Perisai atau telawang (telabang) atau juga kelembit adalah alat pelindung tubuh dari serangan musuh yang digunakan ketika berperang. Perisai terbuat dari kayu yang kuat dan ringan yaitu kayu pelantan (pelai). Perisai berbentuk prisma dengan lebar 30 – 50 cm dan tinggi 1,5 – 2 m. Perisai terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam yang menyerupai sisi bawah atap rumah dengan sebuah pegangan pada bagian tengahnya serta bagian luar yang menyerupai sisi atas atap rumah dengan dihiasi ukiran-ukiran khas daerah Kalimantan Timur. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/02/senjata-tradisional-kalimantan-timur/
Lonjo atau tombak dibuat dari besi dan dipasang atau diikat dengan anyaman rotan dan bertangkai dari bamboo atau kayu keras. Fungsi lonjo atau tombak biasanya digunakan untuk berperang atau berburu binatang. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/02/senjata-tradisional-kalimantan-timur/
Sumpit sering pula disebut sipet, merupakan senjata tradisional Masyarakat Dayak, memiliki bentuk bulat dengan panjang sekitar 1,5 sampai 2 meter. Keunggulannya adalah bisa digunakan sebagai senjata jarak jauh dengan tingkat akurasi atau ketepatan menembak mencapai 200 m dan tidak menimbulkan suara. Sumpit biasanya digunakan untuk berburu binatang dan bisa juga dijadikan mas kawin. Di Kalimantan sendiri, sumpit dijadikan sebagai ajang perlombaan. Seperti di Festival Erau, Tenggarong, Kalimantan Timur, terdapat lomba sumpit yang membuat festival ini tambah meriah. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/02/senjata-tradisional-kalimantan-timur/
Pada dasarnya, jenis-jenis mandau pada semua Masyarakat Dayak memiliki bentuk yang sama. Tetapi ada sedikit perbedaannya jika dilihat dari sisi kelengkungan bilahnya, yaitu ada bilah yang agak condong ke belakang. Ciri-ciri tersebut membedakan jenis-jenis Mandau Ilang yang hampir lurus, Mandau Langgi Tinggang yang melengkung kebelakang, Mandau Naibur yang memakai semacam pengait, hampir mirip dengan kembang kacang pada keris di dekat pangkalnya. Selain itu, ada pula jenis Mandau Pakagan dan Mandau Bayou yang masing-masing memiliki variasi bentuk tersendiri. Berdasarkan perbedaan jenis dan bentuk hiasan yang ada pada mandau, akan diketahui bahwa mandau dengan cirri-ciri tertentu adalah milik Masyarakat Dayak Maayan, Dayak Mbalan, Dayak Bahau, Dayak Ngaju, atu sub suku Dayak lainnya. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2016/02/senjata-tradisional-kalimantan-timur/
Keris adalah sejenis pedang pendek yang berasal dari pulau Jawa, Indonesia. Keris purba telah digunakan antara abad ke-9 dan 14. Selain digunakan sebagai senjata,keris juga sering dianggap memiliki kekuatan supranatural. Keris terbagi menjadi tiga bagian yaitu mata, hulu, dan sarung. Beberapa jenis keris memiliki mata pedang yang berkelok-kelok. Senjata ini sering disebut-sebut dalam berbagai legenda tradisional, seperti keris Mpu Gandring dalam legenda Ken Arok dan Ken Dedes. Keris sendiri sebenarnya adalah senjata khas yang digunakan oleh daerah-daerah yang memiliki rumpun Melayu atau bangsa Melayu. Pada saat ini, Keberadaan Keris sangat umum dikenal di daerah Indonesia terutama di daerah pulau Jawa dan Sumatra, Malaysia, Brunei, Thailand dan Filipina khususnya di daerah Filipina selatan (Pulau Mindanao). Namun, bila dibandingkan dengan Indonesia dan Malaysia, keberadaan keris dan pembuatnya di Filipina telah menjadi hal yang sangat langka dan bahkan hampir punah. Koleksi...
Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu negara bagian Sabah dan Serawak. Selain dikenal dengan keindahan alam, kebudayaan serta adat istiadatnya, wilayah yang mayoritas dihuni oleh suku Dayak dan Kutai sebagai penduduk asli Kalimantan Timur juga memiliki kekayaan lain berupa pakaian adat tradisional. Bergantung fungsi dan penggunaannya masyarakat Kalimantan Timur biasa mengenakan pakaian khas daerah mereka untuk keperluan tertentu seperti saat upacara perkawinan, pertunjukan tarian, dan untuk acara lainnya. Barangkali sebagian dari kita sudah sering melihat pakaian adat suku Dayak yang dikenal identik dengan hiasan berupa susunan manik-manik beraneka warna sebagai penghias kain hitam yang digunakan sebagai bahan dasar pakaian adat Dayak. Pakaian adat yang dikenakan oleh wanita dikenal dengan nama Ta a dan sementara pakaian adat yang dikenakan oleh pria disebut dengan sapei sapaq. Dilihat dari cara berb...
Gemer adalah alat musik tradisional Kalimantan Timur yang digunakan dengan cara dipukul. Layaknya gendang lainnya, Gemer dibuat dari batang kayu yang pada bagian sisinya dilubangi dan kemudian ditutupi dengan kulit binatang untuk dijadikan tempat pukulannya. Meskipun orang Indonesia kebanyakan memandang semua alat musik pukul merupakan gendang, Gemer mempunyai 4 jenis yang bisa dibedakan berdasarkan bentu ukurannya yaitu: Prahi Gimar Tuuking tuat Pampong Gemer digunakan dengan cara dipukul menggunakan tangan dengan teknik tertentu agar dapat mengeluarkan pola irama tertentu. Alat musik tradisional Gemer biasa digunakan sebagai alat musik pengiring upacara adat atau tarian lokal. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-kalimantan-timur/
Jatung Utang adalah alat musik tradisional khas Kalimantan Timur. J atung utang digunakan dengan cara dipukul namun bisa dipukul pada 1 bagian saja karena alat musik ini mempunyai panjang yang bisa mencapai 3 meter dan diameternya 50 cm. Selain sama dengan gendang pada umumnya, Jatung utang mempunyai kemiripan seperti gambang dibuat dari kayu yang dirangkai dan diikat dengan tali dan pada setiap kayu yang disusun rapi tersebut mempunyai nada masing-masing dan bisa dimainkan dengan 2 tangan karena tangan memegang pemukul di tiap-tiap tangan. Alat musik tradisional ini menggunakan tanda atau isyarat pada penyelenggaraan acara seperti upacara-upacara dan tarian daerah. Cara menggunakan alat musik Jatung Utang ada 2 macam. Pertama alat musik ini di topang dengan kaki, di mana pemain duduk dengan kaki yang dibentangkan lurus dan Jatung diletakkan di atas kaki. Kedua dengan menggunakan cara duduk santai sambil menghadap alat musik tersebut. &n...
Uding merupakan alat musik tradisional Kalimantan yang dimainkan dengan cara dipukul dan mempunyai diameter yang berukuran 2 – 3 cm saja, panjangnya sampai 20 cm serta mempunyai rongga yang berisi bijih kayu pada bagian ujungnya. Alat musik tradisional ini jarang ditemui di suku-suku yang berada di pinggir pantai (dekat dengan laut), persebaran alat musik ini sendiri dipercaya menyebar lewat suku-suku yang sedang pindah lokasi. Untuk menggunakan alat musik ini memang sedikit unik, pemain memegang alat musiknya dengan dua jari lalu buka mulutnya seakan berkata “a”. Letakkan melintang pada mulut lalu petik ujungnya memakai jari tangan yang lain hingga bilahnya bergetar dan mengeluarkan suara. Untuk mengeluarkan suara yang merdu perlu latihan yang cukup untuk para pemain. Uding bisa digunakan solo ataupun dijadikan ansambel musik tergantung keinginan dari pemain. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-k...