Kain tenun di Sulawesi Tenggara terkenal dengan motif Tolaki. Tenun Tolaki merupakan primadona kain tenun khas Sulawesi Tenggara. Hingga saat ini tradisi menenun masih berkembang karena kecintaan masyarakatnya terhadap kain tradisional tersebut. Salah satu trik dalam mempertahankan kebudayaan kain tolaki ini adalah dengan menciptakan mitos. Mereka selalu menjadikan kain tenun sebagai pakaian kebesaran dalam setiap pesta adat di lingkungan masyarakat tolaki. Mereka berkeyakinan, jika dalam upacara adat tidak menggunakan kain tenun tolaki, maka akan terasa ada yang sangat kurang. Motif yang cukup terkenal di masyarakat tolaki adalah ragam hias mua. Motif ini biasanya menggunakan warna jingga muda, kelabu, biru laut, kuning susu, hijau lumut, dan merah samar. Selain itu digunakan juga benang emas yang membentuk motif garis halus dan kesan bunga kecil. Kain tenun bercorak biasa disebut sebagai kain coraj hujan panas karena adanya kesan berkilat yang disebabkan adanya benang ema...
Alat musik ini dibuat dari kayu, tanah liat, rotan dan pelepah sagu. Kanda wuta dimainkan selama tiga malam berturut-turut. Malam pertama terbit empas bulan di langit (Melamba); malam kedua terbit lima belas bulan di langit (Mata Omehe); malam ketiga terbit enam belas bulan di langit (Tombara Omehe). Alat musik ini untuk mengiringi khusus tarian lulo ngganda setelah panen. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-sulawesi-tenggara/
Baasi adalah eperangkat alat musik bambu (10 buah). Terbuat dari bambu dan rotan. Alat ini dimainkan untuk mengiringi lagu daerah dan nusantara pada waktu pertunjukkan. Sepuluh buah bambu uang dimiliki Baasi mempunyai panjang yang berbeda-beda dengan setiap lubang pada bagian pangkalnya, agar bisa mengeluarkan bunyi nada yang berbeda-beda pula. Seringnya Baasi digunakan sebagai pengiring tarian atau nyanyian lagu-lagu daerah itu. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-sulawesi-tenggara/
Alat musik ini terbuat dari kayu dan senar. Alat musik ini dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu daerah dalam bentuk pantun.
Alat musik ini terbuat dari kayu dan senar. Alat musik ini dimainkan untuk mengiringi tarian dan lagu-lagu daerah.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Alat musik ini dimainkan sebagai melodi dalam kolaborasi musik bambu.
Alat musik ini terbuat dari bambu dan rotan. Alat musik ini biasanya dimainkan oleh kaum wanita (gadis) mengungkapkan perasaan hatinya terhadap seorang pria. Jika dilihat bentuknya, ada sebuah kayu kecil di antara dawai dan badannya. Ore-Ore Nggae mempunyai bentuk layaknya gendang yang ukurannya mini . Untuk menggunakannya memakai 2 tangan dan posisi memainkannya dengan duduk dan posisi alat musik di miringkan. tangan kanan dipakai untuk menepak dan memetik, sedangkan untuk tangan kiri untuk membuka dan menutup lubang tempat suara keluar. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-sulawesi-tenggara/
Alat musik ini terbuat dari bambu dan rotan. Alat musik ini dimainkan oleh kaum wanita sebagai sarana hiburan setelah selesai membuat tenunan atau saat mereka kerja dengan tujuan sebagai hiburan agar tidak jenuh. Alat musik tradisional daerah Sulawesi Tenggara ini dipercaya pada zaman Neolitikum, berukuran sekitar 40 – 45 cm. M ajunya zaman mengakibatkan alat musik suku Tolaki pada saat di gua ini tergantikan dengan alat musik modern. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-sulawesi-tenggara/
Toba merupakan perlengakapan makan sirih yang terbuat dari kayu, yang digunakan untuk menyimpan bahan-bahan ramuan makan sirih di kalangan masyarakat Muna