Angklung Gubrag Merupakan salah satu kesenian tradisional yang sudah langka, namun masyarakat Desa Kemuning, Kecamatan Kresek – Kabupaten Tangerang masih melestarikan kesenian Angklung Gubrag pada acara khitanan, perkimpoian dan selamatan kehamilan. Pada masa lalu kesenian Angklung Gubrag dilaksanakan pada saat ritual penanaman padi dengan maksud agar hasil panen berlimpah. Instrumen yang digunakan 6 buah angklung menggunakan bambu hitam, masing-masing memiliki nama: bibit, anak bibit, engklok 1, engklok 2, gonjing dan panembal, dilengkapi dengan terompet kendang pencak dan seruling. Di atas angklung dikaitkan pita yang berasal dari kembang wiru, menurut kepercayaan kembang wiru dan air yang berasal dari angklung dipercaya dapat menjadi obat dan penyubur tanaman. Semua pemain berdiri tidak menari kecuali penabuh dogdog lojor menabuh sambil ngibing diiringi beberapa penari perempuan dengan kostum kebaya dan kain. Sumber : http://ajiraksa.blogspot.com/2012/06/10-jen...
Bendrong Lesung merupakan salah satu kesenian tradisional masyarakat Cilegon-Banten, yang tumbuh dan berkembang secara turun temurun di masyarakat hingga saat ini. Awalnya kesenian ini merupakan tradisi masyarakat setempat dalammenyambut Panen Raya. Tujuannya untuk mengungkapkan kebahagiaan atas jerih payah yang dilakukan, dan yang telah membuahkan hasil. Dalam perkembangannya, Bendrong Lesung tidak hanya ditampulkan pada penyambutan Panen Raya, tetapi ditampilkan juga pada acara-acara pesta perkimpoian atau upacara peresmian. Bendrong Lesung memadukan musik Lesung atau Lisung (tempat menumbuk padi) dengan musik lainnya yang dimainkan oleh beberapa orang Sumber : http://ajiraksa.blogspot.com/2012/06/10-jenis-kesenian-tradisional-banten.html
Adu Bedug/Rampak Bedug Mungkin sudah banyak yang tau dengan kesenian yang satu ini. Merupakan salah satu jenis kesenian tradisional Pandeglang yang berakar dari tradisi menabuh bedug saat waktu shalat tiba, kemudian berkembang menjadi sarana hiburan masyarakat pada saat bulan Ramadhan. Kegiatan adu bedug ini berlanjut menjadi perlombaan karena tidak hanya satu kampung saja yang memiliki kegiatan tersebut, maka adu bedug ini menjadi ajang perlombaan antar kampung yang akhirnya dibuatlah festival adu bedug. Sumber : https://www.kaskus.co.id/thread/52bd3745be29a040098b45d0/kesenian-tradisional-pandeglang---banten-yang-mulai-punah/
Istilah ubrug berasal dari bahasa sunda “sagebrugan“ yang berarti campur aduk dalam satu lokasi. Pertunjukan ubrug dapat dilakukan dimana saja. Kesenian ini biasanya diselingi oleh dialog dan acting dari para pemainnya yang kadang membuat penonton tertawa. Kesenian ini diiringi oleh seperangkat alat music seperti gendang, kulanter, kempul, gong angkeb, rebab, kecrek dan ketuk. Sumber : https://www.kaskus.co.id/thread/52bd3745be29a040098b45d0/kesenian-tradisional-pandeglang---banten-yang-mulai-punah/
Padingdang Padeglangan merupakan salah satu kesenian hasil dari kolaborasi Rampak bedug Pandeglang dengan Kendang Pencak, Tarian Saman, Teriakan Beluk, Lagu-lagu Buhun Gendereh, Tarian Pencak Silat, Angklung Dodod dan jenis seni tradisi lainnya yang ditata sesuai kebutuhan paket pertunjukan modern, didalamnya terdapat pola tabuhan perkusi melalui weditera bedug, kendang dan tembang yang terbalut rapih aransemen musik dan melodi vokal saman, beluk dan sholawatan terbang tandak serta lengkingan terompet pencak. Sumber : https://www.kaskus.co.id/thread/52bd3745be29a040098b45d0/kesenian-tradisional-pandeglang---banten-yang-mulai-punah/
Seni Tari Cokek merupakan salah satu budaya Banten yang kini makin terasa hilang akibat tergerus pesatnya perkembangan zaman. Seni Tari Cokek berasal dari wilayah Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, pada awal abad 19. Seni pertunjukkan ini berawal dari tiga orang yang hobby main musik, yaitu Tehiyan, Su Khong dan Khong Ahyan. Tiga alat musik yang mereka bawa kemudian dimainkan bersama-sama alat musik kampung oleh grup musik yang di miliki tuan tanah Tan Sio Kek. Dari perpaduan bunyi berbagai alat musik yang dimainkan itulah, terlahir musik dengan sebutan Gambang Kromong. Sedangkan para gadis yang menari dengan iringan irama musik itu, kemudian memakai kebaya yang disebut sebagai Cokek, yang kemudian dikenal sebagai Tari Cokek. Oleh karena itu, bukan hal yang aneh jika kebudayaan yang muncul dari hasil percampuran budaya Tionghoa dan Jawa ini lebih dikenal di kawasan Tangerang (baik kota maupun kabupate...
Terompah panjang adalah permainan olahraga tradisional yang mempergunakan kayu panjang dengan ukuran tertentu sebagai alat mengadu kecepatan dengan menempuh jarak yang telah ditentukan. Sebagaimana permainan tradisional egrang, permainan terompah panjang ini juga sudah cukup dikenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dan sering dilombakan pada acara peringatan kemerdekaan Republik Indonesia pada bulan Agustus. Permainan ini dilakukan oleh tiga atau lima orang dalam sepasang terompah. Panjang terompah disesuaikan dengan jumlah pelaku yang akan mempergunakannya. Labar kayu 10 cm dengan ketebalan 2,5 cm. Pengait kedua kaki pelaku dibuat dari karet ban, dengan labar 7 cm. Sedangkan panjang karet disesuaikan dengan lingkar kaki. Pengait kaki ini dipaku dengan kuat di kedua sisi kayu. Jarak antara karet pengait dengan ujung depan dan ujung belakang kayu sepanjang 20 cm, sedangkan jarak antar karet pengait yang satu dengan lainnya 40 cm. Sehingga, apabila dalam satu kayu mempe...
Bahan-bahan 2 buah terong, saya dibelah 4 5 buah tahu putih / kuning 2 siung besar bawang putih 5 siung bawang merah 7 cabai merah keriting 5 cabai rawit (bsa tambah) 1 sdm cabai bubuk bsa skip 2 lembar daun jeruk 1 sdt terasi yang sudah digoreng 65 ml Santan kara Sedikit air Garam Gula pasir Langkah ...
Bahan-bahan 2 buah terong ungu 4 lembar daun jeruk 3 siung bawang merah 250 ml santan Saya pakai santan kara 65ml tambah air hingga 250ml 1 sdm teri medan goreng Bumbu halus 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 buah kemiri 1 cm kunyit 1 cm kencur Sejumput terasi bakar 5-10 cabe merah kriting Langkah &n...