Perjuangan Indonesia untuk mendapatkan pengakuan dunia atas batik sebagai warisan budaya asli Indonesia tidak sia-sia. United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) DIPASTIKAN akan mengukuhkan tradisi batik sebagai salah satu budaya warisan dunia ASLI INDONESIA pada Oktober 2009 mendatang di Perancis. Demikian dikatakan oleh Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Tjetjep Suparman di Surakarta, Selasa (2/6/2009).“Butuh waktu tiga tahun untuk pengajuannya,” katanya. Sebelumnya, wayang dan keris juga telah mendapat pengakuan yang sama dari UNESCO beberapa waktu lalu. “Enam negara yang merupakan perwakilan dari UNESCO telah melakukan pengkajian terhadap budaya batik,” kata Tjetjep. Setelah melakukan kajian serta verifikasi selama tiga tahun, akhirnya terdapat pengakuan terhadap budaya batik sebagai budaya MILIK INDONESIA.“Penetapannya...
Permainan ini dilakukan anak-anak berusia 5 sampai 12 tahun, diikuti oleh 4 sampai 10 orang. Salah satu di antara mereka menjadi kucing dan yang lainnya bersembunyi, yang menjadi kucing harus mencari temannya yang bersembunyi. Permainan ini dapat melatih pancaindera, melatih keterampilan dan kecepatan bergerak, melatih rasa setia kawan dan saling tolong- menolong. Permainan ini masih digemari sampai sekarang.
Kanjeng Ratu Kidul [Ratna Suwinda] Tersebut dalam Babad Tanah Jawi (abad ke-19), seorang pangeran dari Kerajaan Pajajaran, Joko Suruh, bertemu dengan seorang pertapa yang memerintahkan agar dia menemukan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Karena sang pertapa adalah seorang wanita muda yang cantik, Joko Suruh pun jatuh cinta kepadanya. Tapi sang pertapa yang ternyata merupakan bibi dari Joko Suruh, bernama Ratna Suwida, menolak cintanya. Ketika muda, Ratna Suwida mengasingkan diri untuk bertapa di sebuah bukit. Kemudian ia pergi ke pantai selatan Jawa dan menjadi penguasa spiritual di sana. Ia berkata kepada pangeran, jika keturunan pangeran menjadi penguasa di kerajaan yang terletak di dekat Gunung Merapi, ia akan menikahi seluruh penguasa secara bergantian. Generasi selanjutnya, Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Ke-2, mengasingkan diri ke Pantai Selatan, untuk mengumpulkan seluruh energinya, dalam upaya mempersiapkan kampanye militer melawan kerajaa...
Alkisah pada jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda bernama Galoran. Ia termasuk orang yang disegani karena kekayaan dan pangkat orangtuanya. Namun Galoran sangatlah malas dan boros. Sehari-hari kerjanya hanya menghambur-hamburkan harta orangtuanya, bahkan pada waktu orang tuanya meninggal dunia ia semakin sering berfoya-foya. Karena itu lama kelamaan habislah harta orangtuanya. Walaupun demikian tidak membuat Galoran sadar juga, bahkan waktu dihabiskannya dengan hanya bermalas-malasan dan berjalan-jalan. Iba warga kampung melihatnya. Namun setiap kali ada yang menawarkan pekerjaan kepadanya, Galoran hanya makan dan tidur saja tanpa mau melakukan pekerjaan tersebut. Namun akhirnya galoran dipungut oleh seorang janda berkecukupan untuk dijadikan teman hidupnya. Hal ini membuat Galoran sangat senang ; “Pucuk dicinta ulam pun tiba”, demikian pikir Galoran. Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai menenun, namanya Jambea...
Tari Rampak Yakso merupakan tarian kolosal dari Dataran Tinggi Dieng yang menggambarkan peperangan Raden Gatotkaca yang dibantu kera putih melawan para raksasa dari Kerajaan Giling Wesi. Tarian kolosal ini selalu dipertontonkan dalam Dieng CUlture Festival yang digelar setiap satu tahun sekali.
Museum Kailasa menyimpan berbagai koleksi purbakala, etnografi, maupun diorama kehidupan masyarakat Dataran Tinggi Dieng. Dengan demikian, pengunjung bisa mempelajari sejarah Dieng yang tertata apik di sekeliling ruangan itu. Bahkan, pengunjung Museum Kailasa bisa menyaksikan film pendek yang menggambarkan kehidupan masyarakat Dataran Tinggi Dieng.
Gangsiran Aswatama merupakan situs sumur tua yang berada di tepi Jalan Raya Dieng-Batur, Banjarnegara, atau berdekatan dengan Kompleks Candi Arjuna. Konon, sumur tua ini merupakan terowongan yang dibuat oleh Raden Aswatama untuk membunuh Raden Parikesit. Sejumlah sumber menyebutkan bahwa sumur tua itu merupakan lubang pembuangan air pada zaman dahulu. Akan tetapi sumber lain menyebutkan bahwa lubang itu meruoakan sebuah sumur yang mengambil jalur air atau sungai bawah tanah pegunungan yang ujungnya muncul ke permukaan sebagai sumber mata air. Kendati demikian, apapun cerita di balik misteri Gangsiran Aswatama, keberadaan sumur tua itu menambah kekayaan sejarah yang layak dikunjungi saat berwisata di Dieng.
Kompleks Candi Arjuna berada di Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng dan merupakan salah satu objek wisata andalan Banjarnegara. Selain Candi Arjuna, di kompleks percandian ini juga terdapat Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Candi-candi di KWDT Dieng konon merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno di masa kejayaan Syailendra. Di Kompleks Candi Arjuna inilah setiap tahunnya digelar ritual ruwatan massal pemotongan rambut gimbal, sehingga menjadi agenda wisata tersendiri yang dikemas dalam gelaran "Dieng Culture Festival".
Salak nglumut yang banyak dibudidayakan di Kecamatan Madukara dan Sigaluh, Banjarnegara, memiliki rasa yang tidak kalah dengan salak pondoh dari Yogyakarta. Oleh karena itu, salak nglumut juga sering disebut sebagai salak pondoh Banjarnegara. Akan tetapi, ada juga pedagang yang "nakal" dengan memberi label salak pondoh Yogyakarta pada kemasan salak nglumut. Oleh tangan-tangan kreatif, salak nglumut pun diolah menjadi dodol, kerupuk, dan sirop. Dengan demikian, salak nglumut tidak hanya menjadi oleh-oleh khas Banjarnegara dalam bentuk buah segar, tetapi juga minuman dan makanan olahan.