Bermain erpantek pada masyarakat Karo berarti bermain patok atau tombak. Permainan ini pada masa lalu dikenal luas oleh anak-anak khususnya laki-laki untuk mengisi waktu senggang pada siang atau sore hari. Biasanya dimainkan 2 – 6 orang secara berpasangan, berusia 10 – 15 tahun. Alat permainan yang digunakan untuk permainan ini adalah sebuah tombak yang terbuat dari bambu kecil untuk masing-masing peserta, panjangnya lebih kurang 80 cm, ujung dibuat runcing agar mudah tertancap bila dilemparkan ke suatu sasaran. Sebelum permainan dimulai diadakan undian sebagai berikut : salah seorang pemain memegang batu di kepalan tangannya, lalu disuruh menerka di kepalan mana batu tersebut berada sambil diiringi kata-kata “gulda guldi, ija sierbin, ije” yang berarti gulda guldi, dimana yang semalam, disini. Setelah sampai pada genggaman terakhir dengan kata “ije” (disini), genggaman di buka. Jika tebakan benar, maka yang memulai permai...
Sesuai dengan namanya Gordang Sambilan terdiri dari sembilan buah gendang dengan ukuran yang relatif besar dan panjang. Adapun kesembilan gendang tersebut mempunyai ukuran yang berurutan dari yang besar ke ukuran yang paling kecil. Gordang Sambilan dikenal pada masa sebelum Islam yang mempunyai fungsi untuk upacara memanggil roh nenek moyang apabila diperlukan pertolongannya. Upacara tersebut dinamakan paturuan Sibaso yang berarti memanggil roh untuk merasuki/menyurupi medium Sibaso). Tujuan pemanggilan ini adalah untuk minta pertolongan roh nenek moyang untuk mengatasi kesulitan yang sedang menimpa masyarakat. Misalnya penyakit yang sedang mewabah karena adanya suatu penularan penyakit yang menyerang suatu wilayah. Di samping itu Gordang Sambilan juga digunakan untuk upacara meminta hujan (mangido udan) agar hujan turun sehingga dapat mengatasi kekeringan yang menganggu aktivitas pertanian. Juga bertujuan untuk menghentikan hujan yang telah berlangsung secar...
Taganing adalah salah satu alat musik Batak Toba , yang terdiri lima buah gendang yang berfungsi sebagai pembawa melodi dan juga sebagai ritem variable dalam beberapa lagu. Klasifikasi instrumen ini termasuk ke dalam kelompok membranophone, dimainkan dengan cara dipukul membrannya dengan menggunakan palupalu (stik). Taganing adalah drum set melodis (drum-chime), yaitu terdiri dari lima buahgendang yang gantungkan dalam sebuah rak. Bentuknya sama dengan gordang, hanyaukurannya bermacam-macam. Yang paling besar adalah gendang paling kanan, dan semakin ke kiri ukurannya semakin kecil. Nadanya juga demikian, semakin ke kiri semakin tinggi nadanya. Taganing ini dimainkan oleh satu atau 2 orang dengan menggunakan dua buah stik. Dibanding dengan gordang yang relatif konstan, maka taganing adalah melodis. Masuk dalam jenis alat musik membranphone yang berebentuk tabung, yang merupakan alat pukul atau tabuh. Seperangkat (set) Taganing te...
Figur mitologi orang Batak yang bernama Singha, umumnya terdapat pada panel bagian depan rumah adat.
Sebenarnya pada saat pemerintahan Belanda dan Jepang di Aceh, musik arbab adalah salah satu model musik tradisional yang cukup berkembang saat itu. Musik arbab dikenal mulai dari daerah Aceh Barat, Aceh Besar, dan daerah Pidie. Biasanya jenis musik yang menggunakan Arbab ini dipertunjukkan pada saat acara-acara hiburan rakyat, acara kesenian daerah, acara pasar malam, dan lain sebagainya. Namun seiring berjalannya waktu, musik tradisional arbab ini sudah hampir punah, namun alat musiknya masih tetap dilestarikan. Alat musik arbab itu terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian instrumen induk dan penggeseknya. Alat musik arbab ini terbuat dari kulit kambing, tempurung kelapa kayu dan dawai yang dapat menghasilkan alunan suara yang lembut dan indah.
Alat musik tradisional Aceh yang bernama Bangsi Alas adalah merupakan instrumen tiup dari bambu yang dijumpai banyak dijumpai di daerah Alas, Kabupeten Aceh Tenggara. Secara tradisional pembuatan Bangsi dikaitkan dengan mistik, yaitu ketika ada orang meninggal dunia di kampung/desa tempat Bangsi dibuat. Apabila diketahui ada seorang meninggal dunia, Bangsi yang telah siap dibuat sengaja dihanyutkan disungai. Setelah diikuti terus sampai Bangsi tersebut diambil oleh anak-anak, kemudian Bangsi yang telah di ambil anak-anak tadi dirampas lagi oleh pembuatnya dari tangan anak-anak yang mengambilnya. Bangsi inilah nantinya yang akan dipakai sebagai Bangsi yang merdu suaranya.
Canang adalah alat musik tradisional dari Aceh yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat Aceh, Gayo, Tamiang, dan Alas. Masyarakat Aceh menyebutnya " Canang Trieng ", di Gayo disebut " Teganing ", di Tamiang disebut " Kecapi " dan di Alas disebut dengan " Kecapi Olah ". Canang terbuat dari kuningan dan bentuknya menyerupai gong. Hampir semua daerah di Aceh terdapat alat musik canang dan masing-masing memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda-beda pula. Fungsi canang secara umum sebagai penggiring tarian-tarian tradisional. Canang juga sebagai hiburan bagi anak-anak gadis yang sedang berkumpul. Biasanya dimainkan setelah menyelesaikan pekerjaan di sawah ataupun pengisi waktu senggang.
Geundrang merupakan salah satu unit alat musik tradisional Aceh yang merupakan bagian dari perangkatan musik Serune Kalee. Geundrang termasuk jenis alat musik yang dibunyikan dengan cara dipukul baik dengan menggunakan tangan atau memakai kayu pemukul. Geundrang dijumpai di daerah Aceh Besar dan juga dijumpai di daerah pesisir Aceh seperti Pidie dan Aceh Utara. Fungsi Geundrang nerupakan alat pelengkap tempo dari musik tradisional etnik Aceh.
Serune Kalee adalah instrumen tiup tradisional Aceh adalah alat khas tradisional Aceh Musit yang dimainkan sejak jaman dahulu . Instrumen ini populer di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar dan Aceh Barat. Alat musik tradisional serune kalee ini biasanya dimainkan dalam hubungannya dengan Gendrang Rapai dan acara hiburan, tarian, penyambutan tamu kehormatan pada raja raja kerajaan zaman keemasan Aceh Darussalam. Serune Kalee bersama dengan geundrang dan Rapai merupakan suatau perangkatan musik sejak masa kejayaan kerajaan Aceh Darussalam sampai sekarang tetap menghiasi / warna musik dalam budaya tradisional Aceh. Instrumen ini adalah salah satu alat musik layaknya seruling atau klarinet, tersebar di komunitas Melayu. Kata Serune Kalee mengacu pada dua hal yang berbeda. Kata pertama, menunjuk ke kuningan Serune tradisional Aceh yang sering bermain bersama Rapai. Seme...