Upacara yang lebih sakral saat melangsungkan pernikahan adalah Balian Kawin. Ritual ini hanya dilakukan penganut Kaharingan, namun juga sudah jarang dilakukan karna perlu waktu lebih lama dan cukup mahal. Balian Kawin biasanya dilakukan oleh masyarakat yang ekonominya cukup mapan atau berstatus sosial tinggi. Syarat-syarat Balian Kawin yaitu hewan kurban (ayam, babi, dan bahkan sapi), sesajen, manik-manik (manas dan lilis lamiang), palangka, pohon sawang, tunas kelapa, rotan, tambak, behas tawur, sesajen dan lain-lain. Syarat lain yaitu kelengkapan hidup berupa alat bercocok tanam, berburu, dan rumah tangga. Ritual dipadu oleh beberpa orang Ulama ( basir balian). Sumber: Museum Balanga, Palangkaraya.
Ritual Balian Mampandui Awau merupakan upacara yang lebih sakral dalam ritual pemberian nama kepada bayi atau anak. Ritual ini sudah langka, karena diperlukan waktu lebih lama, selain biayanya cukup mahal. Balian Mampandui Awau biasanya dilakukan oleh masyarakat berekonomi mapan, mereka yang sulit mendapatkan anak atau mereka yang mendambakan anak laki-laki atau anak hajat. Syarat-syarat Balian Mampandui Awau adalah hewan kurban (ayam, babi, dan bahkan sapi atau kerbau), sesajen, manik-manik (manas dan lilis lamiang), pohon sawang, tunas kelapa, tambak, behas tawur, sesajen, damar (nyating), sahewan tamiang, patung (hampatung) pasak, tanggui dare, dan lain-lain.Syarat lain adalah kelengkapan hidup berupa alat bercocok tanam, berburu, rumah tangga, dan lain-lain. Ritual ini dipandu oleh beberapa orang ulama (basir balian).
Beberapa hari setelah lahir, seorang bayi mengalami penyembuhan tali pusar (puput). Waktu itu dilaksanakan upacara Maruah Awau, tanda seorang bayi sudah bisa dibawa keluar rumah dan dapat beradatasi dengan lingkungan. Upacara ini sekaligus bentuk pelepasan pantangan yang dilakukan oleh orangtua selama si bayi dalam kandungan. Pantangan dilakukan untuk menghindarkan bayi menderita cacat fisik atau mental. Syarat-syarat upacara Maruah Awau adalah hewan kurban (ayam dan babi), manik-manik (manas) untuk gelang bayi, tambak,behas tawur, sesajen dan lain-lain.
Upacara Nahunan adalah Upacara pemberian nama bayi atau anak - selain ungkapan syukur atas kondisi sehat ibu dan anak setelah proses kelahiran dan kesempatan membalas jasa kepada orang yang telah membantu proses persalinan. Nahunan berasal dari kata nahun yang berarti seorang bayi atau anak sudah mulai bertambah usia. Syarat-syarat upacara Nahunan adalah hewan kurban (ayam dan babi), manik-manik (manas), batang sawang,rotan, rabayang, tunas kelapa, tambak,behas tawur, sesajen, abu perapian, patung (hampatung) pasak, tanggul layah/tanggul dare, batu asah, dan lain-lain.
Masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah memiliki tradisi yang unik dalam proses melahirkan, yaitu posisi ibu ketika berbaring. Posisi tubuh ibu pada proses persalinan, yaitu tubuh miring, kepalanya dibagian atas dan kakinya di bagian bawah. ibu dibaringkan di suatu tempat yang disebut sangguhan. Petugas yang biasanya menolong ibu melahirkan biasanya bidan kampung atau dukun. Kelengkapan prose melahirkan berupa tempat ari-ari (kusak tabuni), pemotong tali pusar (sembilu), tempat bersalin (sangguhan manak), tempat pakaian (saak), tempat menyimpan air panas ( botol), parafin, tempat air untuk mencuci atau memandikan bayi (kandarah), dan lain-lain.
Masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah meyakini bahwa masa kehamilan memerlukan upacara khusus. Ritual tersebut dilakukan ketika seorang ibu positif hamil dan ketika usia kandungan berumur tiga bulan, tujuh bulan, dan sembilan bulan. Ritual untuk usia kandungan tiga bulan disebut Paleteng Kalangkang Sawang. Ritual ini bertujan agar ibu yang hamil tidak diganggu oleh roh jahat dari dalam air. Ritual usia kandungan tujuh bulan disebut Nyaki Ehet atau Nyaki Dirit. yang hakikatnya untuk memilih leluhur mana yang akan menyertai dan melindungi ibu dan anak yang dikandung. Kemudian, ritual pada usia kandungan sembilan bulan disebut Mangkang Kahang Badak, bertujuan agar bayinya tidak lahir prematur. Sebagai tanda permohonan agar persalinan berjalan normal, dipasanglah lilitan seperti stagen dari kuningan berisi manik-manik dan dilingkarkan di pinggang ibu. Syarat-syarat ritual untuk semua usia kandungan adalah hewan kurban (ayam dan babi) manik-manik untuk ehet, tambak, behas...
Balian adalah dukun pengobat di suku Dayak, dalam upacara pengobatan biasanya Balian menarikan tarian pengobatan untuk memanggil roh dewa dan leluhur. Aksesoris yang dipakai Balian dalam menari diantaranya adalah gelang Balian, gelang ini apabila dibunyikan dipercaya dapat memanggil roh-roh. Gelang balian disebut juga dengan gelang Hiyang (dewa), gelang ini dipakai para dukun Balian pada kedua pergelangan tangan, jumlah gelang yang dipakai menunjukkan tingkat kesaktian Balian tersebut, yang tertinggi memakai 3 buah gelang. Gelang ini terbuat dari bahan gangsa (perunggu), bentuknya bulat melingkar mirip seperti bentuk kue donat dan cukup berat. Gelang yang dipasang dipergelangan tangan masing-masing berpasangan atau lebih, sehingga apabila tangan dihentakkan atau digoyang maka akan terjadi benturan antara gelang-gelang tersebut dan menghasilkan suara yang sangat nyaring. Bunyi benturan dari gelang tersebut mengikuti hentakan irama musik pengiring tarian, dengan kata...
Olahan dari ketan memang bervariasi mulai ketan khas jawa , ketan bintul khas banten , lamang tapai khas Minang , Songkolo khas Makassar . Ada satu olahan ketan yang sangat gurih yakni Kenta khas Gunung Emas , Kalimantan Tengah. Kenta dibuat dengan menyangrai padi ketan, kemudian menumbuknya di dalam lesung kayu hingga berbentuk pipih. Makanan khas Suku Dayak ini dapat dimakan langsung setelah melalui proses penumbukan, namun rasanya akan sedikit lebih hambar. Supaya lebih nikmat dan lebih terasa kelezatan serta gurihnya, Kenta biasanya dicampurkan dengan parutan kelapa dan air kelapa muda lalu ditaburi sedikit gula pasir atau bisa juga diseduh dengan air panas dan diberi campuran susu. Selain rasanya gurih dan manis, tekstur Kenta yang kenyal membuat makanan ini semakin nikmat. Kenta termasuk makanan langka karena proses pembuatan yang cukup rumit. Pembuatan Kenta ini dilakukan minimal oleh lima orang dan memakan waktu satu hari penuh. Namun, proses pembu...