Tari Cakalele adalah tarian tradisional sejenis tarian perang yang berasal dari daerah Maluku Utara. Tarian ini umumnya ditarikan oleh pria namun terkadang juga ditarikan oleh sebagian kecil kaum wanita sebagai pengiring suasana. Tarian ini seringkali dibawakan sebelum pergi berperang sebagai penyemangat para pasukan perang. Namun seiring berjalannya waktu pada saat ini tarian ini dibawakan pada kegiatan upacara adat masyarakat disana. Bagi masyarakat maluku, tarian ini merupakan wujud apresiasi dan penghormatan masyarakat terhadap para leluhur atau nenek moyang mereka.Tarian ini juga menggambarkan jiwa masyarakat maluku yang pemberani dan tangguh. Hal tersebut dapat dilihat dari pedang yang dibawa saat menari tarian cakalele dan ekspresi mereka ketika menarikannya. Dalam tarian cakalele biasanya diiringi oleh alat musik diantaranya tifa, gong dan bia ( semacam keong yang ditiup). Irama yang dihasilkan dari harmonisasi alat musik ini merupakan irama yang bertempo cepat dan meningkatk...
Cakalele adalah tarian perang tradisional Maluku yang digunakan untuk menyambut tamu ataupun dalam perayaan adat. Biasanya, tarian ini dibawakan oleh 30 pria dan wanita. Tarian ini dilakukan secara berpasangan dengan iringan musik drum, flute, bia (sejenis musik tiup). Para penari pria biasanya mengenakan parang dan salawaku (perisai) sedangkan penari wanita menggunakan lenso (sapu tangan). Penari pria mengenakan kostum yang didominasi warna merah dan kuning, serta memakai penutup kepala aluminum yang disisipi dengan bulu putih. Kostum celana merah pada penari pria melambangkan kepahlawanan, keberanian, dan patriotisme rakyat Maluku. Pedang atau parang pada tangan kanan penari melambangkan martabat penduduk Maluku yang harus dijaga sampai mati, sedangkan perisai dan teriakan keras para penari melambangkan gerakan protes melawan sistem pemerintahan &nbs...
Tarian ini mengangkat upacara panen lola ke dalam bentuk pertunjukan. Lolyana sendiri adalah kata umum yang dipakai untuk pekerjaan untuk mengumpulkan salah satu hasil laut, lola. Panen lola ini dilaksanakan setelah sasi lola dibuka secara resmi oleh ketua agama dan pemangku adat setempat. Di daerah Maluku, sasi dikenal sebagai salah satu pranata adat yang diartikan sebagai larangan atau pantangan untuk mengumpulkan hasil alam, baik hasil alam maupun hasil laut, sampai batas waktu yang telah disepakati bersama oleh seluruh masyarakat desa. Fungsinya adalah sebagai alat kontrol untuk mengatur dan menjaga kelangsungan dan kelestarian sumber daya alam dari keserakahan manusia. Proses panen lola diawali dengan pesta rakyat mengelilingi api unggun sejak malam hari hingga subuh. Upacara itu dilanjutkan syukuran dan doa kepada Yang Maha Kuasa demi keberhasilan panen yang akan dilaksanakan. Menjelang terbitnya matahari, panen dilakukan secara gotong royong oleh kaum pria dan wanita. Pro...
ama halnya dengan kebudayaan suku asmat di papua yang memiliki ritual adat tersendiri, suku aru juga memiliki salah satu seni pertunjukan dan ritual upacara ada yang paling dikenal dari suku aru yakni tambaroro. Kesenian adat tambaroro merupakan sebuah seni pertunjukan yang didalamnya berisikan nyanyian, tari tarian, dan bermain alat musik. Kegiatan ini biasanya dilangsungkan untuk acara penyambutan tamu, peresmian acara adat dan belang (perahu adat), dan acara ritual adat lainnya. Kesenian adat tambaroro ini akan dilaksanakan selama tiga malam berturut turut. Masyarakat desa longgar dan hampir di desa desa adat suku aru lainnya, selalu membuat sebuah tempat khusus yang diperuntukkan untuk mengelar acara Tambaroro yang disebut senalar. Senalar terdiri dari 5 susunan kayu yang dibuat memanjang sebagai tempat duduk bagi para pemain musik dan penyanyi. Dalam prosesnya, para lelaki dan perempuan akan menari dan bernyanyi serta diiringi oleh alunan musik traditional. Penari wanita akan...
Tari Gumatere Yang kedua adalah Tari Gumatre yang merupakan tarian tradisional rakyat Morotai. Tarian ini dimaksudkan untuk meminta petunjuk terhadap suatu persoalan maupun fenomena alam yang sedang terjadi. Pada pertunjukkannya, tarian tradisional Maluku ini biasanya akan dibawakan oleh sekitar 30 orang penari pria dan wanita. Penari pria memakai tombak dan pedang sebagai propertinya, sedangkan penari perempuannya memakai Lenso. Apa keunikan dari tari Gumatere? Hal yang unik pada tarian ini yaitu salah seorang penari akan memakai kain berwarna hitam, nyiru, serta lilin untuk ritual meminta petunjuk atas suatu kejadian. Seperti kenal nuansa mistis gitu ya. https://www.silontong.com/2018/09/06/tarian-adat-tradisional-daerah-maluku/
Tari Dengedenge Pada tarian yang ketiga ini bernama Tari Dengedenge. Sebuah tarian merupakan tarian pergaulan berasal dari Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Dimainkan secara berkelompok, dalam pertunjukannya, para penari tersebut akan diiringi oleh nyanyian-nyanyian yang berupa syair pantun dan mempunyai makna cinta dan harapan dimasa depan. Tidak jarang Tari Dengedenge ini diakhiri dengan sebuah kesepakatan untuk menikah diantara si penari wanita dan pria. Nyanyian pengiring ini biasanya dibawakan dengan cara saling berbalas-balasan. https://www.silontong.com/2018/09/06/tarian-adat-tradisional-daerah-maluku/
Tari Tide Tide Tarian Tide Tide khas Maluku yang keempat ini adalah tarian tradisional yang berasal dari Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Pada pertunjukannya, tarian ini biasanya ditarikan secara berpasangan oleh penari pria dan wanita dipentas pertujukan suatu acara yang dihadiri banyak penonton dari masyarakat setempat. Berdasarkan sejarah, Tari Tide Tide dahulunya merupakan tarian pergaulan masyarakat yang ditarikan oleh para pemuda-pemudi di Halmahera Utara. Kapan tarian Tide Tide ini dipertontonkan? Tarian ini biasanya ditampilkan disaat pesta adat atau acara yang bersifat hiburan lainnya. Bisa dilakukan sebulan sekali atau sesuatu dengan jadwal acara yang ada. Tari Tide Tide juga dapat dimaknai sebagai romantisme dan keharmonisan para pemuda-pemudi di Halmahera Utara. https://www.silontong.com/2018/09/06/tarian-adat-tradisional-daerah-maluku/
Sumber :Arsip.Dok.Monumen Kota Ambon (ttps://2.bp.blogspot.com/) Martha Christina Tiahahu merupakan salah satu pahlawan perempuan yang ada di Indonesia. Pahlawan yang berasal dari Maluku ini merupakan salah satu pahlawan yang sangat berani meskipun usianya masih sangat muda yaitu 17 tahun. Konon dulu dalam pertempuran melawan Belanda, Martha Christina Tiahahu yang masih muda melemparkan batu kepada tentara Belanda ketika pasukannya kehabisan Amunisi. Karena keberanian besarnya dalam melawan senjata api hanya dengan batu, masyarakat Maluku menyebutnya seorang wanita Kabaressi (Berani). Untuk mengenang keberanian dan jasanya tersebut, pemerintahan Provinsi Maluku membuatkan sebuah monumen. Monumen Martha Christina Tiahahu berada di depan kantor DPRD Provinsi Maluku, posisinya yang berada diatas bukit membuat monument ini bisa dilihat di Kota Ambon Maluku. Selain Monumen Martha Christina Tiahahu, landmark yang berada di Provinsi Maluku Utara lainnya adalah Patung K...
Baju Cele Baju Cele atau kain salele merupakan pakaian tradisional Maluku yang paling terkenal. Meski terkesan sederhana dan cukup mudah untuk dikenakan atau dipakai , tapi pakaian adat Maluku ini mempunyai nilai filosofis dan estetis yang tinggi. Salah satu ciri khas pakaian adat Maluku yang bernama baju Cele adalah warnanya yang merah terang dengan motif bergaris perak ataupun emas yang geometris. Baju ini juga terbuat dari bahan kain yang tebal tapi masih nyaman ketika dipakai. Untuk baju adat Cele khusus laki-laki bagian atas memakai kemeja sebagai dalaman dan ditutupi baju Cele yang mirip seperti kemeja. Sedangkan bagian bawah memakai celana bahan berwarna putih ataupun hitam. Dan baju adat khusus wanita biasanya baju Cele akan dikenakan bersama dengan kebaya yang memiliki warna sama. Selain kebaya, baju cele ini juga sering dipakai bersama kain sarung yang ditenun. https://www.silontong.com/2018/08/02/pakaian-adat-maluku/