1
696 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Ritual Soro Nei, Ritual Penyelamatan Paus Biru
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Ritual Soro Nei, sebuah ritual kearifan lokal untuk menyelamatkan paus agar tidak terdampar. Dimulai dengan membuat bunyi-bunyian di bawah laut untuk membawa ke pintu keluar palung. Kemudian ditambah dengan dengan lantunan doa dan sejumlah sarana pengantarnya. Secara harfiah seperti spirit memberi makan dan memanggilnya menuju laut. Menggunakan sejumlah sarana seperti kapas, ikan kering putih, dan tuak atau air deresan bunga kelapa/lontar. Ritual tersebut dilakukan oleh masyarakat di Teluk Waienga, Desa Watodir, Kecamatam Ile Ape, Kabupaten Lembata. Ritual Soro nei bisa dibilang memberi makan dan meminta untuk kembali ke laut lepas ritual ini dilakukan oleh para tuan tanah di sekitar teluk. Sarananya antara lain, kapas dipelintir menjadi bola-bola kecil, ada juga sejenis umbi-umbian yang biasa disematkan pada bayi untuk menolak bala. Lalu ada ikan kering putih non pelagis yang digandeng biji beras.Kapas dipelintir saat pelafalan doa. Persembahan untuk moyang leluhur menyambut sa...

avatar
Aze
Gambar Entri
Lona Kaka dan Lona lara
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Nusa Tenggara Timur

Alkisah, di Desa Bukambero, Kodi, Sumba Barat, hiduplah sepasang suami-istri bersama dua orang anak gadisnya. Yang sulung bernama Lona Kaka, sedangkan si bungsu bernama Lona Rara. Kedua kakak-beradik tersebut senantiasa mendapat perlakuan yang sama dari orang tua mereka. Namun, Lona Kaka selalu iri hati jika Lona Rara meraih sebuah keberhasilan. Ia pun selalu berusaha untuk mencelakai adiknya itu jika memperoleh keberhasilan. Pada suatu hari, ketika Lona Rara mendapat hadiah dendeng istimewa dari orang tua mereka karena berhasil memenangkan lomba menumbuk padi, Lona Kaka bermaksud untuk merampas dendeng itu dari tangan adiknya. Untuk itu, ia membujuk adiknya agar mau menemaninya mengambil air di sungai. Ia pun menyuruh adiknya untuk berjalan di depannya. Dengan begitu, ia akan lebih mudah mengambil dendeng itu tanpa sepengetahuan adiknya.   “Adikku! Maukah kamu menemani Kakak mengambil air di sungai?” bujuk Lona Kaka. “Baiklah, Kak!” jawa...

avatar
Roro
Gambar Entri
Legenda Bulit Fatinesu
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Nusa Tenggara Timur

Di sebelah utara Kota Famenanu, Kabupaten Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat sebuah bukit bernama Fafinesu yang berarti Bukit Babi Gemuk. Ada suatu kisah menarik yang melatarbelakangi penamaan bukit itu. Kisahnya adalah sebagai berikut. Pada zaman dahulu kala di pedalaman Pulau Timor ada tiga orang adik-beradik bernama Saku, Abatan, dan Seko. Mereka hidup dan tinggal bersama dengan kerabat ibunya, sebab Ayah dan ibu mereka telah tiada. Ayah ketiga orang ini meninggal dunia karena terjatuh ke jurang ketika sedang berburu babi hutan. Tujuh bulan kemudian Sang Ibu juga meninggal dunia karena kehabisan darah ketika sedang melahirkan Si Bungsu, Seko. Hal ini diperparah lagi ketika nenek yang mengasuh mereka juga ikut meninggal dunia karena dimakan usia ketka Si Bungsu baru berumur dua tahun. Waktu pun berlalu. Walau hidup serba kekurangan, mereka senantasa rukun dan bahagia. Abatan tumbuh menjadi seorang remaja yang rajin dan cerdas. Ia sering menanam jagu...

avatar
Roro
Gambar Entri
Kampak NTT
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Nusa Tenggara Timur

Kampak merupakan jenis senjata tradisional yang dapat di temuakan di beberapa wilayah di nusantara sebagai alat untuk memotong kayu dan kebutuhan di lading dan bercocok tanam dan kebutuhan rumah tangga lainya dengan ciri khas gagangnya yang lebih panjang yang terbuat dari kayu.   https://www.bukantrik.com/2018/05/Senjata-Tradisional-Nusa-Tenggara-Timur-nama-jenis-dan-penjelasan.html

avatar
Roro
Gambar Entri
Pejore Donahu Ngabui
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Pada suku Sabu, upacara ini disebut pejore donahu ngabui, sedangkan pada suku Dawan disebut lais toit li ana, upacara ini dilakukan oleh sepasang suami istri. Upacara ini bertujuan untuk memohon kepada dewa agar diberi keturunan. Dalam pelaksanaannya upacara ini melibatkan keluarga dan kerabat dari pihak laki-laki dan perempuan serta sesepuh-sesepuh adat. Dalam masyarakat suku Sabu, upacara ini dilaksanakan tepat pada hari perkawinan yaitu setelah upacara perkawinan selesai dilakukan. Sementara itu, dalam masyarakat suku Dawan. upacara ini bisa dilakukan kapan saja, biasanya pada musim kemarau sesudah panen. sumber : https://www.senibudayaku.com/2017/11/upacara-adat-nusa-tenggara-timur.html#

avatar
Aze
Gambar Entri
Iu Roulekku (hapo pakebake)
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Orang-orang suku Sabu menyebut upacara ini Iu Roulekku ( hapo pakebake ). Iu Roulekku artinya memasang atau mengikat daun lontar pada bagian depan rumah, sedangkan hapo pakebake berarti menyambut kandungan yang telah jadi. Sementara itu, orang-orang suku Dawan menyebutnya Lais toet manik oe matene atau Lais toet aomina yang artinya memohon kesejahteraan buah kandungan. Upacara ini bertujuan untuk memohon agar bayi yang ada dalam kandungan sehat walafiat dan lahir dengan selamat serta dalam keadaan sempurna. Upacara ini diadakan saat kandungan berumur 5 bulan karena menurut kepercayaan orang sabu, pada saat itu bayi telah menjadi manusia sempurna. Sarana-sarana yang digunakan dalam pelaksanaan upacara antara lain selembar daun lontar beserta lidinya yang belum dipisahkan, yang kemudian dianyam membentuk sebuah wadah khusus untuk tempat persembahan (Roulekku), tikar, sesajian, dan hewan untuk disembelih. Dalam upacara ini, baik suku Sabu maupun suku Dawan sama-sama menye...

avatar
Aze
Gambar Entri
Hapo ana
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Pada suku Sabu, upacara ini disebut Hapo ana, dan pada suku Dawan disebut Lasi an kon aufnao an kon . Upacara ini dimaksudkan untuk memohon pada para dewa agar bayi lahir dengan selamat dan selalu sehat, dan agar ibu si bayi juga selalu sehat dan dapat mengandung lagi serta melahirkan dengan selamat. Tahapan upacara ini meliputi pemotongan ari-ari bayi, penggantungan ari-ari bayi tersebut di atas pohon, pemberkatan bayi dan ibunya. Pelaksanaan upacara ini juga melibatkan semua anggota keluarga, kerabat, dan tokoh-tokoh adat. Biasanya dalam upacara ini diadakan penyembelihan hewan, seperti kambing, domba, babi atau ayam. sumber :https://www.senibudayaku.com/2017/11/upacara-adat-nusa-tenggara-timur.html#

avatar
Aze
Gambar Entri
Hel Keta
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Indonesia timur salah satunya, terkenal dengan adat istiadatnya yang masih kental dipegang oleh masyarakat setempat secara turun-temurun dari para nenek moyang hingga kini. Upacara-upacara atau ritual keagamaan dan adat istiadat masih dipegang teguh dan dilaksanakan oleh masyarakat setempat. Salah satu tradisi yang masih dilakukan bagi masyarakat di Nusa Tenggara Timur, khususnya Kota Kupang dan sekitarnya adalah acara "Hel Keta" bagi para calon pengantin baru yang akan melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat. Setiap orang yang ikut dalam acara ini wajib memakai pakaian adat seperti kain beti bagi kaum laki-laki, dan kain tais bagi perempuan. Acara "Hel Keta" merupakan salah satu tahap yang harus dilalui sebelum acara malam adat untuk penyerahan mahar atau dalam istilah di Timor disebut Belis. Setelah itu dilakukan pemberkatan sah di gereja karena mayoritas penduduk asli adalah pemeluk agama Katholik dan Kristen Protestan. Acara ini biasa dilakukan sebagai simbol pertemuan an...

avatar
Aze
Gambar Entri
Weleng Wulang
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Masyarakat di berbagai belahan dunia mempiliki tradisi tersendiri menyambut gerhana bulan, termasuk masyarakat suku Besi yang tinggal di Beo Wajur, Desa Wajur, Kolang, Kecamatan Kuwus Barat, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).  Hingga tahun 1980-an, suku Besi yang memiliki bahasa Manggarai dengan dialek Kolang ini menyebut gerhana bulan dengan sebutan Weleng Wulang. Hingga tahun tersebut, Bahasa Indonesia belum lazim dipakai oleh masyarakat.  Tradisi Weleng Wulang ini merupakan tradisi masyarakat suku Besi untuk menyambut gerhana bulan dengan penuh kegembiraan. Mereka akan melakukan ritual adat dan melaksanakan tradisi menabuh gendang dan gong di rumah adat kampung setempat.  Saat menabuh gendang dan gong, semua anggota suku berkumpul dan dimpimpin oleh sang kepala suku. Menurut kepercayaan leluhur Suku Besi dan suku-suku lain di kawasan Kolang, “weleng wulang” atau gerhana bulan tidak membawa bahaya bagi...

avatar
Aze