bentuk syair tersendiri. Syair yang dipakai dalam foruk namanya Tanlain. Tanlain adalah syair atau lagu untuk foruk[36]. Tanlain dapat digolongkan atas 3 (tiga) jenis yaitu: tanlain lean narut, tanlain adat dan tanlain tnabar[37]. 1. Tanlain Lean narut Tanlain lean narut biasanya dinyanyikan setiap waktu dan tidak terikat pada acara tertentu. Se...
Kesenian satu ini merupakan salah satu kesenian tradisional dari Maluku yang sangat kental akan nuansa mistis. Namanya adalah Kesenian Bambu Gila . Apakah Kesenian Bambu Gila itu? Bambu Gila adalah salah satu kesenian tradisional yang berasal dari daerah Maluku . Selain kaya akan nilai seni, kesenian satu ini sangat kental akan kesan mistis dengan menggunakan bambu sebagai medianya. Bambu Gila ini merupakan salah satu kesenian tradisional yang cukup terkenal di daerah Maluku dan sering ditampilkan di berbagai acara baik adat, hiburan, maupun acara budaya. Sejarah Kesenian Bambu Gila Kesenian Bambu Gila ini berasal dari tradisi lama masyarakat Maluku. Menurut sejarahnya, kesenian ini sudah ada sebelum masuknya agama Islam dan Kristen di daerah Maluku. Pada saat itu masyarakat Maluku masih mengenal Animisme dan Dinamisme dalam kehidupan spiritual mereka...