Pada zaman dahulu hidup seorang ratu cantik bernama Putri Reno Pinang masak, ia terkenal karena kecantikan, kearifan dan kebijaksanaannya. Ia memerintah di suatu daerah yg bernama Limbungan. Dia emmenrintah rakyat sangatlah dengan bijak sehingga sangat harmonis keadaan di Kerajaan Limbungan. Disamping kesuksesannya, Putri Reno Pinang Masak memiliki 3 penghulubalang yang sangatlah hebat. Pada suatu hari kabar kecantikan dan kebijaksanaan putri Reno Pinang Masak terkenal sampai bumi Jawa di suatu kerajaan, akhirnya raja Jawa mengirim utusan untuk melamar Putri Reno Pinang Msak, tetapi Putri Reno Pinang Masak menolak dengan tegas, Raja Jawa pun murka Akhirnya Raja Jawa mengirim serangan ke Limbungan, pada serangan awal kerajaan limbungan bisa menahan, tetapi berkat kelicikan raja limbungan, akhirnya ditembus pertahanan kerjaaan Limbungan. Putri lari karena rasa bersalahnya. Akhirnya mayat putri ditemukan di suatu daerah dan akhirnya 3 huluba...
‘’TARI SKIN JAMBI’’ Tari skin merupakan tarian tradisional dari Jambi.Tarian ini adalah tarian tradisional yang terdapat di Desa Perentak Kecamatan Sungai Manau Kabupaten Merangin Propinsi Jambi.Disebut tari “ Skin ” karena pada tarian itu menggunakan suatu properti sejenis keris kecil yang disebut skin . Penggunaan skin sebagai property tari sangat erat kaitannya dengan cerita tari yang menggambarkan kepahlawanan perempuan di masa lampau dalam menghadapi musuh. Tari skin ini mengandung unsur lembut dan energik di dalam gerakannya,mulai dari bagian kaki hingga bagian badan atas selalu bergerak energik. Gerakan tari yang digunakan dalam tari skin ini diantaranya adalah langkah tigo,nujah,langkah tigo nikam,nikam gando,nikam dada. Tahun 1975,seniman bernama Nur Aini menata ulang tari skin ini.Dan memb...
Sungai Batanghari Jambi adalah sungai yang terpanjang di Pulau Sumatera. Kata batang hari artinya sungai. Namun,orang sudah biasa mengatakan Sungai Batang Hari. Bagian terpanjang Sungai Batang Hari dan muaranya memang terletak di Provinsi Jambi,tetapi sebagian kecil bagian hulunya di Provinsi Sumatera Barat. Pada zaman dahulu,ketika penduduk Negeri Jambi sudah mulai banyak dan mereka memerlukan seorang raja yang bisa memimpin mereka,menyatukan negeri-negeri kecil supaya menjadi satu negeri yang besar,mereka mengadakan sayembara. Barang siapa yang ingin menjadi Raja Negeri Jambi,harus sanggup menjalani ujian,yaitu dibakar dengan api yang menyala berkobar-kobar,direndam dalam sungai selama tiga hari,dan digiling dengan kilang besi yang besar. Penduduk setempat tidak ada yang sanggup menjalani ujian itu. Tokoh-tokoh terkemuka dari desa Tujuh Kuto,Sembilan Kuto,Batin Duo Belas,semuanya menyerah pada ujian keempat,yaitu digiling dengan ki...
Alkisah pada zaman dahulu, di sebuah hutan belantara, berdiri Kerajaan Pamuncak Tiga Kaum. Kerajaan itu diperintah oleh tiga bersaudara, yaitu Pamuncak Rencong Talang, Pamuncak Tanjung Seri, dan Pamuncak Koto Tapus. Dikisahkan pada suatu waktu, hasil panen rakyat di wilayah kekuasaan Pamuncak Rencong Talang sangat melimpah. Pamuncak Rencong Talang pun ingin mengadakan pesta panen dengan mengundang kedua kerabatnya, Pamuncak Tanjung Seri dan Pamuncak Kota Tapus. Namun karena berhalangan hadir, maka Pamuncak Tanjung Seri mengutus istri dan kedua anaknya. Pesta panen berlangsung selama 3 hari 3 malam lamanya. Pesta yang diadakan pun dikisahkan sangat meriah. Alkisah, pada malam ketiga itu, hadirlah anak dara dari Pamuncak Tanjung Seri yang sangat cantik dan menjadi incara para pemuda di pesta itu. Tak terasa hari sudah larut dan ayam jantan telah berkokok berkali-kali. Akhirnya ibu gadis ini men...
ASAL USUL TARI RANTAK KUDO Salah satu daerah yang tentu saja memiliki kebudayaan yang sangat beragam adalah Kerinci. Daerah ini merupakan kabupaten yang terletak di Provinsi Jambi. Jambi berada di pulau Sumatra. Di antara keberanekaragamannya kebudayaan di Kerinci tentu saja yang paling mencirikhaskan alam Kerinci adalah tari Rantak Kudo. Tari Rantak Kudo merupakan tarian yang dapat ditarikan bersama-sama, sekaligus menjadi pemersatu masyarakat Kerinci. Tarian ini sangat terkenal, dan dinikmati semua kalangan. Tari Rantak Kudo disebut begitu karena gerakannya yang menghentak-hentak seperti kuda, tarian ini dilakukan untuk merayakan hasil panen pertanian di daerah Kerinci dan dilangsungkan berhari-hari tanpa henti. Tarian rantak kudo pada mulanya dipersembahkan untuk merayakan hasil panen pertanian di daerah Kerinci yang secara umum adalah beras (padi) dan dilangsungkan berhari-hari tanpa henti. Kadang bila dilanda musim kemarau yang panjang, masya...
Lagu Daerah Jambi Batik Jambi Judul lagu : Batik Jambi Pencipta Lagu : Yahya AB Malam lah iko malam bainai sayang Esok luso kanti besanding Mano lah kain nan kan di pakai Kain nan lamo idak sebanding Apolah pulak idak sebanding sayang Pakaian lamo tu elok jugo Tekabar kanti duduk besanding Kito di rumah jangan belago Cubo la tengok tetanggo bang Kain nyo elok bebungo-bungo Dak bosan mato memandang Kain besulam benang berado Oooii...kalulah itu nan adik katokan Rasonyo abang dak salah lagi Kain tenamo tenunan seberang Itulah dio si batik Jambi Buah keduduk buah belimbing.... Sayang Jangan di petik di pagi hari Nengok penganten duduk besanding Kito beduo be batik jambi Lirik dari lagu Batik Jambi diatas mengandung banyak makna. Adapun maknanya yaitu kedua suami istri yang bertengkar karena bingung harus mengenakan pakaian apa saat menghadiri pernikahan dalam adat Jambi. Hingga akhirnya diputuskanlah untuk mengenakan kain te...
Masjid Agung Al-Falah merupakan masjid terbesar di Provinsi Jambi dan menjadi kebanggaan masyarakat setempat. Masjid ini juga dikenal dengan sebutan Masjid Seribu Tiang dikarenakan bangunan masjid ini yang unik. Masjid ini tidak memiliki sekat, jendela, dan pintu serta dipenuhi dengan tiang-tiang sehingga memudahkan sirkulasi udara dan cahaya masuk ke dalam masjid. Meskipun disebut sebagai Masjid Seribu Tiang, masjid ini hanya memiliki 256 tiang saja. Masjid Agung Al-Falah dibuat selama 9 tahun, yaitu pada tahun 1971 sampai dengan 1980. Masjid yang beralamat di Jalan Sultan Thaha No.60, Legok, Telanaipura ini dapat menampung sampai dengan 10.000 jamaah. Sejarah Pada tahun 1858, Saat terpilih menjadi sultan di kesultanan Jambi, Sultan Thaha Syaifudin membatalkan semua perjanjian yang dibuat Belanda dengan mendiang ayahandanya, karena perjanjian tersebut sangat merugikan kesultanan Jambi. Saat itu, Balanda sangat marah dan mengancam akan menyerang Istana. Namun...
Lomba Biduak atau Pacu Biduk adalah lomba balap perahu yang rutin diselenggarakan oleh masyarakat Sarolangun setiap tahunnya. Lomba ini dilaksanakan setiap hari raya Idulfitri maupun Iduladha. Peserta mengayuh perahu di sepanjang Sungai Batang Tembesi dan berakhir di Jembatan Beatrix. Uniknya, perahu dinaiki oleh 10-13 orang sekaligus. Peserta merupakan orang dewasa dengan rentang usia 19 tahun hingga 30 tahun. Perlombaan dilaksanakan selama 3 hari. Hari pertama merupakan babak penyisihan. Jumlah tim pada babak ini biasanya berkisar antara 40-50 tim. Hari kedua merupakan babak semifinal serta hari ketiga merupakan babak final. Tim yang mencapai finish duluanlah yang menjadi juara. Hadiah yang diperebutkan adalah Piala Gubernur Jambi. Untuk pendanaan, berasal dari swadaya masyarakat dan APBD Sarolangun. Selain untuk memeriahkan hari raya dan melestarikan tradisi, perlombaan ini dapat dijadikan wadah untuk mengembangkan potensi pemuda agar dap...
Upacara Lingkaran Hidup Manusia Upacara ini mulai dilaksanakan dari kelahiran manusia sampai dengan masa kematian. Tiap tahapan hidup ini diadakan upacara adat yang berbeda. Sacara umum penyelenggaraan upacara adat ini terbagi atas upacara masa kehamilan, kelahiran, dewasa, perkawinan, dan masa kematian. Pada masa kehamilan ada upacara Menuak/ Nuak . Upacara ini dilaksanakan saat usia kehamilan mencapai tujuh bulan. Upacara Menuak merupakan bentuk pemberitahuan resmi keluarga kepada dukun agar pada saat melahirkan dukun siap memberi pertolongan. Saat kelahiran tiba, dukun segera membantu kelahiran. Dukun wanita menyambut kelahiran bayi, sedangkan dukun pria di balik pembatas membaca mantra agar proses melahirkan berjalan lancar. Upacara ini disebut Menyambut . Tujuh hari kemudian diadakan upacara Mandi Kayik yaitu upacara memandikan bayi ke sungai. Pada saat bersamaan dilaksanakan upacara pemberian nama. ...