Karih, Minangkabau Masyarakat Minangkabau memiliki senjata tradisional yang di sebut dengan Karih. Karih ini menyerupai keris atau belati namun dengan uiran yang indah pada bagian gagang dan sarung karih tersebut. Keris ini di letakkan di depan. Senjata lain yang juga di gunakan oleh masyarakat Minangkabau adalah tombak, landing atau golok, parit atau tombak yang berujung tiga, pedang panjang, dan sumpitan. Senjata senjata tersebut di gunakan oleh para raja Minangkabau sebagai perlindungan dirinya. Nah itu dia sedikit penjelasan mengenai senjata senjata tradisional yang di gunakan oleh masyarakat Indonesia. Arena Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan adat dan budaya, maka kita berkewajiban untuk menjaga dan melestarikan adat dan budaya tersebut. Semoga dengan artikel ini, bisa menambah pengetahuan teman teman seputar adat dan budaya Indonesia khususnya di bagian senjata tradisional dan juga bisa menambah kecintaan kita terhadap negeri ini. Terima...
Talepong adalah sebutan untuk alat musik tradisional yang berasal dari Sumatera Barat. Alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul ini biasanya terbuat dari kuningan. Akan tetapi ada alat musik talepong yang unik dan menarik didaerah Talau Anau, Payakumbuh. Alat musik talepong yang berbunyi nyaring dari perunggu, bisa digantikan dengan batu!! Wah.. jadi penasaran nich, ko bisa batu berbunyi nyaring seperti halnya talepong kuningan. Unik sekali talepong batu Talang Anau Payakumbuh ini ya Sobat. Walaupun terbuat dari batu, akan tetapi bunyi yang dihasilkan sama nyaringnya dengan talepong yang terbuat dari kuningan. Yang membedakan talepong batu ini adalah bentuknya. Sesuai dengan bahan pembuatannya, talepong batu Talau Anau Payakumbuh bentuknya tidak beraturan, sesuai dengan bentuk batu alam yang asli. Talempong Batu ini di jumpai dalam satu bangunan di halaman Balai Adat Nagari Talang Anau , jumlah talempong batu ini ada 6 (enam) buah...
Benteng ini terletak di kota bukit tinggi. Zaman dulu juga bukittinggi di kenal dengan sebutan fort den cock. Benteng ini didirikan pada tahun 1825 oleh Kapten Bauer di atas Bukit Jirek Negeri, Bukit Tinggi. Sebagai antisipasi terhadap serangan rakyat pada masa perang paderi. Hingga saat ini, Benteng Fort de Kock masih menjadi saksi bisu angkuhnya penjajahan Belanda pada saat itu untuk berkuasa atas Minangkabau dan sisa-sisa keangkuhannya masih tersirat dalam bangunan setinggi 20 meter dengan warna cat putih dan hijau ini. Saat ini, Kawasan sekitar benteng sudah diubah oleh pemerintah Bukittinggi menjadi sebuah taman dengan banyak pepohonan rindang dan mainan anak-anak.Benteng ini berada di lokasi yang sama dengan Kebun Binatang Bukittinggi dan Museum Rumah Adat Baanjuang.
Istana ini merupakan salah satu peninggalan sejarah yang wajib di kunjungi. istana ini terletak di kecamatan Tanjung emas, kota Batusangkar,kabupaten Tanah Datar , Komplek Istano Basa Pagaruyung yang mulai dibangun pada tanggal 27 Desember 1976 ini adalah nama tempat tinggal keluarga kerajaan Minangkabau yang sekaligus menjadi Pusat Kerajaan Minangkabau pada masanya, konstruksi bangunannya berbeda dengan rumah tempat tinggal rakyat. Pada tahun 2007 Istana ini terbakar karena tersambar petir Istano Basa mengalami kebakaran hebat akibat petir yang menyambar di puncak istana. . Akibatnya, bangunan tiga tingkat ini hangus terbakar. Ikut terbakar juga sebagian dokumen, serta kain-kain hiasan. Diperkirakan hanya sekitar 15 persen barang-barang berharga yang selamat. Barang-barang yang lolos dari kebakaran tersebut sekarang disimpan di Balai Benda Purbakala Kabupaten Tanah Datar. Harta pusaka Kerajaan Pagaruyung sendiri disimpan di Istano Si Lindung Bulan, 2 kilometer dari Istano B...
Balai Saruang adalah sebuah tempat bersidang yang didirikan di Pariangan. Di Balai Saruang inilah segala sesuatu dimusyawarahkan. Kemudian didirikan juga Balai Nan Panjang , Balai Pasujian , dan Balai Kaciak . Balai Saruang hanya terdiri dari satu ruang, sedangkan Balai Nan Panjang terdiri dari 17 ruang. Di sinilah tempat Sri Maharaja Diraja dan orang orang besarnya memerintah waktu itu. Bangunan ini merupakan peninggalan Kerajaan Pasumayan Koto Batu. Kerajaan Pasumayan Koto Batu adalah kerajaan tradisional yang pertama berdiri di wilayah Minangkabau. Kerajaan ini mempunyai pusat pemerintahan di wilayah sekitar lereng Gunung Marapi yang kemudian dikenal dengan nama Pariangan dan Padang Panjang. Sedangkan wilayah kekuasaan kerajaan Pasumayan Koto Batu hanya disebutkan dalam Tambo secara kiasan tanpa dapat dijelaskan di mana sebenarnya nama-nama yang disebutkan. https:/...
Fort de Kock adalah benteng peninggalan Belanda yang berdiri di Kota Bukittinggi , Sumatera Barat, Indonesia. Benteng ini didirikan oleh Kapten Bouer pada tahun 1825 pada masa Baron Hendrik Merkus de Kock sewaktu menjadi komandan Der Troepen dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda, karena itulah benteng ini terkenal dengan nama Benteng Fort De Kock. Benteng yang terletak di atas Bukit Jirek ini digunakan oleh Tentara Belanda sebagai kubu pertahanan dari gempuran rakyat Minangkabau terutama sejak meletusnya Perang Paderi pada tahun 1821-1837. Di sekitar benteng masih terdapat meriam-meriam kuno periode abad ke 19. Pada tahun-tahun selanjutnya, di sekitar benteng ini tumbuh sebuah kota yang juga bernama Fort de Kock, kini Bukittinggi. https://semuatentangprovinsi.blogspot.com/2017/04/peninggalan-sejarah-provinsi-sumatera-barat.html
Prasasti Kuburajo (juga disebut Prasasti Kuburajo I atau Prasasti Koeboer Radja) ditemukan di daerah Kuburajo 0,463309°LS 100,578461°BT, Limo Kaum, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada tahun 1877 dan didaftarkan oleh N.J. Krom dalam "Inventaris der Oudheden in de Padangsche Bovenlanden" (OV 1912:41). Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sanskerta, yang terdiri atas 16 baris tulisan. Prasasti ini merupakan salah satu dari sekian banyak prasasti yang ditinggalkan oleh Adityawarman. Adityawarman merupakan pelanjut dari Dinasti Mauli penguasa pada Kerajaan Melayu yang sebelumnya beribu kota di Dharmasraya, dan dari manuskrip pengukuhannya ia menjadi penguasa di Malayapura Swarnnabhumi atau Kanakamedini pada tahun 1347 dengan gelar Maharajadiraja SrÄ«mat SrÄ« UdayÄdityawarma PratÄpaparÄkrama RÄjendra MaulimÄli Warmadewa, dan di kemudian hari ibu kota dari kerajaan ini pindah ke daerah pedalama...
Batik Minangkabau dikenal dengan motif sicam, siku-suku barag, pucuk rebung, dan kalauk paku. Terdapat juga motif tradisionalnya yaitu berupa burung hong dan kuda laut. Sumber : https://fnrbatik.com/motif-batik/
Prasasti Suruaso merupakan salah satu dari prasasti yang ditinggalkan oleh Adityawarman.Prasasti ini juga dinamakan dengan Prasasti Batu Bapahek. Prasasti ini dinamakan Prasasti Suruaso karena pada manuskripnya tersebut kata Sri Surawasa yang merupakan asal kata dari nama nagari Suruaso di (wilayah Kabupaten Tanah Datar sekarang). Kira-kira 1 km dari Suruaso terdapat sebuah pengairan menembus bukit yang dipahat, jaraknya hanya sekitar 2 meter dari tepi Batang Selo, dan pada bahagian kiri dan kanan saluran irigasi ini terdapat prasasti, dan salah satunya adalah prasasti ini. Prasasti ini menggunakan aksara Melayu dan sebuah lagi menggunakan aksara Nagari (Tamil). Pembangunan saluran irigasi ini dapat menunjukan kepedulian Adityawarman untuk peningkatan taraf perekonomian masyarakatnya dengan tidak bergantung dengan hasil hutan dan tambang saja. Saat ini, prasasti masih berada di lokasi penemuannya (in situ) dan telah diberi atap tradisional Minangkabau sebagai pelindun...