Tari Pontanu adalah tari tradisional Sulawesi Tengah yang menggambarkan kegiatan para penenun di daerah Donggala, Sulawesi Tengah. Tarian ini biasanya ditarikan oleh para penari wanita dan gerakan dalam tarian ini menggambarkan aktivitas para wanita yang sedang menenun Sarung Donggala, yaitu jenis sarung yang khas dari daerah Donggala. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, festival budaya, bahkan promosi wisata Tari Pontanu dari Sulawesi Selatan ini biasanya dimainkan oleh 4 orang penari wanita atau lebih. Dalam pertunjukan Tari Pontanu biasanya diawali dengan gerakan tari yang dikreasikan. Kemudian di tengah-tengah pertunjukan penari menari dengan gerakan seperti menenun. Pada babak akhir biasanya diakhiri dengan membentangkan sarung khas Donggala yang dibawa masing-masing penari dan dipertunjukan kepada penonton. Sarung tersebut biasanya juga dimainkan seperti dikibarkan layaknya bendera. Dalam p...
Tari Dero atau Madero adalah tarian yang berasal dari Suku Pamona yang berada di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.Tarian ini tergolong tarian pergaulan yang ditarikan secara masal oleh semua kalangan masyarakat, baik pria maupun wanita, baik tua maupun muda bisa melakukan tarian ini. Tari Dero ini merupakan salah satu tradisi lama masyarakat Suku Pamona yang masih dipertahankan hingga sekarang dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti upacara adat, pesta adat, penyambutan, dan berbagai acara yang bersifat hiburan dan budaya lainnya.Bahkan dalam pertunjukan Tari Dero, biasanya para penonton pun diajak berpartisipasi untuk ikut menari bersama. Mereka berkumpul menjadi satu dan menari dengan diiringi musik pengiring serta nyanyian syair atau pantun. Karena dilakukan dalam jumlah yang banyak, biasanya Tari Dero ini dilakukan di tempat yang luas. Dalam pertunjukan Tari Dero, pada awalnya para penari dibagi menja...
Kota Palu yang berada tepat di tengah-tengah pulau . Pada awalnya peadaban to-Kaili terletak di pegunungan yang mengintari laut Kaili (saat itu kata Palu belum digunakan, karena lembah Palu masih berupa lautan) yang terdiri dari beberapa Kerajaan lokal. to-Kaili juga terdiri dari beberapa subetnik Kaili diantaranya To-Sigi, To-Biromaru, To-Banawa, To-Dolo, To-Kulawi, To-Banggakoro, To-Bangga, To-Pakuli, To-Sibalaya, To-Tavaili, To-Parigi, To-Kulavi dan masih banyak lagi subetnis Kaili lainnya. To-Kaili mendiami hampir seluruh seluruh Kota Palu, Kab. Donggala, Kab. Sigi dan Kab. Parigimautong. Selain itu to-Kaili juga mempunyai beberapa dialek diantaranya dialek Ledo, Rai, Tara, Ija, Edo/Ado, Unde, dan lain-lain. an dari semua dialek, dialek Ledo merupakan dialek yang umum di gunakan. Semua dialek Kaili merupakan dialek yang dibedakab dari kata "sangkal", karena semua jenis dialek Kaili mengandung pengrartian "tidak". Kaili sendiri kon...
Yori Alat musik tradisional Sulawesi Tengah yang berikut ini bernama Yori. Terbuat dari bahan alam, yaitu kulit pelepah enau dan tali yang terbuat dari kulit kayu. Fungsi alat musik tradisional Yori adalah untuk menghibur diri sendiri karena suara yang diciptakan tidaklah keras, tapi setidaknya suasana tidak menjadi terlalu sunyi. Pembuatan Yori memakan waktu yang tidak lama, tergantung dari bahan yang tersedia. Jika bahan sudah lengkap, maka proses pembuatannya akan semakin cepat. https://www.silontong.com/2018/10/17/alat-musik-tradisional-sulawesi-tengah/ roro_Yori.jpg
Parigi Moutong terkenal dengan keragaman etnis suku dengan budaya yang beragam pula, mulai dari budaya suku Kaili, Lauje, Tajio, Tialo, Bolano, sampai pada budaya masyarakat Hindu Bali yang memperkaya khasanah budaya di tanah air. Syukuran panen Suku Lauje di kec. Tomini dan Palasa yang bermakna persembahan hasil panen rakyat kepada penguasa alam semesta. 1
Upacara adat Balia masyarakat Kaili di kec. Parigi, dengan iringan musik suling Lalove dan irama gendang, merupakan upaya penyembuhan bagi orang yang sakit. Ritual ini bisa diadakan secara individu maupun secara berkelompok. Kadang ritual ini juga dilakukan setelah upaya medis tidak berhasil menyembuhkan suatu penyakit. Prosesi bisa berlangsung hingga tujuh hari tujuh malam, tergantung berat ringannya jenis penyakit. Pada masa silam, upacara adat Balia ini adalah hal yang lumrah dilakukan, terutama bagi kalangan ningrat. Prosesi dimulai dengan penyiapan bahan-bahan upacara mulai dari pedupaan, keranda, buah-buahan hingga hewan kurban yang bisa berupa ayam, kambing, atau kerbau, tergantung kasta orang yang mengadakan hajatan. Biayanya ditanggung oleh yang punya hajat ditambah dengan ongkos lelah bagi peritual. Jika semua sudah siap, pawang yang harus laki-laki mulai beraksi dengan mantra-mantranya, memanggil arwah penguasa panutannya. Sejumlah sesajian yang berbeda setiap proses...
Cerita Rakyat Tolelembunga ini adalah salah satu legenda yang ada di Desa Sedoa Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso Sulawesi Tengah. Tolelembunga ini adalah seekor kerbau yang sangat disayangi oleh Puteri Bunga Manila, kemanapun kerbau ini pergi Puteri Bunga Manila pun mengikutinya, sehingga setiap tempat pemberhentian mereka di jadikan pemukiman yang sampai saat ini sudah terbentuk desa. Bahwa nenek moyang mereka pertama kali mendiami lembah Napu dan menetap di Desa Sedoa, sehingga untuk menjaga agar tetap dikenang oleh seluruh keluarganya, maka nama-nama tokoh yang berperan sangat penting dalam kisah legenda-legenda seperti Bunga Manila, Tolelembunga, dll diabadikan pada penamaan jalan-jalan diseputar pusat Desa Sedoa. Cerita Rakyat Tolelembunga ini adalah salah satu legenda yang ada di Desa Sedoa Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso Sulawesi Tengah. Adapun dekripsi cerita dari Tolelembunga ini adalah sebagai berikut : Pada jaman dahulu terdapat sebuah kerajaan di Kecamatan Sig...
Situs Tunduwanua ini terletak di Desa Hanggira , kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso. Letak situs ini berada di atas bukit Tunduwanua pada ketinggian 1272 mdpl. Bagi masyarakat setempat Tunduwanua berarti "Punggung kampung". Oleh para ahli, situs ini di duga sebagai pemukiman masa lalu. Hal ini di dukung dengan temuan menhir yang berfungsi sebagai umpak rumah adat tambi. Menhir di Situs Tunduwanua letaknya perpola, dengan bentuk segi empat dengan jumlah empat buah menhir dengan ukuran, rata- rata tinggi 106 cm dan lebar 60 cm, dengan jumlah menhir sebanyak 21 buah. Tidak hanya menhir, di situs ini juga ditemukan Lumpang yang merupakan alat rumah tangga yang berfungsi untuk menumbuk biji-bijian dan Batu Dakon yang berfungsi untuk menghitung hari di masa lalu. Selain itu juga terdapat arca yang berjumlah dua buah. Salah satunya adalah arca yang oleh masyarakat setempat di kenal dengan nama arca Buangke. Arca Buangke melambangkan seorang perempuan, pada bagian wajah terdapa...
Sorangga atau Tombak Ikan merupakan salah satu jenis alat penangkapan ikan yang dahulu sering digunakan untuk menangkap ikan oleh masyarakat baik pada perairan dangkal maupun perairan dalam. Sorangga ini merupakan alat perikanan tradisional yang dipergunakan untuk menangkap ikan dengan cara gerakan cepat dan menusuk ke air. Alat ini digunakan para nelayan pada jaman dahulu dan saat ini mungkin sudah sangat jarang orang yang masih menggunakannya untuk menangkap ikan. Tombak/Sorangga ini terbuat dari bambu bulat berukuran kecil, pada bagian ujungnya diberikan lempengan besi yang diruncingkan dan berkait serta bermata tiga sebagai mata tombak. https://twitter.com/yakubudaya